Insecurity bukan hanya tentang kita yang mudah tidak percaya diri. Bukan hanya tentang kita yang melihat sesuatu lalu berpikir : Oh tidak! Aku tidak akan bisa lebih baik dari mereka. Tidak. Insecurity bisa menjadi lebih dari apa yang kita pikirkan. Sebagian orang beranggapan bahwa insecurity hanyalah ketakutan manusia yang terkecil dalam hatinya. Ketakutan akan tidak dilirik, tidak dihargai, tidak mendapat apresiasi, atau bahkan dicemooh seolah kita tidak memiliki harga diri. Semua berpatok pada garis opini. Sebagian lainnya bisa menganggap insecurity seperti teman. Teman intropeksi dikala melihat seseorang melakukan hal yang lebih baik dari kita, teman berkaca dikala kita berbuat kesalahan agar mau memperbaikinya, juga teman paling supportif yang selalu mengalirkan motivasi dalam hati dan pikiran. Tidakkah semua bergantung pada bagaimana presepsi kita? Bagaimana presepsi kita tentang insecurity selama ini? Apakah lebih condong kearah negatif? Menyalahkan diri sampai berpikir ingin mati bunuh diri? Atau kita bisa mengelola insecurity menjadi bahan evaluasi agar tidak terlalu menyakiti diri lagi? Cerita ini berkisah tentang 'aku' dan rasa insecure ku. Tak perlu mampir jika kamu tak mau, tak perlu membaca jika ingin mencela, tak perlu singgah jika hanya ingin menyanggah. Cukup hiduplah masing-masing karena sebelum ini, kita juga sudah sangat asing.
10 parts