30. Bibit Pelakor

4.1K 209 20
                                    

Semua keluarga menatap horor kearah Dera. Dari kedua orang tuanya, kedua mertuanya, Langit bahkan Salwa dan Bayu pun menatapnya dengan horor

Dera bergedik ngeri melihatnya. Niat ingin mengerjai Bundanya dan Mamanya malah berujung kena sidang seperti ini

Jika kalian bertanya mengapa Ayahnya dan Papa mertuanya bisa tau, itu semua karena istri-istri mereka yang sudah memberitahu hal ini tanpa mendengar penjelasan Dera dan juga tanpa sepengetahuannya

Sedangkan Bayu dan Salwa, mereka berdua memang datang untuk menjenguknya, jadi mereka juga ikut menyidang Dera dan Akbar

"Maksudnya apa sih? Tadi kata Bunda kamu, kalo kamu itu lagi hamil. Terus sekarang kamu bilang kalo kamu itu nggak hamil. Jadi yang bener yang mana?" Tanya Dony yang sedikit kesal melihat anaknya yang nampak tenang tidak sama sekali merasa bersalah karena telah membohongi semua keluarganya

Jujur saja dalam hatinya Dera sangat ketakutan melihat tatapan mengerikan yang seluruh keluarganya berikan, namun ia mencoba menetralisir mimik wajahnya agar tampak tenang dan tidak merasa terancam

"Periksa aja Pah. Biar ketahuan hasilnya, menantu kita hamil apa nggak nya" Saran Mifta yang disetujui oleh semua orang termasuk Akbar, ia yang paling semangat menyetujui rencana itu

"Yaudah kita panggil aja dokternya" Ujar Nadia "Eh kamu aja deh Bay. Bisa nggak?" Tanya Nadia sambil menatap keponakannya

"Nggak bisa Tan. Aku nggak bawa alat-alatnya. Kalo mau kita ke dokter kandungannya langsung, kebetulan hari ini teman aku yang jaga" Ucap Bayu dan hal itu membuat Dera melotot tidak percaya

Namun belum sempat Dera melakukan aksi protesnya semua orang yang ada disana sudah berjalan keluar dari ruangannya

Ia melirik Akbar yang masih setia berada disampingnya "Gimana ini? Aku kan nggak hamil" Tanyanya pada Akbar

"Lah kamu sih kalo ngomong nggak pernah mikir dulu. Lagian juga aku heran kenapa kamu ngomong kalo anak aku laper padahal kita belum ngapa-ngapain loh"

"Ya awalnya aku cuma mau ngerjain Mama dan Bunda doang, karena dia nggak beliin aku bubur ayam, tapi malah dibeliin nya bubur bayi, susu ibu hamil, terus sama popok bayi" Jelas Dera yang membuat Akbar menatapnya tak percaya

"Beneran Bunda beliin kamu kayak gitu? Nggak bohong kan? Mana sini aku liat belanjaannya" Dera memberikan satu kantung plastik yang berada diatas nakas

Akbar membuka bungkusan itu dan matanya menatap tak percaya dengan yang mertuanya berikan "Gila sih ini banyak banget. Kayaknya Bunda udah ngebet pengen punya cucu deh" Ucap Akbar tanpa mengalihkan pandangannya dari belanjaan yang ada di pangkuannya

"Bikinin Bunda cucu yuk Der" Goda Akbar sambil menatap Dera jahil

"Nggak! Bikin aja sono sama tembok" Kesal Dera. Ia melemparkan bantal ke wajah Akbar kemudian ia berjalan keluar menyusul anggota keluarganya

"Eh gua ditinggalin. Woy istri tungguin, jangan cepet-cepet jalannya" Teriak Akbar namun tidak digubris sama sekali oleh Dera

Akbar menyusul istirnya yang sudah lebih dulu berjalan didepannya "Jalannya pelan-pelan dong, cape nih ngejar kamu. Kamu mah jalan udah kayak lari, cepet banget" Omel Akbar saat ia sudah menyamakan langkanya dengan Dera

"Kamu nya aja yang udah tua. Masa jalan segitu doang udah cape sih" Sindir Dera dan itu berhasil membuat Akbar mendesis kesal

Apakah Akbar sudah setua itu? Tidak mungkin kan, umurnya saja baru 22 tahun dan Otw 23 pada bulan Desember nanti, jadi masih sekitar 7 bulan lagi

"Emang aku setua itu ya?. Ah enggak lah, lihat nih aku masih kelihatan muda kok" Sanggah Akbar sambil melihat penampilannya dari atas hingga bawah

"Penampilan mah masih kayak anak muda, tapi tulang udah kayak kakek-kakek" Ledek Dera sambil terkekeh pelan saat membayangkan jika Akbar sudah menjadi kakek-kakek

CRAZY MARRIAGE [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang