Sudah seminggu lebih Akbar tidak pulang ke rumah. Kalau pun pulang pasti ketika Dera sudah terlelap dan akan berangkat ketika Dera belum bangun.
Pernah sekali Dera sengaja bangun pagi-pagi buta sekitar jam setengah tiga pagi. Memasak sarapan untuk Akbar, menyiapkan keperluan Akbar, namun apa yang Dera siapkan tidak sama sekali di sentuh oleh Akbar.
Yang lebih parahnya lagi adalah mereka tidur satu atap tapi tidak seranjang, Akbar lebih memilih tidur di sofa dari pada di atas ranjang bersama Dera.
Dan sampai sekarang pun Dera masih belum tau apa penyebab suaminya mengatakan bahwa ia selingkuh dan sekarang sering berkata kasar.
Sebenarnya Dera ingin sekali menceritakan masalah ini kepada orang tuanya, namun lagi-lagi ia memikirkan nasib Akbar jika orang tuanya tau tentang masalah ini.
Satu-satunya orang yang bisa ia percaya saat ini adalah Bayu dan Rara. Dua orang yang sangat pengertian dalam segala hal.
Namun ia masih ragu untuk menceritakan semuanya. Mulai dari tuduhan Akbar sampai perlakuan kasar yang Akbar berikan seminggu belakangan ini.
Tentang tuduhan Akbar minggu lalu, itu tidak benar. Ia tak mungkin menduakan suaminya sendiri, pasti ada dalang di balik masalah ini, pasti ada orang yang ingin rumah tangganya hancur, tapi siapa orang itu?.
Apa mungkin orang terdekat yang memang tidak suka dengan pernikahannya.
Apa Dera harus turun tangan untuk mengungkap fakta yang sebenarnya. Masalah ini sangat mengancam pernikahannya. Ia tak mau pernikahannya hancur hanya karena kesalah pahaman. Sudah banyak kenangan yang ia dan suaminya jalanni selama menikah, dan ia tidak mau hal itu hancur begitu saja.
Dera tidak akan membiarkan itu terjadi. Ia harus menyelidiki siapa dalang di balik masalah ini.
Ia harus bongkar semua kebohongan orang itu.
Dera tersadar dari lamunannya kala pintu kamar terbuka dan menampilkan wajah dingin suaminya. Heran tumben sekali suaminya pulang lebih awal dari seminggu yang lalu.
"Udah pulang Kak?" Tanya Dera dengan memaksakan senyumannya, namun Akbar sama sekali tidak menjawab pertanyaan Dera "Tunggu sebentar, aku siapkan air hangatnya"
"Saya bisa sendiri!" Ucap Akbar dan berlalu begitu saja dari hadapan Dera.
Dera tetap memaksakan senyumannya. Ia berjalan ke arah lemari, menyiapkan pakaian untuk Akbar. Setelah itu Dera memanaskan masakannya yang sudah ia buat sejak satu jam yang lalu.
Tak lama kemudian Akbar keluar dari kamar dan tidak memakai pakaian yang sudah Dera siapkan.
"Makan dulu Ka" Ajak Dera yang masih dengan senyum palsunya. Rasanya ia ingin menangis saat itu juga, namun ia tahan agar tidak terlihat lemah di depan Akbar.
Sedangkan Akbar hanya memutar bola matanya dan langsung pergi keluar rumah.
Tidak mau tinggal diam, Dera langsung menyambar handphone miliknya dan mengambil beberapa lembar uang di atas kulkas.
Dengan langkah yang tergesa-gesa Dera mengikuti Akbar menggunakan Taxi yang kebetulan lewat tepat di depan rumahnya.
"Pak ikuti mobil hitam itu" Pinta Dera.
"Siap Mbak" Balas sopir Taxi.
Setelah itu Taxi yang Dera tumpangi melaju mengikuti kemana mobil Akbar pergi.
Dera mengerutkan keningnya melihat mobil Akbar berhenti di salah satu Rumah Sakit "Siapa yang sakit?" Gumam Dera.
"Mbak sudah sampai"
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY MARRIAGE [Selesai]
Fiksi Remaja[Follow Sebelum Di Baca!!] Menikah karena sebuah perjodohan itu termasuk hal yang sangat konyol bukan? Dua pasang manusia berbeda jenis. Terpaksa terikat dalam sebuah pernikahan yang direncanakan orang tuanya. Perdebatan-perdebatan kecil mereka lal...