"Terima kasih."
Suara tepuk tangan mendominasi di lapangan utama Pancasila bersamaan dengan seorang pria paruh baya bersetelan PNS menyerahkan piala, piagam dan uang saku kepada Aldo dan Asilla yang sudah membanggakan nama sekolah untuk yang ke sekian kalianya.
"Duh, pengen jadi Asilla biar bisa dekat sama Aldo."
Aletta menoleh pada siswi yang baru saja melontarkan kalimat itu. Menghela napas panjang sebelum akhirnya menoleh kembali ke podium di mana Aldo berdiri dengan sangat manis di sana.
"Cuma lihat diri aja rahim gue udah anget. Suami impian para kaum hawa" Kali ini Aletta menoyor kening Caca membuat gadis itu melototokan bola matanya garang.
"Sakit tau!"
"Baiklah kalian sudah diperbolehkan kembali ke kelas masing-masing. Selamat pagi!"
"PAGI PAK!!!" seru seluruh siswa di lapangan itu.
"Yuk, sama Asilla sekalian minta traktiran!"
Caca menarik tangan Aletta dengan paksa dan menerobos setiap para siswa yang sudah berani menghalangi jalan mereka. "Awas! Jalan aja kayak siput!" geram Caca kala adik kelas berjalan sembari menunduk.
"Ah, maaf kak!" Setelahnya siswi itu berlari. Sangat tidak baik untuk kesehatan kalau sampai mencari masalah dengan kakak kelas. Apa lagi Caca yang suka marah-marah gak jelas!
Aletta berdehem gugup kala mereka sudah sampai di podium dan disuguhkan dengan teman-teman Aldo yang ternyata juga ada di sana sembari memberikan kata selamat kepada cowok itu.
"Emang teman gue paling pintar! Makan-makan yuk!!!" ujar Caca seraya mengerjapkan bola matanya beberapa kali. "Dua juta, lumayan lah sama gue sejuta terus kalian sejuta bagi dua!"
Asilla mendengus kesal. "Mantap banget hidup lo! Ini bagi dua sama Aldo!"
"Mau bagi lapan juga gak papa, intinya selamat Sill!" Caca memeluk Asilla dengan semangat. Lalu kini gadis itu mengulurkan tangannya pada Aldo. "Selamat heheh nikah yuk!"
Aletta nyaris tertawa saat melihat wajah masam Aldo. "Makasih," ucap Aldo membuat Caca tersipu malu. Dan lagi, sanggup membuat mood Aletta naik drastis.
"Selamat ya Sill, gue bangga sama lo." Asilla menerima uluran tangan Aletta dengan senang hati dan mengucapkan terima kasih pada sahabatnya itu.
"Ehem!" Aletta berdehem lalu kini beralih menatap Aldo membuat cowok itu menaikkan sebelah alisnya. "Selamat," ujarnya sembari mengulurkan tangan dan disambut dengan baik oleh cowok itu. Aldo tersenyum tipis, menggenggam sembari mengusap pelan punggung tangan Aletta dengan ibu jarinya dan sukses membuat Aletta gugup bukan main.
"Eh!" Aletta menarik tangannya lalu menyembunyikan di belakang tubuh mungilnya. Gadis itu menunduk dengan rona merah di pipinya. Berusaha mengangkat kepala lalu menunduk kembali saat Aldo terus saja menatapnya.
"Gue baru sadar kalo leher lo ada bercak merahnya Letta." Aletta nyaris menahan napas saat Caca melontarkan kalimat itu. Gadis itu buru-buru menaikkan kerah seragamnya karena hari ini gadis itu menguncir rambut panjangnya.
"Biasa di ituin sama suami gue ...." ujar Aletta membuat Aldo menatapnya dalam. Sementara Asilla dan Caca malah memukul lengan Aletta.
KAMU SEDANG MEMBACA
AL
Teen FictionAldo Ganendra Maheza dan Aletta Anaya "Untuk cinta yang memenangkan ego." ****