Tiga bulan kemudian..
"dia udah gede sekarang, ya?" tanya Nara sambil natap Irene.
Irene tersenyum tipis sambil ngusap perutnya yang udah menggembung. "udah bisa nendang malahan.."
Nara tersenyum miris mendapati fakta bahwa Irene harus nanggung semuanya sendiri, dia di masukkan ke rumah sakit jiwa oleh orang tuanya. Tapi, orang tua Irene juga dapet ganjaran karena gangguan mental Irene akibat kekerasan yang mereka lakukan waktu Irena masih kecil.
Sementara Alan, dia di keluarin sama pihak sekolah. Dan dia di kirim orang tuanya buat sekolah ke luar negri. Orang tua Alan udah janji bakal nanggung biaya hidup Irene saat anaknya Alan lahir nanti.
Beruntungnya pihak sekolah ngga menyebar luaskan kasus ini, dan nutup rapat-rapat semuanya.
Dan untuk Jojo, dia berhenti jadi salah satu finalis putra pariwisata karena tragedi itu terjadi seminggu sebelum pemilihan. Jadi kondisinya ngga memungkinkan buat ngikutin kegiatan pemilihan kandidat.
Nara ngga tau apa yang harus dia lakuin kalau dialah yang ada di posisi Irene. Bisa di bilang Irene adalah wanita tangguh, karena masih bisa bertahan sampai sekarang.
"Ren.." panggil Nara pelan, Irene menoleh.
Nara langsung meluk Irene, walau sedikit sulit menyesuaikan karena perut Irene. Nara nahan genangan air matanya. "Lo hebat, Ren. Gue bangga punya temen tangguh kaya lo"
Punggung Irene bergetar. Dia nangis. "mau gimanapun.. Gue harus kuat, Nar. Ngga ada jalan lain selain ngebesarin anak ini sendiri"
"gue cuman berharap, dia bakal jadi sumber kebahagiaan gue nanti" tambah Irene di sela isak tangisnya.
Nara ikut menangis. Lalu ngusap punggungnya Irene. "Dia beruntung punya ibu yang hebat kaya lo"
"dan gue beruntung punya orang kaya lo, Nar"
Nara bersyukur, setidaknya sekarang kondisi kejiwaan Irene memulih.
***
Jojo yang tadinya nyender di parkiran rumah sakit sambil mainin ponselnya, noleh tepat saat dia denger langkah kaki yang mendekat dan ngga lupa ngasih senyumnya.
Sadar atau ngga, Jojo mainin hp doang gantengnya sopan banget.
Senyum Jojo luntur waktu ngeliat muka sembabnya Nara. Tanpa bertanya apapun, Jojo langsung narik gadis itu kedalam dekapan lembutnya.
"all will be okay..." bisik Jojo menenangkan Nara.
"cengeng banget aku ya?" tanya Nara.
Jojo natap kedua bola mata. "kan emang cengeng, dasar cebol"
Nara cemberut, bukannya menghibur pake kata-kata romantis dia malah di jahilin.
Jojo cekikikan. "Nar, hari ini kita ke taman bermain yuk?"
"boleh deh"
Ngga butuh waktu lama. Sekitar limabelas menit mereka sampai, suasana mobil agak canggung karena Nara cuman diem aja.
"kita sampai!" Jojo berteriak riang.
"Nara, oh Nara. Kamu kenapa?~" tanya Jojo sambil ngajak Nara duduk di salah satu kursi di sana.
Nara menggeleng lalu senyum. "aku ngga papa, masih kebawa melow aja"
Jojo meringis sambil menyipitkan kedua matanya. "ey..."
Jojo berdiri dari kursinya dan berdiri di depan Nara.
"tante tante culik aku dong tetew tetew tetew"
Jojo joget-joget di depan Nara sambil goyangin pinggulnya ala biduan.
Nara ketawa ngakak sambil liat tingkah cowonya. Jojo ngga peduli sama tatapan pengunjung yang lain, yang penting ngeliat Nara ketawa lagi dia ikut seneng.
Nara berdiri dari duduknya lalu narik Jojo buat pegi dari sana. Nara cekikikan. "ya ampun, Jo.. Masa tadi aku denger ada emak-emak yang bilang 'coba aja kalo waras saya jadiin suami muda' njir"
Jojo masukin kedua tangannya ke dalam saku. "kalo itu aku ngga peduli, yang penting kamu ketawa"
"ciee... Emang ya, selera emak-emak modelan kaya lo" ledek Nara.
"ngga usah terlalu jujur ngakuinnya, kasian diri sendiri" balas Jojo.
Nara terdiam. "monyet lo!"
Jojo cekikikan trus natap Nara, sebelum ekspresinya berubah. "rambut kamu.."
Nara langsung menegang. "A-ada apa?"
Jojo mendekat sambil benerin rambut Nara pake jarinya. Jojo menggeser anak rambut Nara ke belakang telinganya, "cantik"
Nara nunduk sambil nahan senyumnya. "iya tau, gue cantik. Iri kan lo?"
Jojo naik turunin bahunya. "pede amat, orang liat kalung. Dan satu lagi gue ganteng"
Nara muter bola matanya lalu ninggalin Jojo "najis"
"loh kok gitu? Bii~" Jojo ngejer Nara.
Jojo kesel liat muka Nara yang acuh sama dia. Jojo gigit bibirnya sambil liat kiri kanan, trus nyuri kecupan singkat di pipi Nara.
"JOJO! KEBIASAAN!" teriak Nara. Jojo ngga peduli trus lari ninggalin Nara.
"kita naik wahana apa, bii? Rollercoaster?" tanya Jojo.
"halah takut ketinggian aja belagu!" ledek Nara.
"kalau aku berani gimana? Kamu harus nurutin maunya aku ya?" tanya Jojo menantang.
"oke, siapa takut!" balas Nara.
Dan hari ini berakhir dengan Jojo yang hampir pingsan naik rollercoaster.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY OLD FRIEND [END]
Teen Fiction[SHORT STORY] 🚫yang humornya dolar ga usah baca Gendre : gaje, boring diawal doang aelah, mengandung banyak glukosa, moodboster lah ya, gasuka yang serius soalnya kalo serius itu perasaan aku ke kamu, receh kaya uang di saku, ga terlalu banyak dra...