"Park Sungwon sialan. Lihat kau jika aku melihatmu di kantin nanti. Beruntungnya dirimu karena kita beda kelas. Si-"
Brak
"Makan!"
"Traktir dong!"
"Walau kaya doyan gratisan ya, heran."
Kim Doyoung, namja kelas dua Treazure High School yang tengah menggerutu, menyumpah serapahi taman seangkatannya, tersentak dan otomatis menghentikan langkahnya kala pintu kelas yang tangah ia lewati terbuka agak kasar.
Segerombolan anak-anak dari kelas itu langsung berhamburan keluar dan menuju arah yang sama dengan Doyoung. Kantin.
Ia mendongak, membaca papan kelas yang ada di atas pintu tadi.
"Ah, kelas nya adkel ya. Hm, ruang kelasnya benar-benar di pindah di sini. Gedung utara mau di pake buat aula baru ya?" monolognya sembari menolehkan pandangannya pada gedung lain yang terletak di seberang gedung tempat nya berada.
Gedung lama yang dulu merupakan gedung kelas Doyoung berada.
Merasa tak ada anak yang keluar dari kelas lagi, Doyoung kembali mengambil langkahnya. Namun, sesuatu mengalihkan perhatiannya.
Seorang siswa yang tengah duduk di dalam kelas, bangku pojok belakang , dengan buku terbuka dan menghadap ke jendela yang terbuka.
Angin yang berhembus mengacak poni namja itu dengan lembut.
Sebelah alis Doyoung terangkat.
"Hm? Di sekolah ini, masih ada orang yang berdiam diri sendirian di pojok ruang kelas saat jam istirahat? Diskriminasi lagi?" gumamnya.
Namja di dalam kelas itu merasa di perhatikan. Ia lalu memutar netranya dan mendapati seseorang yang berdiri di luar kelasnya.
Doyoung terdiam kala ia mengetahui wajah adik kelasnya yang sedari tadi ia perhatikan, tanpa sadar.
"Ah- anak itu ya."
ㅡㅡㅡ
Tap tap
Langkah namja yang memperhatikannya tadi berjalan menjauh. Pergi dari hadapan Haruto.
Tak ingin berkomentar, Haruto kembali menatap ke luar jendela. Jendela di kelasnya terhubung dengan taman belakang gedung kelasnya yang biasanya di pakai untuk tempat nongkrong kakak kelas.
Terutama, kakak kelas tingkat akhir yang hobi mencari ketenangan di lingkungan sekolah demi mengerjakan bertumpuk -tumpuk tugas.
Haruto senang melihat anak-anak sekolah ini yang lebih sering menghabiskan waktu istirahat dengan duduk dan mengerjakan tugas mereka. Sesekali mereka juga bercanda dan tertawa bersama.
Hanya saja, ada satu hal yang tak suka Haruto lihat dari anak-anak sekolah ini. Bahkan gerombolan kakak kelas yang tengah di lihatnya.
Ada pembatas di antara mereka. Perbedaan.
Jika umumnya perbedaan akan menjadi alasan bersatu, maka di tempat Haruto berada sekarang, itu adalah fakta yang terdengar mustahil.
Watanabe Haruto.
Namja berdarah Jepang yang terpaksa tinggal di negeri gingseng setelah insiden yang terjadi pada keluarganya sekitar beberapa bulan yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Different• [ℎ𝑎𝑟𝑢𝑑𝑎𝑚] ✔
FanfictionHidup setiap orang tidak sama. Bahagia dan duka setiap orang tidak sama. Status sosial selalu dipermasalahkan. Ya, intinya setiap orang punya kehidupan mereka masing-masing. .・゜゜・ "Haruto ne, hajimemashite." "Yedam?" .・゜゜・ ➷ - b×b - bhs semi...