XIX. Be Loved

951 124 11
                                    

Matahari perlahan naik, sinarnya menelusup celah gorden. Pagi Menjelang, Taehyung meringis tatkala sinarnya amat menyilaukan.

Laki-laki itu menopang kepalanya diatas lengan, memandang langit-langit kamar disertai senyuman. Ingatan tentang bagaimana melewati malam bersama Sooyoung yang memeluknya, masih sangat membekas dalam dan tidak akan pernah bisa terlupakan.

Ketika lengan itu membalas pelukan, menelusup mencari kenyamanan amat menghangatkan baginya.

Andai tuhan menciptakan malam lebih panjang, Taehyung rela jika tangannya harus kebas asal Sooyoung bersandar padanya. Jika perlu Taehyung akan merelakan jantungnya copot,karena menahan detak tak karuan ketika tanpa sengaja bibirnya menempel di kening Sooyoung.

Tidak, Taehyung bisa gila jika terus menerus memikirkan hal itu.

"Lebih baik kau turun dan sarapan daripada senyum-senyum seperti orang gila." Nyinyir Sooyoung.

Sekali hentak, Taehyung bangun dari tempat tidur. Membuat kaki Taehyung tanpa sengaja terantuk tepian ranjang. Sooyoung meringis melihatnya.

"Shhh- argh!" Taehyung terduduk memegangi kakinya, ibu jari kaki laki-laki itu berdarah. Meski tak banyak. Tapi perih.

Ternyata sedari tadi wanita itu berdiri diambang pintu, melipat kedua lengannya didada, memperhatikan apa yang dilakukan suaminya sejak membuka mata.

Sooyoung menggeleng tak habis fikir dengan tingkah konyol Taehyung. Baru begitu saja dia sudah melukai dirinya, bagaimana jika Sooyoung menerkamnya? Matilah dia.

Sooyoung berjalan kearah laci, mengambil kotak P3K lalu duduk bersama Taehyung.

Dia menghembuskan nafasnya keras, "Apa kau selalu ceroboh seperti ini? Lihat kau melukai kakimu lagi!" Maki Sooyoung.

Wanita itu kesal, karena kaki Taehyung lagi-lagi terluka. Dan alasannya juga masih sama, karena dirinya.

Sementara Taehyung hanya diam, menggaruk-garuk kepalanya. Laki-laki itu tak menyangka Sooyoung mengetahui bahwa kakinya pernah terluka sebelumnya.

Setelah menyiapkan kapas serta plester, Sooyoung berjongkok. Meraih kaki Taehyung, menyimpannya diatas lututnya sebagai tumpuan.

"Kau mau apa?"

"Memotong kakimu!"

Taehyung terkekeh saja mendengarnya, dia selalu suka ketika melihat ekspresi kesal Sooyoung, menurutnya itu sangat menggemaskan.

Dengan telaten Sooyoung mengobati kaki suaminya,untuk pertama kalinya dia khawatir pada Taehyung meski penyababnya hanya hal kecil yang tidak ada apa-apanya.

Oh ya!

Jangan tanyakan bagaimana kondisi jantung Taehyung saat ini, karena rupanya dia menahan gugup setengah mati. Taehyung selalu gugup ketika bersama Sooyoung. Apalagi ketika tanpa sengaja tangan lembut Sooyoung mengusap kakinya.

Ehm, kalian tau apa maksudnya bukan?

Ya, kaki merupakan salah satu titik sensitif dan Sooyoung baru saja menyentuhnya.

Mengapa wanita itu selalu saja melakukan hal-hal tak terduga seperti ini?

"Kau kenapa tuan?" Tanya Sooyoung.

Tanpa Taehyung sadari, sedari tadi Sooyoung telah selesai dengan pekerjaannya.

"Kau gugup lagi?" Sooyoung mendengus.

"Kau tahu? Aku juga sama gugupnya, tapi aku tak ingin menunjukkannya di depanmu. Tapi kau? Kau membuatku tak nyaman, Taehyung-ssi... Ku fikir kau bisa mati jika aku terus berada di dekatmu." Tegas Sooyoung.

[M] The Perfect HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang