50. Pilihan

5.4K 248 13
                                    

''Jangan minta yang aneh-aneh deh, lu tuh baru mendingan!'' Omel Langit sambil memasukkan barang-barang Dera ke dalam tas berukuran sedang.

Hari ini Dera baru boleh pulang, seharusnya kemarin siang ia pulang, namun Dokter melarang karena tekanan darahnya masih tinggi, jadi dengan terpaksa Dera menginap satu malam lagi. Dera juga merasa bersalah karena tidak bisa menghadiri acara pernikahan Fahri dan Riani, Dera hanya bisa melihat kedua pengantin baru itu lewat sambungan video call.

''Nah benar itu kata abang lu. Lu itu baru mendingan, jadi gak usah minta yang macem-macem dulu'' Sahut Rara yang tengah asik bermain ponsel di sofa kamar rawat Dera, dengan posisi berbaring.

Dera berdecak kesal ''Kenapa sih enggak boleh, kan cuma minta es krim doang, gak minta yang aneh-aneh juga. Lagian sih gue kemarin minta gak di kasih-kasih'' Kesalnya. Dera memejamkan matanya sambil merapalkan doa semoga cara yang akan ia lakukan berhasil meluluhkan hati Langit agar membelikannya satu cup es krim.

''Padahal yang minta bukan gue'' Dera menundukkan kepalanya sambil mengelus perutnya yang sudah menonjol ''Yang itu anak gue. Gue itu lagi ngidam, masa kalian enggak mau nurutin sih, emang kalian mau kalau anak gue ileran?'' Ujar Dera dengan nada di buat sesedih mungkin.

Langit mengalihkan pandangannya, melihat Dera sekilas, setelah itu kembali merapihkan barang-barang Dera.

Langit memeriksa barang-barang Dera, takut ada yang ketinggalan. Langit menarik resleting tas saat barang-barang Dera telah masuk ke dalam tas, laki-laki itu menatap Rara yang masih bermain ponsel ''Ra bawa ini tas, biar Dera sama gue'' Ucap Langit sambil memberikan tas berukuran sedang itu kepada Rara.

Dengan terpaksa Rara mengambil tas tersebut.

Kemudian Langit menghampiri Dera yang masih menundukkan kepalanya, laki-laki itu menghela nafasnya ''Iya nanti gue beliin. Sekarang kita pulang dulu, Ayah sama Bunda sudah nunggu di rumah'' Ujar Langit sambil mengelus kepala Dera.

Dera yang mendengar itu pun langsung mengangkat kepalanya, menatap Langit penuh binar ''Beneran?'' Tanyanya yang di jawab dengan anggukan kepala saja oleh Langit ''Yes rencana gue berhasil'' Seru Dera dalam hati.

''Ayo naik'' Dera mengernyit heran kala Langit membalikkan tubuhnya. Langit menghela nafasnya kesal, mengapa adiknya ini tidak mengerti apa yang ia maksud ''Gue gamblok Der, biar lu enggak capek'' Ujar Langit.

Dera lantas menggeleng dengan tegas ''Enggak! Gue takut anak gue kegencet'' Tolak Dera.

''Enggak akan Der, percaya sama gue. Cepetan naik'' Langit meyakinkan Dera agar mau ia gamblok, bisa saja ia membawa Dera ke mobil menggunakan kursi roda, namun menurutnya itu terlalu mainstream.

Dera menatap Langit Ragu ''Tap-''

''Cepetan Der'' Dengan terpaksa Dera menuruti perintah Langit Perempuan itu naik ke punggung Langit dengan hati-hati, takut menyakiti janin yang ada di dalam kandungannya.

Dera melingkarkan tangannya di leher Langit, ia menenggelamkan kepalanya di tengkuk leher Langit ''Malu kalau nanti di lihat orang'' Gumam Dera.

Langit terkekeh ''Lah bisa malu juga, gue kira lu cuma bisa malu-maluin doang'' Ledeknya.

Dera memukul pundak Langit saking kesalnya ''Gue gak begitu ya! Lu kali yang suka malu-maluin!'' Bantah Dera tidak terima.

Langit kembali terkekeh ''Iya deh, suka-suka lu aja'' Pasrah Langit, ia tidak mau memperpajang masalah sepele seperti ini.

''Ayo Ra'' Ucap Langi sambil berjalan keluar kamar.

Dera memperhatikan sekelingnya, melihat para perawat serta keluarga dari setiap pasien yang di rawat di Rumah Sakit ini yang tengah berlalu-lalang. Sesekali ia tertawa akibat perkataan Langit yang sangat tidak bermutu.

CRAZY MARRIAGE [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang