AL|14

15K 1.5K 125
                                    

Malas menanggapi Aldo yang sedari tadi mengoceh tentang bocah, Aletta memilih untuk menenangkan diri di balkon kamarnya. Dari sini dia bisa melihat Aldo tengah berkutik dengan laptopnya mengerjakan makalah yang katanya harus dikumpul besok.

Ting!

Ponsel yang di genggamannya berbunyi dan dengan cepat Aletta mengeceknya lalu mendengus kesal saat Asilla memberitahunya perihal besok akan ada pelajaran olahraga materi berenang.

Sejak kapan Aletta peduli?

Gadis itu menghela napas berkali-kali. Uang yang diberikan Rey tempo hari sudah hampir habis padahal dia harus membayar uang sekolah karena akan memasuki bulan baru. Uang sekolahnya juga tidak bisa terbilang murah untuk ukuran sepertinya yang hanya bisa mengharapkan orang terdekat.

"Minta sama Bang Rey gak, ya?" Aletta bergumam, lalu menggeleng cepat.

"Aldo?"

Aletta kembali melirik Aldo. "Dikasih kagak digampar iya ...." ujarnya sembari meringis ngeri meskipun ia tahu Aldo tidak akan mungkin melakukannya. Masalahnya dia malu kalau harus meminta uang dengan jumlah yang tidak sedikit.

"Ya udah la ya namanya juga hidup mending tidur aja!" Aletta hendak beranjak namun tidak jadi. Gadis itu menatap ke atas di mana langit ditaburi bintang-bintang.

"If I were an angel, I would fly..." Aletta terkekeh sendiri mendengar penuturannya.

"Eh? Ngapain?" Aletta mengerjapnkala Aldo tengah duduk di sampingnya dengan gitar yang berada di atas pangkuan cowok itu. Tanpa sadar jantung gadis itu berdetak dua kali lebih cepat. Darahnya berdesir hebat apalagi saat Aldo menatapnya sendu dengan senyuman tipisnya.

Aletta nyaris pingsan.

"Ngapain?" Aldo membeo. Tangannya terangkat menyelipkan anak rambut Aletta ke belakang telinga. Gadis itu meneguk saliva kasar kala napas hangat Aldo menerpa wajahnya. "Aku mau sama istriku di sini, salah?"

Oke. Kali ini Aletta benar-benar tidak bernapas saat mendengar penuturan terakhir Aldo.

"Hm?" Aldo tersenyum miring saat melihat pipi Aletta yang memerah. Gadis itu meremat erat ujung kaos yang dikenakannya.

Aletta menggeleng cepat dan menjauhkan wajahnya membuat tangan Aldo terlepas.

"Request lagu Le, gue mau nyanyi ...."

"Nyanyi?" beo Aletta, Aldo mengangguk.

"Bahasa Indonesia aja, kalo Inggris takut otak lo gak nyampe ...."

Aletta mendengus kesal sembari memikirkan judul lagu yang tepat untuk dinyanyikan. Tapi ... sudah lima menit berlalu gadis itu tetap tidak menjawab hingga suara petikan gitar membuyarkan konsentrasinya dan menoleh pada Aldo yang tengah menatapnya sangat dalam.

Memenangkan hatiku bukanlah suatu hal yang mudah...

Aletta meneguk salivanya dengan susah payah saat manik hitam Aldo menyelami manik hitamnya. Gadis itu menggigit bibir bawahnya saat suara serak itu melantunkan lirik lagu Bukti~Virgoun.

Kau berhasil membuat
'Ku tak bisa hidup tanpamu

Menjaga cinta itu bukanlah
Satu hal yang mudah
Namun sedetik pun tak pernah kau
Berpaling dariku

Aletta panas dingin di tempatnya terlebih saat netra hitam cowok itu tidak henti-hentinya menatapnya. Gadis itu ... nyaris meninggoy...

Beruntungnya aku
Dimiliki kamu

Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi harmoni saat kubernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini

Kaulah bentuk terindah
Dari baiknya Tuhan padaku

Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagiku
Tolong kamu camkan itu

Meruntuhkan egoku bukanlah
Satu hal yang mudah
Dengan kasih lembut kau pecahkan
Kerasnya hatiku

Ada jeda. Petikan gitar itu terus mengalun. Hati Aldo menghangat saat Aletta tengah menatapnya dengan sendu. Darahnya berdesir hebat bersamaan dengan cowok itu tersenyum tipis saat melihat rona merah di pipi Aletta.

Beruntungnya aku
Dimiliki kamu

Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi harmoni saat kubernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini

Kaulah bentuk terindah
Dari baiknya Tuhan padaku
Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagiku
Tolong kamu camkan itu

Aletta mengerjap kala Aldo mencondongkan badannya. Suara serak itu berhasil membuat bulu kuduknya berdiri dan hal yang baru Aletta sadari saat netra hitam Aldo tidak pernah berpaling sedikit pun dari netra hitamnya.

Aletta tidak bisa berbohong kalau Aldo sudah berhasil membuatnya terjatuh pada cowok itu. Sikap Aldo ... telah membuatnya melupakan bahwa pernikahannya hanya akan membawa bencana di dalam hidupnya.

Aletta baru menyadari satu hal ... ia sudah lama menyukai Aldo jauh sebelum hari pernikahannya tiba.

Kamu adalah bukti
Dari cantiknya paras dan hati
Kau jadi harmoni saat kubernyanyi
Tentang terang dan gelapnya hidup ini

Kaulah bentuk terindah
Dari baiknya Tuhan padaku
Waktu tak mengusaikan cantikmu
Kau wanita terhebat bagiku

Tolong kamu camkan itu
Tolong kamu camkan itu

Suara petikan gitar berhenti mengalun. Aldo meletakkan gitar ke sisi bangku yang mereka duduki. Cowok itu merogoh sakunya meraih ponselnya dan jemarinya dengan lihai menari di atas keyboard.

Ting!

Tatapan Aletta terlepas dari setiap pergerakan Aldo. Gadis itu menggeser layar ponselnya dan di saat yang bersamaan matanya membulat sempurna dengan detak jantung yang lebih cepat dari biasanya ketika membaca pesan yang dikirimkan Aldo kepadanya.

[AL]

Le, jadi pacar gue ya?


❤️🤍To be continued ❤️🤍

Follow : Anadede_ to more information.

ALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang