Tap tap
Suara alas sepatu yang beradu dengan lantai keramik, mengisi sunyinya lorong kampus yang dilewati namja bernama Bang Yedam. Sesekali netranya menoleh ke papan nama yang ada di pintu ruangan yang dilewatinya.
Ia tengah mencari ruangan pembina mahasiswa di kampus tempatnya berada. Salah satu kampus ternama di Tokyo.
Bukan bukan.
Yedam bukan mahasiswa tetap di sana. Ia adalah satu dari lima mahasiswa universitasnya di Canada yang dikirim ke Jepang untuk pertukaran mahasiswa. Keempat temannya sudah lebih dulu ke ruangan pembina kampus. Tadi, Yedam kesulitan menemukan kartu namanya. Jadi, ia membiarkan keempat temannya pergi lebih dulu.
Dan beginilah nasibnya sekarang. Menyusuri kampus yang baru pertama kali didatanginya demi menemukan ruangan yang dicari.
"Ck. Ini pada gak jawab, ke mana sih?" gerutunya sembari menatap ponselnya yang menampilkan room chat antara ia dan keempat temannya.
"Kalau ketemu, awas aja," tambahnya.
Yedam lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Kembali memfokuskan diri untuk mencari ruangannya. Better sepertinya kalau ia minta tolong orang. Tapi, tak ada orang yang ia temui.
Desahan kecewa keluar dari bibir Yedam. Ia memainkan kartu namanya yang terkalung di lehernya sembari terus membaca satu persatu papan nama di pintu ruangan yang dilewatinya.
"Wah. Bagus. Sekarang aku harus kemana?"
Kesialan Yedam lagi. Ia kini berdiri di tengah-tengah persimpangan koridor. Ada tiga jalur dan Yedam tidak tau harus kemana. Ia menoleh ke koridor arah kiri. Sepertinya itu ke arah lapangan. Berarti, koridor kanan saja yang Yedam ambil.
"Oke. Ambil kan-"
Bugh
"Aduh- sumimasen.."
Bagus. Sekarang Yedam menabrak orang dan membuat keduanya hilang fokus sehingga langkah mereka sama-sama mundur beberapa langkah.
"Loh- Yedam?"
Merasa terpanggil, Yedam pun menoleh.
"Eh, Sahi hyung!"
Grep
"Hua. Suatu keberuntungan bertemu denganmu."
Asahi Hamada. Kakak kelas Yedam dulu di senior high school. Oh, di antara kesialan yang menimpa Yedam, akhirnya ada keberuntungan yang datang padanya.
"Eh- kok mewek, Dam? Yedam kuliah di sini?"
Yedam melepaskan pelukannya dari Asahi. Ia menggeleng.
"Yedam mahasiswa pertukaran di sini. Dan Yedam tidak bisa menemukan ruang pembina. Hyung kuliah di sini?"
Asahi mengangguk dengan senyumnya.
"Oh, mahasiswa pertukaran. Ingin ku antar ke ruang pembina?" tawar Asahi.
Yedam tentu saja mengangguk. Ia menyerah mencari ruangan itu sendiri. Senangnya.
ㅡㅡㅡ
"Yedam mau ke perpustakaan aja nih? Gak ke kantin?"
Dengusan kesal keluar dari bibir Yedam. Ia menoleh pada temannya yang sedari tadi mananyakan hal yang sama.
"Iya bawel. Aku penasaran sama perpustakaan di sini. Kamu sama yang lain, kalau mau ke kantin, ya ke kantin aja."
Teman Yedam mengangguk angguk. Ia lalu pamit lebih dulu untuk mencari keberadaan tiga temannya yang berbeda fakultas dari dirinya dan Yedam.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Different• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔
FanfictionHidup setiap orang tidak sama. Bahagia dan duka setiap orang tidak sama. Status sosial selalu dipermasalahkan. Ya, intinya setiap orang punya kehidupan mereka masing-masing. .・゜゜・ "Haruto ne, hajimemashite." "Yedam?" .・゜゜・ ➷ - b×b - bhs semi...