- 03 ; say hai -

815 148 19
                                    

Kriiing

Bel istirahat sudah berbunyi. Tapi tak ada niatan bagi namja bernama Bang Yedam , untuknya beranjak dari tempat duduknya. Bahkan ia menolak ajakan teman-teman sekelasnya untuk pergi ke kantin barsama.

Hari ini Doyoung tidak masuk kelas. Sahabatnya itu sedang mengikuti olimpiade sains. Mengingat betapa jenius nya Doyoung dalam bidang itu.

Well ya, saat orang tuanya tau Doyoung ditunjuk sekolah untuk maju olimpiade, mereka sempat mengomeli Yedam. Padahal Yedam sendiri kurang minat sains. Dirinya justru lebih sering mengikuti debat bahasa atau lomba menyanyi sampai tingkat internasional.

Tapi, sepertinya masih kurang memuaskan bagi orang tuanya.

Huft.

Yedam menyandarkan punggungnya pada kursi. Menatap buku notenya yang kini penuh coret-coretan tak jelas.

Ia juga tak ada niatan membuka kotak bekalnya dan memakannya.

Yedam lalu memutar pandangannya ke luar jendela. Menatap lapangan olahraga yang masih digunakan. Jelas itu adik kelas.

Di sekolahnya, sistem jadwal mereka berbeda. Kakak kelas Yedam istirahat sepuluh menit lebih awal dari angkatan Yedam. Lalu lima belas menit berikutnya baru giliran istirahat adik kelas Yedam.

Meski begitu, waktu istirahat mereka sama-sama satu jam.

Yedam menyandarkan kepalanya pada kusen jendela dan menonton adik kelas yang masih bermain bola basket. Cukup lama, lalu adik adik kelasnya itu bubar.

Sedari tadi, salah seorang dari mereka mencuri atensi Yedam. Ada salah seorang adik kelasnya yang terlihat melakukan beberapa hal sendiri. Ia bahkan terlihat menjaga jarak saat bermain. Saat barispun, ia memilih barisan paling pojok belakang.

Dan lagi- teman yang lainnya tak terlihat terlalu menganggap keberadaan orang itu.

Apa- dia seorang anak yang berada di kasta bawah? Mengingat mayoritas orang-orang di sekolahnya selalu menjadikan tingkatan kasta sebagai patokan dalam bergaul.

"Yedam!"

Panggilan seseorang membuyarkan lamunan Yedam.

"Kok gak ke kantin?"

Yedam menggeleng. "Aku bawa bekal,"

Orang itu mengernyit bingung. "Tapi keknya daritadi kamu nontonin jendela bukan makan," ujarnya sembari duduk di bangku Doyoung yang kosong.

"Sungwon sendiri tidak ke kantin?" tanya Yedam balik.

Sungwon menggeleng. "Gak ada Doyoung. Gak ada yang bisa di palakin. Hehe,"

Yedam hanya menggeleng dengan tingkah teman Doyoung ini. Ia kenal Sungwon karena Doyoung memang.

"By the way, tadi Keita mencarimu. Dia tidak kemari?"

Raut wajah Yedam mendatar. Keita lagi.

"Enggak tuh," ketusnya.

Mendengarnya membuat Sungwon paham jika Yedam sedang tidak ingin mendengar tentang Keita. Lagipula, sejak kapan Yedam tertarik dengan topik yang mengandung Keita.

ㅡㅡㅡ

Jam olahraga kelas Haruto sudah selesai. Sudah tiba saatnya bagi mereka untuk istirahat makan siang.

Haruto baru selesai mengganti bajunya dan kini sedang berjalan ke loker untuk memasukkan baju olahraganya. Nanti pulang baru ia ambil.

Haruto mengganti baju paling akhir karena di ruang loker tadi sangat ramai. Haruto tidak terlalu suka berada di tempat ramai dimana orang-orang di keramaian itu tak menganggapnya ada.

•Different•  [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang