✎ . . . 13

11K 1.9K 274
                                    

Jika kalian tanya siapa yang tiba di rumah lebih dahulu? Tentu saja jawabannya Jaehyun. Karena apa? Dia naik taksi. Kata hemat itu sebenarnya mustahil bagi kehidupan seorang Jung Jaehyun. Tadi dia hanya berdusta.

Sedangkan Rose yang lagi dalam fase kere mungkin kini sedang berkelana di gang gelap yang biasanya di huni preman.

Jaehyun nggak perduli, kini perjanjian nomor 2 membuat batasan di antara mereka semakin ketara. Dan tentang hati, mereka bahkan saling melanggar dan membereskannya hanya dengan uang.

Hubungan ini sangat-sangat tidak sehat. Tiba-tiba Jaehyun menjadi teringat ucapan Rose, dia perduli atau hanya tidak suka dengan Sehun.

Jaehyun bergeleng pelan, ia mengompres lukanya sendiri di depan kaca. Dia sudah membersihkan dirinya, membuat makan malam untuk dirinya sendiri, dan bahkan memberi makan anak angkat istrinya itu. Tapi Rose yang belum juga kembali membuat Jaehyun sedikit gelisah.

"Dia nggak mungkin di hadang preman kan ya?" gumam Jaehyun sambil menatap dirinya di pantulan cermin.

"Ck, bikin repot aja," Jaehyun mengambil ponselnya yang ia taruh di atas kasur dan menghubungi Rose.

"Sialan di reject!" maki Jaehyun. Lalu ia berjalan keluar rumah dan mengamati pagar rumahnya.

"Ini gue nggak perduli sama dia, gue cuma nempatin diri gue sebagai suami," gumam Jaehyun meyakinkan hatinya sendiri. Cukup lama ia berdiri sambil mondar-mandir.

Suara besi yang saling bergesekan terdengar, hal itu menandakan bahwa pintu pagar terbuka.

Jaehyun menatap seseorang bersurai hitam itu menutup kembali pagarnya. Dengan kecepatan kilat, Jaehyun masuk ke rumah dan pura-pura membaca koran.

"Dari mana aja lo?" tanya Jaehyun ketika Rose memasuki ruang keluarga.

Rose berdecak, "bisa nggak sih lo nggak usah marah-marah? Gue sebel dengerinnya!" seru wanita itu.

Jaehyun yang merasa tertohok mencibir, "yaudah lah terserah lo," gumamnya sok biasa aja.

Padahal Jaehyun kalau urusan cewek tuh  ahli banget. Dia suka memberi kasih sayang ke semua wanita cantik di dunia ini. Tapi kalau sama Rose, Jaehyun nggak tahu kenapa bawaannya meledak.

"Coba gue lihat," Rose meraih dagu Jaehyun secara tiba-tiba dan menolehkannya ke samping kanan kiri untuk mengamatinya.

"Udah lo kompres ya?" tanya Rose sambil menatap manik mata Jaehyun.

"WANGJA!" teriaknya ketika Jaehyun hanya diam dan tidak meresponnya. Karena kaget Jaehyun mendorong Rose menjauh dan berdeham.

"Bisa nggak sih lo nggak usah teriak? Gue sebel dengerinnya," ucap Jaehyun sambil menirukan gaya bicara Rose barusan.

"Oke senjata makan tuan lagi," gumam Rose sambil menumpahkan isi kresek putih yang ia bawa tadi.

"Buat apa lo beli itu?" tanya Jaehyun.

"Ini salep buat luka lo, ini kasa dan tetek bengeknya. Gue kira tadi lo diem-diem ngikutin gue dari belakang, ternyata malah ninggalin bangsat!" maki Rose super pelan.

"Makanya jangan terlalu berekspektasi," ucap Jaehyun dengan wajah datarnya. Padahal biasanya Jaehyun akan meresponnya dengan ejekan, tapi suasana malam ini benar-benar berbeda.

"Gue salepin aja ya, luka kayak gitu kayaknya gak usah ditutupin deh. Nanti kalau dibungkus bisa busuk," Rose kini duduk di sebelah Jaehyun dan membuka kotak salepnya.

"Nggak usah,"

"Gue emang sebel sama lo ya. Hampir ke arah benci malah, tapi kata orang yang gue kenal. Seberapa gue benci sama orang itu, gue harus bantuin dia kalau dia lagi dapat musibah," ucap Rose sambil menolehkan kepala Jaehyun menghadap kiri.

Fake Bride🎀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang