-Sudah di revisi-
Akbar langsung menahan tangan Dera saat perempuan itu hendak membuka pintu mobilnya. "Jangan marah-marah terus, gue kan tadi udah janji buat gantiin handphone lu" ucap Akbar dengan nada rendah, berharap Dera luluh dan tidak marah lagi. Namun nampaknya usaha Akbar sia-sia karena Dera sama sekali merespon ucapan Akbar, perempuan itu malah menyentak tangan Akbar dan langsung berlalu ke luar dari dalam mobil, tentunya tidak lupa dengan membanting pintu mobil.
Akbar yang melihat itu pun hanya menghela nafas lelah, ia mengacak-acak rambutnya sebelum keluar dari mobil untuk menyusul sang istri yang sudah lebih dalu masuk ke dalam rumah. Rumah tersebut merupakan rumah yang ia beli dari hasil kerja kerasnya satu tahun belakangan ini.
"Der" panggilnya saat ia membuka pintu rumah, namun tidak ada yang merespon sama sekali. Laki-laki itu berjalan lebih masuk ke dalam rumahnya. Pertama-tama ia berjalan ke dapur, namun ia sama sekali tidak menemukan keberadaan Dera. Kemudian ia kembali melangkahkan kakinya ke ruang keluarga, ruang tamu, kamar, halaman belakang bahkan sampai gudang pun ia tidak menemukan perempuan itu.
Ia menghela nafas lelah sambil mengacak-acak rambutnya frustasi. Baru sehari menikah saja ia sudah dibuat sefrustasi ini apalagi jika selamanya?.
"Gini nih resiko nikah sama bocah" cetus Akbar sambil menatap bayangannya di dalam kolam renang.
"Siapa yang lu sebut bocah?."
Akbar terpenjat kaget saat mendengar suara Dera dari arah belakangnya. Ia segera membalikkan tubuhnya, wajahnya langsung berubah menjadi gugup saat matanya bertubrukan dengan mata tajam milik Dera, jangan lupakan wajah Dera yang tidak bersahabat seperti orang yang sedang mengajak perang.
"Siapa yang lu sebut bocah?" ulang Dera sambil berjalan mendekat ke arah Akbar dengan tangan yang bersedekap dada. Perempuan itu menaikkan sebelah alisnya, menatap Akbar menantang.
Akbar menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia baru saja hendak menjawab pertanyaan sang istri, tetapi Dera lebih dulu menyelanya. "Maksud lu yang bocah itu gue? Iya?!" tandasnya yang mampu membuat Akbar semakin gugup dan cemas.
Dera semakin berjalan maju. Pada saat ia sudah berdiri tepat di depan Akbar, ia langsung menepuk-nepuk bahu Akbar. "Gue yang bocah kan?" Ujar Dera dengan wajah di buat sesendu mungkin, namun tak lama setelah itu senyum miring terbit di wajah cantiknya. "Makan tuh bocah" Sentak Dera sambil mendorong Akbar sampai jatuh ke dalam kolam renang.
Ia tersenyum puas ketika melihat Akbar yang tengah kalang kabut di dalam kolam. Ia melambaikan tangannya kepada Akbar, "Dadah Akbar sayang" setelah mengatakan hal itu Dera langsung berlalu pergi meninggalkan Akbar yang tengah menyumpah-serapahinya.
Dengan langkah santai ia berjalan menuju dapur. Ia membuka kulkas guna mencari bahan makanan yang bisa ia masak. "Gue kira gak ada apa-apa" gumam Dera ketika melihat isi kulkas yang terisi penuh oleh bahan makana, baik itu sayuran, daging, ayam, frozen food dan sebagainya.
Perempuan delapan belas tahun itu langsung mengambil sebuah wadah yang berisi ayam yang telah dibumbi dari dalam kulkas. Rencananya ia akan memasak itu saja untuk makan siang nanti.
Dera mengambil wajan beserta spatula dari dalam rak piring, ia menaruh wajan tersebut di atas kompor. Setelah itu ia menuangkan minyak ke dalam wajan, tidak lupa juga ia menyalakan api kompor untuk memanaskan minyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAZY MARRIAGE [Selesai]
Dla nastolatków[Follow Sebelum Di Baca!!] Menikah karena sebuah perjodohan itu termasuk hal yang sangat konyol bukan? Dua pasang manusia berbeda jenis. Terpaksa terikat dalam sebuah pernikahan yang direncanakan orang tuanya. Perdebatan-perdebatan kecil mereka lal...