29. Irene

118 16 2
                                        

Sekarang Nara kaya biasa nemenin Jojo buat pelatihan. Nara agak bersyukur karena mantannya Jojo udah pensiun dari putri pariwisata jadi mereka ngga ketemu.

"Ren" sapa Nara.

"eh Nara" sapanya balik, ngga lupa jejerin gigi nya.

Nara ngeliat ada sesuatu yang aneh di wajah Irene.

"keliatan benget ya lukanya?" tanya Irene.

"i-iya" jawab Nara ragu.

"ini... Kemaren habis jatuh dari tangga, pipi gue juga keliatan banget ngga birunya?" tanya Irene lagi.

"lain kali hati-hati, pasti sakit tuh"

Irene senyum lebar. "ah..ngga papa, udah biasa"

'udah biasa?' - Nara

"kalau gitu gue masuk dulu ya" pamit Irene. Nara ngangguk doang.

Irene.. Lo bohong kan? - Nara

***

Brak

Seisi kantin pada ketawa. Nara ngga dapat liat apa-apa karena orang-orang pada berkerumun.

"ada apasih, Cha?" tanya Nara pas ngeliat Echa yang baru aja balik dari kerumunan.

"oh.. Itu.. Siapa namanya lupa gue, primadona dari ipa 6 jatoh" jawab Echa.

"primadona?" tanya Aura.

"mirip nama artis korea.. Lupa gue"

"Irene?" tanya Nara.

"nah iya"

Nara langsung berdiri dari tempat duduknya trus pergi ke kerumunan. Echa sama Aura cuman bingung ke heranan liatnya.

"kemana?" tanya Aura agak teriak.

"bantuin lah" jawab Nara.

Nara langsung nyelip-nyelip di antara kerumunan.

Nara ngeliat Irene. Dia bukan jatuh, dia di bully.

Nara dorong tiga cewe yang terlihat jadi tokoh utama tukang bully.

"ga punya otak emang lo pada, bukannya di bantuin malah di ketawain" cibir Nara sambil nolong Irene yang lagi meringkuk di lantai.

"Ren" Nara ngulurin tangannya.

Orang-orang pada kicep liat Nara bantuin Irene, trus bawa dia pergi dari kantin.

Nara cukup banyak di kenal disekolah, bukan karena primadona atau ikut kegiatan ekstra sekolah, tapi Nara emang orangnya suka bergaul jadi punya banyak temen, dan orang juga udah banyak tau kelakuan bar-bar Nara di sekolah gimana.

Sekarang Nara lagi nemenin Irene ke wc.

"Ren, kok lo diem doang di bully?" tanya Nara agak kesal.

"udah biasa, Nar. Gue ngga punya keberanian buat ngelawan, gak bakalan ada yang mihak gue" jawab Irene sambil ngebersihin bajunya yang kena kuah bakso.

"gue bakal ada di pihak lo, kalo lo di giniin lagi kasi tau aja gue. Biar gue aduin maknya" jawab Nara.

Irene cuman ketawa tipis. "gak perlu, Nar"

Nara natap Irene yakin. "ngapain gak perlu, gue temen lo"

"temen?" tanya Irene.

"iya temen"

Irene natap Nara ragu. "lo mau jadi temen gue?"

"yaiya lah, mau"

Irene nunduk. "gue.. Ngga pernah punya temen di sekolah ini"

Nara mengerinyit. "heh? Masa cewe cantik kaya lo gapunya temen, kalo misalkan di dunia wettpet nih ya, cewe-cewe cantik itu yang berkuasa dan di hormati"

"gue.. Gapunya. Orang-orang benci gue dan selalu bilang gua cari perhatian lewat wajah gue. Selama ini cuman Alan yang baik sama gue" jelas Irene menunduk.

Nara natap Irene. "sekarang gue bakal jadi temen lo, jangan kaya gini lagi oke? Lo harus berani. Jangan mau di injek-injek"

"lawan mereka pake prestasi lo, Ren. Gue ada di pihak lo"

Hati Irene menghangat, lalu tersenyum lebar. "malaikat"

"apa?" tanya Nara.

"hahaha.. Ngga ada. Thanks, Nar"

✨✨✨

Hiya hiya...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MY OLD FRIEND [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang