Hari ini adalah jadwal olahraga kelas Haruto. Ia duduk di tepi lapangan di kala anak-anak lain sedang saling bersenda gurau. Mereka sedang menunggu guru olahraga mereka dan beberapa teman mereka yang pergi ke ruang olahraga untuk mengambil peralatan yang akan mereka gunakan.
Haruto menengadahkan kepalanya. Menghadap ke jendela dimana biasanya Yedam akan melempar senyum padanya. Tapi, hari ini tidak. Samar, Yedam terlihat sangat fokus pada sesuatu yang ia tebak adalah buku dan sesekali mencatat setelah melihat papan tulis.
Biasanya, Yedam akan menyempatkan satu detiknya untuk tersenyum pada Haruto.
Haruto menghembuskan napasnya berat.
Ini hari adalah hari ke empat Yedam terlihat mengabaikannya setelah kejadian tak sengaja beberapa waktu lalu di minimarket tempatnya bekerja.
Saat itu, ciuman singkat mereka terasa seperti di- slow motion. Terlihat mendramatisir seperti di film-film. Dan saat Haruto menarik diri lebih dulu, Yedam langsung merebut botol minumannya dan pergi keluar minimarket dengan tergesa.
Lalu, hari-hari di sekolah, saat Haruto berpapasan dengan Yedam, namja yang berstatus kakak kelasnya itu terlihat mengabaikannya dan berjalan terburu dengan buku di tangannya.
Padahal Haruto ingin minta maaf.
'Apa Yedam hyung marah? Apa dia menyibukkan diri untuk mengabaikanku?' innernya bertanya.
Ingin memikirkan lebih jauh, tapi gurunya sudah datang dan mengatakan akan memberitahu teknisi ujian akhir untuk mapel olahraga.
Benar juga. Haruto sadar, ini bukan saatnya memikirkan Yedam. Ia perlu fokus ujian akhirnya. Mungkin saja, Yedam juga sibuk menyiapkan ujian akhirnya.
'Tapi, dia marah tidak ya?'
Sayangnya, Haruto memang tidak bisa jika tidak kepikiran. Mari doakan semoga kertas ujian Haruto tidak bertuliskan tentang Yedam dan Yedam.
ㅡㅡㅡ
"Dam,"
Hm?
"Ih, sini bentar coba. Aku mau ngomong."
"Ngomong aja, By. Aku dengerin kok."
Doyoung memutar bola matanya jengah. Ia dan Yedam sedang di bangku depan gedung sekolah yang memang disediakan untuk duduk siswa sembari menunggu jemputan.
Sret
"Eh- bukuku-"
"Nanti dulu kencan sama buku kamu. Serius ni aku mau ngomong," ujar Doyoung sembari mengambil dan menutup buku Yedam, menjauhkannya dari jangkauan Yedam pula.
Yedam menurunkan garis bibirnya.
"Iya deh iya. Ngomong buruan. Aku belum selesai baca materi itu,"
Senyum Doyoung pun mengembang. Ia kemudian menatap Yedam yang juga menatapnya dengan agak- kesal.
"Kamu kelihatan banget kalau sering ngabaiin Haruto lho sekarang. Ada masalah lain sama dia, kamu? Selain yang kamu ceritain kemarin?"
Yedam terdiam. Agak terkejut dengan Doyoung yang tiba-tiba membawa Haruto sebagai topik pembicaraan mereka.
Sebenarnya, Yedam tidak ada niatan bersikap cuek atau mengabaikan Haruto. Selain alasan khusus yang ia ceritakan kemarin pada Doyoung, yang membuatnya jadi sibuk belajar dan belajar, lebih sibuk dari biasanya. Yedam ada alasan lain mengapa ia tidak bisa berhadapan dengan Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Different• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔
FanfictionHidup setiap orang tidak sama. Bahagia dan duka setiap orang tidak sama. Status sosial selalu dipermasalahkan. Ya, intinya setiap orang punya kehidupan mereka masing-masing. .・゜゜・ "Haruto ne, hajimemashite." "Yedam?" .・゜゜・ ➷ - b×b - bhs semi...