XVI. Jealous

879 117 21
                                    

"Ahjussi, Aku pulang dulu!"

Taehyung tersenyum, membalas lambaian tangan Gadis itu.

Tanpa di sangka Taehyung bertemu Sian saat berbelanja di pasar, gadis yang sempat Taehyung lupakan namanya itu menemani sekaligus membantu Taehyung berbelanja.

Belanja memang bukan tugas Taehyung, ada pegawai lain yang menanganinya. Tapi sesekali laki-laki itu menggantikan, sekedar untuk meringankan beban kerja rekannya itu.

"Yak! Hati-hati jangan berlari!" Teriak Taehyung ketika Sian -gadis itu- berlari kesana kemari menyusuri trotoar.

Taehyung terkekeh kecil, betapa menggemaskannya gadis itu. Laki-laki itu bahkan masih setia menatap dengan senyuman tak luntur di wajahnya, menatap Sian yang bahkan sudah tak terlihat perawakannya.

Ada sesuatu yang menggelitik dalam diri Taehyung ketika dia bersama Sian, entah apa itu... Tapi rasanya lebih menyenangkan dibanding Taehyung bersama Sooyoung.

Tapi tapi tapi... Sooyoung masih tetap segalanya bagi Taehyung, tolong jangan salah paham!

Laki-laki menyeret kakinya memasuki kedai, dengan tangan penuh kantung belanja. Entah terlalu fokus atau memang tidak melihat, tanpa Taehyung sadari, sedari tadi Sooyoung memperhatikan setiap gerak-gerik laki-laki itu.

Melambaikan tangan pada gadis yang entah Sooyoung tidak tahu siapa, tersenyum layaknya senyuman yang selalu Taehyung berikan padanya, bahkan terkekeh. Sooyoung melihat semua itu. Bahkan ketika Taehyung memasuki kedai, matanya tak lepas dari raga suaminya.

"Hei, Jim! Ini-- loh ada Seulgi?" Taehyung terkesiap. Sementara Seulgi hanya tersenyum.

Seakan tahu sorot mata Taehyung mengisyaratkan apa, dengan dagunya Seulgi menunjuk kearah meja paling pojok dekat kaca, tempat tadi dirinya dan Jimin -memarahi? Oh bukan tapi mengingatkan Sooyoung- dengan wanita itu menatap ke arah mereka lengkap dengan lipatan tangan di dada.

Taehyung buru-buru meletakan belanjaannya,berjalan cepat menuju Sooyoung... Oh ya, tak lupa dengan senyuman manisnya.

"Kau datang, Soo?" Tanya Taehyung.

"Menurutmu?"

Seperti biasa, itu lah Sooyoung.

"Aku senang kau datang, itu memberikan ku semangat lebih untuk bekerja." Kekeh Taehyung.

Sooyoung mendengus, masih dengan posisinya, tapi tubuhnya dia condongkan sedikit pada Taehyung.

"Aku kesini untuk menemani Seulgi, bukan untuk memberikan semangat padamu, Taehyung-ssi. Jangan terlalu banyak berharap." Ujarnya pelan namun penuh penekanan.

Senyum Taehyung perlahan memudar, tapi buru-buru dia menatap ke arah lain untuk menyembunyikan kekecewaannya.

Sementara Seulgi dan Jimin memperhatikan dengan seksama, dengan emosi Jimin yang sudah membuncah karena perkataan Sooyoung pada Jimin.

"Lihat, sahabatmu itu memang wanita jahat, Seul!" Sarkasnya.

"Aishh! Sooyoung itu baik, hanya saja cara penyampaiannya kadang berbeda." Sangkal Seulgi tak terima sahabatnya di olok Jimin.

Kembali pada Sooyoung dan Taehyung yang masih setia menatap ke arah lain. Sooyoung membuka suara, "Siapa gadis tadi? Kekasihmu?" Tanyanya.

Taehyung menoleh, lalu menggeleng, "Dia temanku, namanya Sian."

"Teman?" Sooyoung mengangguk-anggukkan kepalanya pelan, "Harus sedekat itu?"

Sedekat itu? Maksudnya?

[M] The Perfect HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang