AL|19

13.9K 1.5K 270
                                    

Selamat hari natal buat yang merayakan ❤

Makasih karna udah antusias banget nungguin AL update, aku senang heheh

Jangan lupa buat share cerita ini ke teman kalian ya ❤❤❤


Absen dulu, readersnya AL dari kota mana aja?

Cinta itu ada
~ Kita yang rahasia ~


"Gue saranin, mending lo minta maaf deh Yer!" Dandi berujar harap-harap cemas.

Semenjak kedatangan Aletta ke dalam kelas, gadis itu sama sekali tidak mengeluarkan suara. Raut wajahnya sangat datar membuat mereka tidak bisa menebak apa yang dipikirkannya.

Yeremi melotot. "Heh! Kalo gue dimakan gimana? Lo mau tanggung jawab?"

"Cih!" Rafael berdecih. Baru tau kalo ada cowok kayak lo di bumi ini! Minta maaf sana!" suruhnya namun Yeremi masih enggan untuk beranjak.

Dandi menggelengkan kepalanya heran, ia beranjak dari duduknya. Decitan kursinya membuat seisi kelas menatapnya penasaran terlebih lagi cowok itu berjalan dengan langkah santainya.

"Ekhem ...." Dandi berdehem dengan jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya saat berhenti tepat di meja Aletta sementara gadis itu mengabaikannya, tatapannya terus tertuju pada buku paket yang berada di mejanya.

"Letta ...." panggil Dandi namun Aletta tidak melirik sama sekali, keadaan kelas hening karena fokus menatap Aletta dan Dandi.

Merasa tidak digubris, Dandi menoleh pada Caca yang juga tengah menatapnya. "Cacayang ... kamu pindah dulu, aku mau bicara sama Aletta."

"CIE ...." Sorak satu kelas yang menyaksikan Dandi yang tengah mengedip genit pada Caca.

"Boleh?"

Caca mengerjap lalu mengangguk cepat, ia beranjak lalu duduk di samping Asilla yang berada di pojok ruangan. Sepertinya gadis itu sudah menyerah membujuk Aletta.

"Letta ... gue perwakilan dari kelas kita minta maaf sama lo. Kita tau ini keterlaluan, tapi sumpah!" Dandi mengangkat kedua tangannya. "Kita-kita gak tau kalo lo serius ...."

Aletta diam.

"Ayolah ... masa udah gede masih ngambek-ngambekan?"

Aletta tidak menyahut.

Dandi mengembuskan napasnya kasar. Ini memang murni kesalahan mereka, entah apa yang terjadi kalau Aldo tidak datang tepat waktu. Tapi ... lebih baik Aletta marah-marah seperti yang biasa dilakukan gadis itu kalau sedang marah karena saat diam seperti ini, mereka menemukan sisi lain dari gadis itu.

"Le?"

"Jangan panggil gue Le!" sentak Aletta berapi-api. Bola mata gadis itu berkaca-kaca membuat satu kelas semakin merasa bersalah. "Makasih buat candaan kalian! Hahaha lucu banget sumpah!" Gadis itu tertawa garing.

"Aletta!" sentak Caca karena tidak suka melihat Aletta membentak Dandi.

Dandi mengalihkan tatapannya pada Caca yang tengah berdiri di sisi meja. Menyuruh gadis itu untuk diam.

Aletta memalingkan wajahnya, kini menatap tembok ."Gue mau sendiri ...."

Tentu saja kejadian kemarin masih terus berputar di kepalanya. Ia hampir kehilangan nyawanya ... hanya karena sebuah lelucon yang bahkan tidak ada lucu-lucunya sama sekali.

"Letta, kita selesaiin baik-baik ... bentar lagi kita udah mau lulus." Dandi berujar dengan penuh kesabaran. Tersenyum sinis pada Yeremi yang hanya menyaksikannya dari kejauhan.

ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang