XVII. Trust Me

898 122 21
                                    

"Soo, Jawab! Kau cemburu pada Sian?"

.
.
.
.
.

Sooyoung tetap diam, bahkan ketika Taehyung terus mendesaknya untuk menjawab.

Diam bukan berarti Sooyoung meng-iyakan pertanyaan tersebut, tapi dia juga tidak membantah hal tersebut.

Taehyung bingung, Sooyoung jauh lebih bingung. Karena wanita itu sama sekali tidak paham apa yang dirinya inginkan. Disatu sisi dia muak dengan kehidupannya bersama Taehyung, tapi disisi lain-- ah entahlah ada hal aneh yang berdesir dalam diri Sooyoung, akhir-akhir ini detak jantungnya tak terkontrol ketika melihat Taehyung.

Puncaknya ketika kejadian pagi itu,

Sangat memuakkan

"Soo!"

"Apa?" Sooyoung meninggikan suaranya lagi, jelas wanita itu mencoba menutupi kegugupannya.

Bagaimana tidak gugup, jika Taehyung berada sedekat ini dengannya, nyaris tak berjarak. Laki-laki itu masih setia menggenggam tangannya, menatap lekat manik Sooyoung. Menantikan jawaban wanita itu penuh harap.

Berkali-kali Sooyoung harus menelan ludah, mencoba memalingkan wajah namun selalu ada keinginan berbalik.

Sooyoung sudah gila jika begini,

Ceritanya tidak akan seru jika dia jatuh cinta secepat ini pada Taehyung. Hahaha *tertawa jahat

"Soo?"

Wanita itu mendengus, wajahnya memerah, Taehyung menganggap bahwa itu reaksi manusiawi ketika seseorang menahan marah. Tapi jelas bukan itu yang sebenarnya terjadi.

"Bukan urusanmu." Sooyoung melepaskan diri, sebisa mungkin menjauh dari jangkauan Taehyung. Meski suaminya itu terus-menerus mengikutinya.

Ayolah, jawaban seperti apa yang diinginkan Taehyung agar dia berhenti mengikuti Sooyoung. Saat wanita itu pergi ke dapur untuk mengambil air, Taehyung masih setia disampingnya. Menunggu.

Membuat Sooyoung mencengkeram erat gelas di tangannya. Bukan marah, tapi gugup yang tidak terkuasai.

"Soo."

"Apa? Aku tidak cemburu, kau puas?" Sooyoung meletakkan gelasnya kasar, hendak beranjak namun terhalang oleh tubuh Taehyung yang berdiri dihadapannya.

"Aku ingin kita bicara."

Tanpa menunggu jawaban Sooyoung, dia menarik wanitanya untuk duduk di sofa. Sooyoung hanya pasrah, membiarkan Taehyung melakukan apa yang dia ingin.

Toh, mereka akan segera berpisah, --pikirnya.

Anggap saja ini adalah kesempatan terakhir Taehyung untuk berbicara padanya. Setelahnya, dia tidak akan mengijinkan Taehyung bertemu bahkan menatap matanya seperti sekarang.

"Cepat katakan!" Titah Sooyoung tak sabaran.

Wanita itu sudah tak kuasa lagi menahan debuman riuh pada dirinya, jantungnya benar-benar bekerja dua kali lipat -- tidak, tapi tiga kali lipat dari biasanya. Ini sangat cepat, tidak bohong.

Lagi, Taehyung menarik tangan itu dan menggenggamnya. Kehangatan menjalar. Sooyoung benar-benar gila.

"Aku mencintaimu, Soo. Sungguh! Dihari pertama aku melihat mu, kau sangat cantik dengan setelan kerja mu, jantungku berdebar." Taehyung menjeda, menghela nafasnya.

"Saat hari pernikahan kita, aku tidak bisa memalingkan pandangan dari mu. Ini... Ini membuatku gila, aku tidak mau kehilangan dirimu."

Sooyoung diam, mencoba mengalihkan pandangannya dari laki-laki yang kini tengah menatap lekat ke arahnya, matanya yang menenangkan, serta genggaman yang membuat nyaman itu. Sooyoung ingin segera terlepas dari semuanya.

[M] The Perfect HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang