36. Merindu

3.1K 166 5
                                    

Sudah satu bulan lebih Akbar pergi ke Bengkulu, dan selama itu juga Dera suka uring-uringan tidak jelas. Bahkan sahabat-sahabatnya pun sudah angkat tangan melihat kelakuannya.

Kadang suka mengamuk, menagis di depan umum dan yang lebih parah lagi yaitu, pada saat Akbar telat mengasih kabar kepada Dera dan itu membuat Dera seperti orang yang tidak punya sopan santun, karena marah-marah dengan dosen di kelas dan setelah itu langsung menangis lagi.

Untung saja Dera tidak di keluar kan dari kampus.

Rara dan Mita pun tidak bisa berbuat apa-apa pada saat itu, mereka takut jika melakukan sesuatu, nanti malah mereka yang kena imbasnya. Lebih baik duduk diam dan menikmati pertunjukan yang sangat langka. Hitung-hitung hiburan gratis.

Namun semua itu akan segera berakhir, karena Akbar mengatakan bahwa minggu depan ia akan kembali ke Jakarta, kembali kepada Dera.

Kembali untuk menjalani hari-hari yang akan lebih indah. Ya semoga saja harapan-harapan di masa depan yang sudah Dera bangun akan terwujud.

Senyum itu pun semakin mengembang kala ponselnya berdering dan menampilkan nama My Husband ❤. Entah lah Dera pun tak tau siapa yang mengganti nama itu. Ia kemudian mengangkat telfon dan langsung menampilkan wajah suaminya yang sedang tiduran di atas kasur.

"Assalamualaikum istri ku. Gimana kabarnya? Sehat? Anak kita juga gimana kabarnya?" Sapa Akbar sambil terkekeh jika mengingat tentang 'anak'.

"Walaikumsalam. Apa-apaan sih kamu ngomongnya, kan aku belum hamil masa udah punya anak aja sih. Aneh kamu mah." Balasnya.

"Aturan kamu amin'in gitu. Emang kamu enggak mau punya anak apa?" Sekarang gantian Dera yang terkekeh karena melihat wajah Akbar yang tertekuk di sebrang sana.

Mungkin jika dilihat-lihat wajah Akbar yang tertekuk mirip seperti anak kecil yang sedang merajuk karena tidak di belikan mainan oleh ibunya.

"Amin. Gimana pekerjaan kamu disana? Lancar kan?." Tanya Dera.

"Lancar dong, kamu juga kuliah nya gimana? Lancar? Dosennya galak ga?."

"Aku kuliahnya juga lancar kok. Kamu jadi pulang kan minggu depan? Aku mau kasih kejutan buat kamu"

"Oh ya? Apa tuh? Bikin aku bahagia enggak kejutannya?" Tanya Akbar antusias. Sangat malah.

Dera tersenyum lebar "Mangkanya kamu cepat pulang dong, nanti kalau sudah sampai sini aku kasih tau kejutannya apa. Gimana?."

"Iya sayang. Nanti minggu depan aku udah pulang kok. Kamu siapin yah kejutan yang pingin kamu kasih ke aku."

"Kamu udah makan? Oh ya Mama kemana?."

Dan semenjak Akbar pergi ke Bengkulu, Mifta dan Beny jadi menginap di rumahnya. Itu pun kelakuan Akbar yang katanya takut istrinya hilang atau ada yang berbuat macam-macam.

Bahkan selama Akbar berada di Bengkulu, ia sudah menyuruh bawahannya untuk memantau atau mengawasi apa yang Dera lakukan selama Akbar tak di sampingnya. Dan Dera tidak tau soal ini.

Setiap hari Akbar mendapatkan foto atau video yang Dera lakukan, bahkan Dera marah-marah dengan dosennya saja Akbar tau.

"Udah. Mama udah pulang, tapi besok Bunda mau kesini. Sebentar jangan di matiin." Perintah Dera.

"Kamu mau kemana? YANG!! SAYANG!! DERA!!."

"Kemana sih tuh orang?" Gumam Akbar.

"Kamu habis dari mana? Sih Der?" Tanya Akbar saat Deta sudah memposisikan lagi kameranya agar wajahnya terlihat.

CRAZY MARRIAGE [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang