XV. Should I try?

850 101 14
                                    

Kalimat demi kalimat yang diucapkan seulgi beberapa waktu lalu terus saja berputar di kepala Sooyoung. Terutama kalimat terakhir yang diucapkan wanita itu sangatlah mengganggu pikirannya. Kalimat yang sama seperti yang diucapkan Sungjae juga.

Sooyoung tidak mengerti apa maksud dari mereka berdua, mengaoa bisa mereka mengatakan hal yang sama seperti itu. Entah hanya kebetulan atau mungkin sudah tertulis dalam dialog naskah yang dibuat Tuhan.

Dan entah mengapa juga rasanya sangat menggangu begini?

Apa mungkin Sooyoung takut?

Apa yang harus Sooyoung takutkan? Takut Taehyung pergi? Toh itu yang dia inginkan bukan? Sooyoung tidak pernah ingin Taehyung masuk dalam kehidupannya, lalu apa lagi?

Untuk apa Sooyoung terganggu?

"Soo!" Sooyoung tersentak. Seulgi ini, mengagetkan saja. Tidak tahu apa kalau Sooyoung sedang hanyut dalam pikirannya?

"Kau kenapa? Ku panggil dari tadi tidak menyahut. Kau melamun, eoh? Apa yang kau lamunkan?" Cerocos wanita bermata monolid itu.

Sooyoung menggeleng cepat, "Tidak. Siapa yang melamun?"

"Terus tadi apa kalau bukan melamun?" Decak seulgi. "Sudah, kita turun saja."

"Turun?"

"Iya, memangnya kau tidak mau turun?"

Bukan itu, tapi turun kemana?

Sooyoung lupa kalau tadi seulgi mengajaknya ke kedai milik Jimin yang otomatis kalian tahu lah tempat kerja Taehyung juga.

Dilihatnya Seulgi sudah tidak ada di tempat, dan entah sejak kapan pula wanita itu sudah memeluk laki-laki bertubuh -agak- pendek itu, Jimin. Kekasih seulgi.

Sooyoung dengan berat hati ikut turun menyusul Seulgi, walau sebenarnya dia tidak mau. Kalian pasti tahu apa alasannya,

Dia tidak mau bertemu dengan Taehyung. Sudah jelas bukan?

"Woah~ istrinya Taehyung ikut juga, tapi Taehyung tidak ada dia sedang ke pasar. Mungkin akan kembali sebentar lagi." Ujar Jimin.

Syukurlah, Sooyoung lega. Setidaknya mereka tidak akan bertemu sampai Sooyoung pulang, mungkin.

"Oh ya, kalian mau minum apa?" Tawar Jimin.

Seulgi meminta satu banana milk. Padahal Jimin menawarkan Soju, tapi wanita itu menolak, alasannya semalam dia terlalu banyak minum alkohol jadi perutnya kembung.

"Kau, mau minum apa? Soju?" Sooyoung mengangguk.

"Yak!" Seulgi menggeplak kepala Sooyoung, membuat nyonya Yoon itu mengaduh.

"Kau sedang hamil, bodoh. Tidak boleh minum alkohol!"

"SOOYOUNG HAMIL? Woah~ Daebak! Benih Taehyung tertanam dengan baik." Jimin menggelengkan kepalanya takjub.

Seulgi malah meringis melihat ekspresi konyol pacarnya itu, tidak tahu saja benih siapa yang di tanam disana. Hehe

"Baiklah, satu botol air mineral saja untuk mu."

Akhirnya Sooyoung mengangguk pasrah. Karena nyatanya dia juga haus, mungkin air bisa sedikit menenangkan pikirannya.

Jimin kembali dengan nampan berisi satu banana milk, dua botol air mineral, serta beberapa potong sandwich. Sooyoung mengucapkan terimakasih ketika laki-laki itu menyodorkan botol yang sudah terbuka kepadanya.

"Oh ya, Soo. Ada yang perlu ku tanyakan." Ujar Jimin.

Sooyoung kaget, tapi Seulgi lebih kaget. Penasaran apa yang ingin di tanyakan laki-laki itu. Karena dirasanya tidak ada hal yang perlu laki-laki itu ketahui.

[M] The Perfect HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang