- 08 ; first -

698 129 29
                                    

Bugh

"Akh-"

Haruto merintih kesakitan karena punggungnya terbentur dinding. Ia menatap anak-anak yang tengah memandang remeh Haruto. Sekitar lima orang. Bahkan dengan ilmu bela diri yang Haruto miliki saat ini, sepertinya takkan bisa melumpuhkan mereka.

"Hey, sadar status sosial mu di sekolah ini!"

"Jangan berlagak sok!"

"Apalagi sampai dekat-dekat Yedam sunbae dan Doyoung sunbae,"

"Punya cermin gak sih di rumah? Oh- jangan jangan saking miskinnya gak bisa beli cermin ya?"

Mereka tertawa setelahnya. Tangan-tangan Haruto sudah mulai terkepal. Buku-buku jarinya sudah memutih. Ia ingin membela diri, tapi mengingat kejadian beberapa waktu lalu, di mana ia berurusan dengan Keita, membuatnya urung untuk melawan.

Ia tak ingin  cari masalah lagi.

Ku beritau kondisinya. Haruto baru saja menyelesaikan jadwal piket kelas. Ia hendak bergegas bekerja. Namun tiba-tiba, kelima orang di depannya sekarang, tadi datang dan menyeret paksa Haruto ke belakang salah satu gedung sekolah.

Sebenarnya, Haruto sudah menduga hal itu akan terjadi pada hidupnya. Cepat atau lambat. Pasti ada orang yang tidak suka dengan keakrabannya dengan Yedam dan Doyoung.

"Cih. Tampang aja unggul, ak-"

"Woy! Ngapain kalian?! Balik sana!"

Kelima orang tadi, juga Haruto, menoleh ke sumber suara. Sekali lagi. Itu Doyoung. Tapi ia tidak sendiri, ada Yedam.

Mereka menghampiri Haruto yang masih di kepung lima orang tadi.

"Balik gak?!" teriak Doyoung.

Kelima orang tadi tersentak takut dan segera pergi dari sana. Namun sebelum mereka benar-benar pergi, Doyoung menahan salah satu tangan dari mereka.

"Kalau kalian atau orang lain berani nindas Haruto hanya karena dia dekat denganku dan Yedam-" Doyoung melirik mereka tajam.

"Ku pastikan, kalian yang gak akan bisa lulus di sini," ancamnya membuat mereka segera pergi.

"Ruto, gwaenchana?"

Doyoung lalu menoleh ke tempat Haruto. Ia terlihat menggeleng menjawab pertanyaan Yedam.

"Aku baik-baik saja, sunbae. Terimakasih,"

"Ho? Kamu masih manggil Yedam pakai sunbae juga ya?"

Haruto menatap heran pada Doyoung. Ia mengedipkan matanya beberapa kali.

"Eum- iya, hyung."

"Hey, kok Dobby dipanggil 'hyung', aku 'sunbae'? Ah, curang kamu, kelinci!"

Doyoung tertawa puas melihat Yedam yang ngambek. Dari nadanya dan raut wajah Yedam yang ngambek, itu bagian lucunya.

"Haruto nyebelin! Huft."

"Eh?"

Haruto menatap Yedam tak percaya. Kok dia kena juga?

"Masa Dobby dipanggil 'hyung'. Aku juga dong," pintanya dengan nada kesal.

Sedangkan Doyoung, ia tersenyum jahil. Modus sekali Yedam itu. Sadar tidak sih dia?

Haruto menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu.

"O-oke. Yedam hyung,"

Yedam tersenyum menampilkan deretan giginya. Dan Haruto terpana beberapa saat sampai suara Doyoung menepuk angin membuyarkannya.

•Different•  [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang