XX. Falling

851 116 17
                                    

Sooyoung menyesap teh hijau yang dibuatkan Seulgi beberapa saat lalu. Ya, perihal Sooyoung yang ada urusan di kantor itu adalah bohong. Seulgi bilang kantor sedang diliburkan itu juga mengapa wanita itu ada di apartemennya, bersama Sooyoung yang sekarang sedang kesal.

Seulgi tidak bertanya mengapa Sooyoung datang sepagi ini, dia akan membiarkan Sooyoung yang bercerita sendiri. Karena lebih baik dia sarapan yang dibawa Sooyoung dari rumah, katanya itu dia masak sendiri, walau awalnya Seulgi ragu akan rasanya tapi ternyata masakan Sooyoung tidak seburuk itu. Yang penting makanannya tidak asin. Padahal setahu Seulgi, Sooyoung itu anaknya pemalas -jika bukan kerjaan kantor- dia tidak akan mau melakukan apapun, terkhusus pekerjaan rumah.

Dan ini? Sooyoung memasak?

Wahhh sebuah keajaiban,

Entah bagaimana Taehyung, sehingga bisa membuat Sooyoung mulai berubah.

"Argh!"

"Uhuk uhuk uhuk!" Seulgi mengambil gelas berisi air putih di atas meja.

Teriakkan tiba-tiba Sooyoung membuatnya tersedak, gila untung saja sumpit itu tak ikut menyangkut di tenggorokan Seulgi.

"Kau ini kenapa? Mengagetkan saja!" Sooyoung hanya cengengesan.

Lalu wanita kembali menyesap tehnya, sebelum akhirnya menghela nafas panjang.

"Kau ada masalah, hm?" Tanya Seulgi. Masih fokus dengan makanannya.

Sooyoung diam, dia tidak tahu hal apa yang membuatnya kehilangan mood seperti ini?

Dia kesal, dia marah, tapi entah pada siapa dan karena apa.

Tapi yang jelas Sooyoung tidak suka ketika gadis itu, siapa namanya? Ya, Sian itu datang pada Taehyung dan membawakan sarapan. Memangnya dia pikir siapa? Dan juga, apa Taehyung tidak mengatakan padanya bahwa dia sudah punya istri?

Yaaa, meski kenyataannya selama ini Taehyung tampak seperti orang yang tak beristri karena ulah Sooyoung sendiri. Tapi kan tidakkah bisa Taehyung tidak dekat-dekat dengan gadis itu?

Ayolah, memuakkan melihatnya saja membuat Sooyoung kesal, apalagi senyum yang dibuat semanis mungkin ketika Sian menatap Taehyung.

Eh, tunggu?!

Apakah Sian menyukai suaminya?

"Yak! Malah melamun, kau ini kenapa?"

"Tidak tahu." Seulgi memutar bola matanya.

"Tidak mungkin, oh ya by the way makasih untuk sarapannya, aku tak menyangka jika kau bisa memasak." Ujar Seulgi dengan nada mengejek.

"Aku belajar cara membuatnya kemarin, sebenarnya itu bukan untukmu juga."

Merasa mulai tertarik dengan obrolan, lantas Seulgi beralih tempat duduk ke samping Sooyoung. Dia jadi penasaran, sebenarnya untuk siapa dia rela belajar dan membuatkan masakan ini.

Apa mungkin Taehyung? Itu isi pikiran Seulgi, tapi tidak mungkin juga Sooyoung mau, toh kalian tahu sendiri bagaimana sikap Sooyoung terhadap suaminya itu.

"Lalu kau membuatnya untuk siapa? Ayahmu? Ibumu? Kalau Taehyung sih aku tak yakin kau mau membuatkannya. Ya kan?"

Sooyoung menggeleng, "Salah, itu untuk Taehyung."

Mata sipit Seulgi membelalak sempurna, heol!

Apa katanya? Ini untuk Taehyung, sebuah keajaiban Sooyoung mau melakukannya.

"Alasannya?"

Sooyoung menghela nafas, sebelum akhirnya berbalik menghadap Seulgi.

"Aku mengatakan padanya, kalau aku akan berusaha menerima Taehyung dalam kehidupan ku. Dan... Ini salah satu cara untuk aku menepati perkataanku." Jelas Sooyoung.

[M] The Perfect HUSBAND (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang