44. Usaha

5.3K 305 17
                                    

Akbar mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh, tidak perduli kendaraan lain yang ada di sekitarnya. Yang ada di pikirannya hanyalah Dera, Dera dan Dera.

Harus dengan cara apa lagi ia mencari keberadaan istrinya. Ia sudah lelah, namun ia tidak akan menyerah agar Dera kembali lagi ke dalam pelukannya.

Apapun akan ia lakukan asalkan Dera dan calon anaknya bisa ia temukan.

"Kamu kemana si Der?" Lirih Akbar, ia memukul stir mobil dengan keras "ARGH!!! INI SEMUA SALAH GUA!! Kenapa gua percaya sama omongan cewe itu!!"

"Seharusnya aku percaya sama kamu Der, bukan dia!!"

Akbar menghapus air matanya kasar, tidak salah kan jika seorang laki-laki menangis?.

"ARGH!!!! DASAR BODOH!!"

"Aku harus cari kamu kemana lagi?!" Lirihnya. Akbar kembali menambah kecepatan mobilnya. Tujuannya kali ini adalah rumah mertuanya.

Ia harap di sana ia akan mendapatkan petunjuk dari mertuanya, walaupun sangat mustahil mertuanya akan memberi tau keberadaan Dera.

Sekitar dua puluh menit ia baru sampai di depan rumah megah yang sudah lama tidak ia kunjungi.

Akbar manarik nafas panjang, apapun resikonya ia akan hadapi.

Akbar berjalan memasuki rumah tersebut. Ia memencet bel, namun tidak ada yang membukakan pintu.

Sekali lagi ia memencet bel, dan hasilnya tetap sama, tidak ada yang membukakan pintu tersebut.

Akbar menghela nafas berat, percuma ia terus-terusan memencet bel, namun tidak ada satu pun orang yang berada di dalam sana.

Ia membalikkan badannya, dan berjalan kembali ke tempat ia memarkirkan mobilnya.

Baru saja membuka pintu mobil, ia di kagetkan dengan kedatangan asisten rumah tangga di rumah mertuanya.

"Den Akbar? Ada apa ya Den?" Tanya Yuni-ART yang baru bekerja di rumah ini.

"Bunda sama Ayah ada Bi?"

"Nggak ada Den. Ibu sama Bapak pergi, dari seminggu yang lalu, Den" Jawab Bi Yuni.

"Mereka pergi kemana Bi?" Tanya Akbar lagi.

"Bibi nggak tau Den. Bibi permisi dulu ya Den, masih banyak cucian" Setelah mengucapkan itu. Yuni memasuki kediaman Rumah mertuanya.

Akbar menghela nafasnya lelah "Mungkin bukan sekarang waktunya buat aku ketemu sama kamu" Gumam Akbar sambil menatap sendu rumah megah di depannya itu.

Akbar membuka pintu mobilnya, setelah itu ia menjalankan mobilnya meninggalkan rumah mertuanya.

"Maafin Bibi Den".

****

Akbar berjalan menaiki tangga rumahnya, menuju kamar lamanya, kamar yang ia tempati sebelum menikah.

Semenjak Dera pergi dari rumah, Akbar tidak pernah lagi tinggal di sana, bahkan menginjakkan kaki di rumah itu pun tidak.

Di sana hanya ada dua ART dan satu satpam yang mengisi rumah tersebut.

Menurutnya jika ia tinggal di sana, ia akan kembali di ingatkan dengan kenangan-kenangan bersama Dera dan juga kelakuan kasarnya pada hari itu.

"Gimana ketemu?" Akbar membalikkan tubuhnya kala mendengar pertanyaan dengan nada dingin tersebut.

"Belum Mah. Akbar masih usaha buat nyari Dera, tapi sampai sekarang belum ketemu-ketemu juga" Jawab Akbar sambil menatap wajah datar Mifta.

CRAZY MARRIAGE [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang