AL|16

15.6K 1.5K 208
                                    

"Pagi Pacar!"


Aletta terkekeh geli mendengar penuturannya sendiri. Gadis itu menyembulkan kepalanya ke dalam kamar namun tidak menemukan sosok Aldo. Masih dengan senyuman manisnya, ia memutar kenop pintu kamar mandi dan disuguhkan dengan pemandangan Aldo yang tengah mengancingi seragamnya.

"Butuh bantuan Pacar?!"

Aldo tidak menggubris. Cowok itu malah memalingkan wajahnya membuat Aletta menggaruk kepalanya yang kebetulan sangat gatal. Mungkin kutunya sedang berjalan-jalan ria di sana.

Setelah memastikan kemejanya terkancing sempurna, Aldo berjalan santai melewati Aletta dengan kedua tangan yang bertengger di saku celana abunya.

ADA SATU CERITA TENTANG SEBUAH RASA, YANG MUNCUL TIBA-TIBA
HANYA KARNA RASA SUKA
SA NI TARA TAU KALO DE NI SUKA SA

Aletta bersenandung seraya menyamakan langkah kakinya dengan Aldo yang terlihat sangat buru-buru.

"Cie ngambek ...." Aletta menyengir saat Aldo menatapnya tajam. "Beneran ngambek?!"

"G!"

Aletta tersenyum tipis dan meraih tangan Aldo yang hendak menuruni anak tangga. Mereka saling menatap meski Aldo masih memperlihatkan wajah kesalnya namun Aletta tetap menarik sudut bibirnya.

"Gendong ...." ujarnya sembari menggoyangkan tangan Aldo.

"Udah gede, jalan sendiri!" pungkas Aldo menepis tangan Aletta dan melangkah menuruni anak tangga.

Sementara Aletta masih tetap berdiri di posisinya. Ia memperhatikan punggung tegap Aldo lamat-lamat lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Dia salah apa?

Sikap Aldo berubah saat ia mengatakan lapar pada cowok itu. Ada yang salah dari kalimatnya?

Aletta memilin ujung kemejanya kemudian menghela napas kasar sebelum akhirnya menuruni anak tangga dan duduk di samping Aldo.

Bola mata gadis itu mulai berkaca-kaca ketika melihat Aldo makan dengan santainya. "Aku pacar kamu, bukan?"

Aldo menoleh sekilas lalu mengedikkan bahunya.

"Aku istri kamu, bukan?"

Aldo diam.

"Kalo aku ada salah, bilang! Aku tuh gak bisa diginiin," tuturnya mendramatisir keadaan. Gadis itu memalingkan wajahnya dengan pucuk hidung yang memerah.

Aldo tidak menggubris. Ia tetap melanjutkan sarapannya. Membiarkan Aletta yang kini tengah menelungkupkan kepala di atas lipatan tangannya.

"Beruntungnya aku ... dimiliki kamu ...."

"Uhuk uhuk..."

Aldo tersedak ketika Aletta melantunkan lirik lagu itu sembari menangis. Cowok itu menoyor kepala gadis itu membuat Aletta kini mengubah posisinya menjadi menyamping dan menatapnya dengan mata memerah.

"Jahat banget," tutur Aletta lalu mengusap kasar air matanya.

"Salah apa diriku padamu ... hingga kau tega mengkhianati ku ...."

"Gila," gumam Aldo membuat Aletta melotot kesal. Cowok itu meletakkan sendoknya dan mengangkat tubuh mungil Aletta ke pangkuannya dan lagi-lagi membuatnya menghela napas panjang saat Aletta mengelap ingusnya menggunakan dasinya.

"Jorok Le."

"Biarin! Ayo nyanyi lagi ...."

Aldo menggeleng. "Makan dulu!"

ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang