IX. First Night?

1.2K 113 5
                                    

Taehyung meremas ujung kemejanya, padahal pagi-pagi buta sekali dia sudah menyetrikanya supaya rapi, sekarang malah kusut. Laki-laki itu menatap gusar pada Sooyoung yang dengan tenang memakan sarapannya.

Walaupun wanita itu diam-diam saja tampak tenang, Taehyung tahu jika istrinya terpaksa duduk bersama menyantap sarapan buatannya. Jika bukan karena Ibunya Sooyoung yang tiba-tiba saja datang ke rumah sepagi ini, mungkin wanita itu sudah pergi bekerja tanpa sarapan. Ditambah lagi insiden yang terjadi semalam.

Taehyung benar-benar menyesal karena mengikuti perkataan Jimin.

"Taehyung-ah? Kau tidak memakan sarapanmu?" Tegur nyonya Ahn. Tentu saja Taehyung langsung gelagapan, terlebih sekarang Sooyoung menatapnya datar.

Buru-buru dia mulai memakan sarapannya yang sedari tadi hanya diaduk-aduk tak beraturan.

"Soo-ah, berikan airnya pada suamimu!" Sooyoung menurut saja atas perintah ibunya.

Sooyoung menuangkan air putih kedalam gelas suaminya. "Ada apa oemma kesini pagi-pagi sekali?" Tanya-nya.

Sementara Taehyung memilih fokus pada makanannya, sesekali telinganya mencuri dengar percakapan anak dan ibu tersebut.

"Apa tidak boleh berkunjung ke rumah anakku, hm?"

Sooyoung mendelik. "Ya, tidak boleh. Oemma membiarkan appa sarapan sendiri pagi ini."

"Appa mu pergi ke Gangnam kemarin, jadi aku kesini untuk menemui putriku dan sarapan bersama menantuku." Jelasnya.

Sooyoung hanya mengangguk menanggapi sang ibu. Entah naluri dari mana matanya bergerak menatap sosok Taehyung yang tengah menunduk didepannya.

Wanita itu mendengus ketika mengingat apa yang terjadi semalam. Dia tak seharusnya mengatakan hal tersebut pada Taehyung, tapi semalam benar-benar membuatnya kesal.

Dia hanya ingin pulang, makan, lalu istirahat setelah seharian penat bekerja. Tapi Taehyung dengan ide konyolnya itu malah membuat semuanya kacau, bisa-bisa nya dia berniat membuat Sooyoung tertarik padanya dengan cara seperti itu?

Jelas Sooyoung akan sangat marah, mungkin wanita di luar sana juga akan melakukan hal sama.

"Oh ya, Taehyung-ah bagaimana pekerjaan mu?" Tanya Nyonya Ahn.

Taehyung mendongak, "Semuanya baik-baik saja Oemma." Jawabnya sembari tersenyum.

"Kau masih bekerja di kedai temanmu?" Taehyung mengangguk, sebagai jawaban singkat. "Dan kau, apa kau masih akan terus bekerja?" Pertanyaan itu tertuju pada putrinya.

Sooyoung mengangkat bahunya, "Tidak tahu. Sepertinya iya."

"Sebaiknya kau berhenti bekerja, kau diam saja di rumah urus suamimu dengan baik dan kalian pikirkan tentang kapan kalian akan memiliki momongan. Oemma dan appa sudah tidak sabar ingin punya cucu."

Uhuk uhuk uhuk!

Makanan yang bahkan belum sepenuhnya masuk kedalam tenggorokan Sooyoung otomatis berbalik keluar, membuat hidungnya sakit karena terkejut dengan pernyataan sang ibu.

Buru-buru Taehyung menyodorkan gelas miliknya, menepuk-nepuk pelan punggung Sooyoung berharap itu akan membuatnya lebih baik.

"Kau baik-baik saja?" Taehyung tampak khawatir.

"Ya, I am ok! Menjauhlah." Ujar Sooyoung, penuh penekanan. Dengan nada pelan. Agar tak terdengar oleh sang ibu.

Taehyung paham, istrinya pasti masih marah. Lantas dia menurut saja.

[M] The Perfect HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang