- 13 ; orange -

586 121 10
                                    

Sudah lewat tengah hari. Hampir sore tepatnya. Yedam benar-benar merasa senang. Moodnya yang tadi pagi sempat down, sudah naik. Level maksimal, sungguh.

Kalian tau lah kenapa.

Ia benar-benar pergi bermain dengan Haruto. Berjam-jam menghabiskan waktu berdua di Everland. Mungkin orang akan berpikiran mereka berkencan. Padahal- Yedam benar-benar hanya pergi main dengan Haruto yang ia anggap teman mainnya hari ini. Mengingat Doyoung gila game jika liburan.

Bukan hanya Yedam yang tertawa senang dan girang menarik Haruto ke sana kemari. Di sisi lain, Haruto juga sama senangnya. Kenangan terakhirnya tentang taman bermain cukup indah. Meski malamnya, satu kejadian paling tak terlupakan dan terburuk terjadi.

Sebenarnya, Haruto hendak menolak pergi ke taman bermain tadi. Tapi- melihat Yedam yang tersenyum senang dalam perjalanan hanya karena Haruto mau menemani nya main, membuat Haruto tak enak hati ingin menolak ajakan Yedam.

Terlebih- Yedam hari ini sudah memberinya banyak kebaikan. Ponsel baru salah satunya. Yedam bilang, agar ia bisa sering mengobrol dengan Haruto meski lewat chat. Tapi yang jelas, Yedam berjanji takkan mengganggu Haruto di jam kerja atau jam belajar namja itu.

Haruto benar-benar tak habis pikir dengan sifat Yedam. Kakak kelasnya satu ini kenapa sih?

Hey, Haruto itu hanya anak remaja yang belum masuk usia legalnya yang punya banyak emosi belum keluar dari dirinya. Namanya juga anak remaja, perasaan ini dan itu bisa saja mampir kan.

"Ayo cari camilan!"

Seruan Yedam membuyarkan lamunan Haruto. Lagi lagi, Yedam menarik tangannya. Haah. Haruto seharian ini membiarkan tangannya ditarik ke sana kemari oleh Yedam.

Sampai sampai, dirinya bertanya-tanya. Siapa yang adik kelas di sini? Siapa yang lebih tua?

ㅡㅡㅡ

"Aah. Lelahnya baru terasa."

Haruto tersenyum melihat Yedam yang mendudukkan diri di salah satu bangku setelah puas berburu camilan dan beberapa kali mencari tempat aesthetic untuk foto.

Akhirnya Yedam merasa lelah ya. Padahal Haruto sudah dari tadi. Sempat terbesit di pikiran Haruto. Yedam tidak punya batas tenaga ya kalau main?

Tapi- karena Yedam sudah mengeluh lelah- ya sudahlah.

Yedam menepuk sebelah bangku yang kosong. Mengode Haruto untuk duduk di sampingnya. Haruto yang paham pun menggerakkan tubuhnya duduk di samping Yedam. Dengan penuh keikhlasan, Haruto memberikan bahunya untuk jadi sandaran Yedam.

Kakak kelasnya itu tersenyum senang sambil memejamkan matanya. Sungguh Yedam lelah. Sejarah, main ke taman bermain tak pernah selelah ini. Bahkan dengan Doyoung sekali pun.

Haruto yang memperhatikan Yedam jadi ikut tersenyum. Senyum Yedam itu menular ya?

Haruto menatap langit yang mulai hilang teriknya dari matahari. Hari sudah sore.

"Ne Haruto. Kau senang tidak? Aku membuat mu kelelahan ya? Padahal kau sudah cukup lelah karena sering bekerja. Dan hari ini- aku pasti membuat mu tambah lelah. Maaf ya..."

Haruto mengalihkan atensinya ke Yedam. Namja itu sudah membuka matanya. Menatap jemarinya yang memainkan sebuah boneka rubah berukuran sedang yang Haruto dapatkan saat memainkan sebuah permainan tadi. Well ya, karena Haruto bermain permainan itu untuk Yedam, jadi hadiah itu milik Yedam.

Diam. Haruto tak tau harus menjawab. Ia senang kok. Sungguh. Tapi memang benar jika Haruto jadi tambah lelah meladeni Yedam yang ingin ke sana ke mari.

At least, Haruto tersenyum. Ia menepuk pelan bahu Yedam.

•Different•  [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang