"You see, aku tidak pernah mau berinvestasi kepada sesuatu yang timbal baliknya tidak memuaskan. Membayar biaya operasi ayahmu dan yang aku dapatkan kembali hanyalah uang dengan nominal serupa dengan jangka waktu yang sangat tidak jelas." "Sangat tidak menarik, Kavita." Kedua tangan Kavita semakin terkepal erat dan dengan air mata yang rasanya terus saja mendesak untuk keluar, ia bertanya, "Silahkan Bapak tetapkan bunga yang harus saya bayar. Meski saya harus kerja dari pagi sampai pagi lagi, saya akan melakoninya, Pak. Asal Bapak mau membantu saya." Zane menyeringai kecil. "Bunga? Aku punya banyak uang, Kavita. Bunga yang jumlahnya tidak seberapa dari hutangmu, aku tidak butuh." "Lalu apa? Bapak menginginkan apa dari saya?" Zane tersenyum puas dalam hati tatkala akhirnya ia mendengar kalimat yang diinginkannya. Pertanyaan yang bisa membuatnya memiliki perempuan di depannya, memilliki obsessinya.