XI. Even if I don't mind

756 106 20
                                    

Hari ini Taehyung kembali bekerja, tidak mungkin jika ia terus-menerus ijin kepada Jimin. Walaupun mereka bersahabat, urusan pekerjaan mereka tetaplah hanya sebatas bos dan karyawan.

Lagipula Taehyung tidak bisa jika harus berada di rumah, semua yang terjadi sangat mengganggunya. Hanya dirinya yang mempunya perasaan berbeda disana, sementara kedua ibu-anak itu malah sebaliknya, mereka tampak bahagia.

Kedai cukup ramai laki-laki itu hampir saja kewalahan jika gadis disampingnya ini tidak tiba-tiba datang dan membantu dengan sukarela. Taehyung membereskan piring-gelas serta membuang sisa makanan ke tempat sampah, sementara gadis yang entah siapa -Taehyung tidak tahu namanya- itu mengelap meja.

"Kau pulang sekolah?" Pertanyaan Taehyung mengalihkan atensi gadis tersebut. Dia berhenti sejenak dari kegiatannya, lalu melanjutkannya kembali tanpa menjawab.

"Kau masih memakai seragam, ku fikir kau pulang sekolah." Tutur Taehyung. Lalu melanjutkan, "Sudah, nanti seragam mu kotor. Lebih baik kau pulang, ibu mu pasti mencari mu."

Gadis itu mengerucutkan bibirnya ketika Taehyung seenaknya mengambil alih pekerjaannya. Padahal gadis itu tidak peduli seragamnya kotor atau tidak, dia juga tidak perduli apa ibunya mencari atau tidak.

"Ahjussi!"

"Hm?"

"Kau baik-baik saja?" Taehyung mengernyit, mengapa gadis itu tiba-tiba bertanya.

Terakhir kali dia ke kedai juga menanyakan hal yang sama, hal yang tak pernah Sooyoung tanyakan padanya.

Taehyung mengangguk, "Aku baik-baik saja."

"Kau bohong. Kau kewalahan melayani pelanggan, kau kurang konsentrasi mana bisa kau disebut baik-baik saja?"

Benar, Taehyung memang tidak terlalu fokus pada pekerjaannya...

Bayangan tentang dokter Kwon yang mengungkapkan fakta paling menyakitkan terus saja berputar dalam kepalanya.

Nyonya Ahn bahkan tampak sangat baik mendengarnya, begitu juga Sooyoung, entah apa yang difikirkan istrinya. Apa hanya Taehyung yang merasa sakit disini?

"Kau ada masalah?" Tanya gadis itu lagi. "Kau bisa bercerita padaku jika kau mau. Aku jago dalam urusan mendengarkan."

Tanpa sadar Taehyung justru terkekeh melihat bagaimana gadis itu mengekspresikan dirinya, menampilkan deretan gigi putihnya pada Taehyung dengan mata berbinar. Sangat menggemaskan.

"Kalau kau ada masalah kau tidak boleh menyimpannya sendiri, kalau kau sedang tidak baik-baik saja katakan kau tidak baik... Kalau kau merasa sakit teriakkan bahwa kau sakit, jangan hanya disimpan karena itu akan jauh lebih menyakitimu nantinya." Tuturnya.

Kedua manik mereka saling menatap, terfokus pada satu titik masing-masing. Entah kenapa Taehyung merasa sedikit lega setelah mendengar nasehat kecil dari gadis yang menurutnya terlalu kecil juga untuk mengatakan hal tersebut.

Seakan dia tahu, apa isi hati dan pikiran Taehyung saat ini.

"Ahjussi, mataku indah ya?" Gadis itu menaik-turunkan alisnya menggoda Taehyung yang sedari tadi tidak melepaskan tatapannya dari gadis itu.

Sementara gadis itu malah tertawa lucu melihat ekspresi wajah Taehyung yang sudah memerah padam.

Ayolah kau kenapa Taehyung? Memalukan saja.

"Jadi kau tidak akan bercerita?" Taehyung mengangguk, "Baiklah, kau boleh bercerita padaku lain kali. Oh ya, siapa namamu?"

Gadis itu mengulurkan tangannya, "Kita beberapa kali bertemu tapi aku belum tahu namamu. Namaku Sian, Kau?"

[M] The Perfect HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang