38. Solidaritas Paswali

1K 74 3
                                    

"Lo kabur dari rumah, Lev?"

"Terus sekarang lo tinggal sama siapa?"

"Lo ngegembel?"

"Udah makan? Kalo belum gue beliin gorengan."

"Motor lo gak dibawa? Terus lo- hhmph-"

Ocehan Reza terhenti ketika gorengan milik Bu Tuti mendarat ke dalam mulutnya. "Tuh mulut kagak capek apa nyerocos mulu? Mau lo disumpel kaos kaki sama Kalevi?" omel Ardan.

"Ywa guwe kwan cumwa khawatir samwa Kwalevi," gerutu Reza dengan mulut penuh gorengan.

Kalevi menatap kedua sahabatnya jengah. Ia lalu menyandarkan kepalanya pada tembok sambil memejamkan mata. Melihat itu, Ardan dan Reza yang awalnya bertengkar langsung terdiam, begitupun dengan anggota lainnya. Kini perhatian mereka tertuju pada Kalevi, ketuanya itu terlihat begitu frustrasi.

"Kalo mau, lo bisa nginep di rumah gue. Lo juga bisa pake motornya Kak Banyu yang nganggur," tawar Bara setelah sekian lama terdiam. Melihat sahabatnya seperti ini, Ia jadi merasa iba.

Kalevi membuka matanya.

"Lo juga bisa nginep di apartemen bareng gue Bang," tawar Rizky.

"Nenek gue punya kos-kosan, kalo butuh privasi, lo bisa kok Bang tidur di sana." Giliran Jaka yang menawarkan.

"Maaf Lev bukan bermaksud nyinggung, tapi kalo lo butuh sesuatu lo bisa ngomong sama kita. Mungkin kita bisa bantu," Yoga mencakup.

Kalevi menegakkan tubuhnya, senyum tulus nampak terbit di bibirnya. "Makasih buat tawarannya, tapi untuk saat ini tinggal di rumah Ardan udah cukup buat gue," jawabnya.

"Gue beruntung banget punya temen-temen kayak lo semua. Thanks," lanjut Kalevi tulus dari hati.

Solidaditas antar anggota Paswali memang tak diragukan lagi. Ketika satu di antara mereka dalam kesulitan, maka yang lain akan merangkul untuk  menguatkan. Itulah yang ditanamkan pada setiap anggota.

"Kita juga beruntung bisa kenal sama lo, Bang. Kalo aja kita gak pernah ketemu sama lo, mungkin gak akan pernah ada ikatan pertemanan yang terasa seperti keluarga ini," tutur Tama.

"Lo inget gak Bang waktu pertama kali kita ketemu?" Tama mengajak bernostalgia. "Waktu itu gue baru beberapa hari jadi anak SMA. Saat itu gue masih culun-culunnya. Sangking culunnya, gue sampe gak berani ngelawan ketika dipaksa Kakak kelas buat jadi kurir sabu antara SMA Merpati dan Rajawali. Dan saat gue tahu lo ngelaporin semuanya ke polisi, gue mulai ketakutan, gue takut ikut diseret ke kantor polisi. Tapi saat itu lo dateng, ngerangkul gue dan memastikan bahwa semua akan baik-baik aja."

Kalevi terkekeh. "Lo masih inget, Tam?"

Tama mengangguk. "Gue gak akan pernah lupa, Bang. Lo Bukan hanya nyelametin gue dari polisi, tapi lo juga udah nyelametin gue dari penindas-penindas itu. Lo ngajarin gue buat berani berdiri di atas kebenaran dan melawan ketidakadilan."

Seluruh anggota Paswali mengiyakan ucapan Tama. Banyak sekali jasa-jasa Kalevi di hidup mereka. Kalevi merangkul mereka saat dalam keadaan yang benar-benar terpuruk. Mengajak mereka bergabung, membentuk sebuah hubungan pertemanan yang sesungguhnya.

Apa yang ditanam pasti akan dituai, itulah peribahasa yang cocok untuk Kalevi. Jika dari awal Kalevi bersikap buruk kepada orang lain, mungkin Ia tak akan mendapatkan ini semua. Sanjungan, teman-teman yang baik, dan balas jasa yang tak pernah Ia duga-duga. Kalevi tak akan berhenti bersyukur, memiliki teman-teman seperti mereka adalah sebuah anugerah terbesar dari Tuhan.

"Lo, Bara, Ardan, dan Reza adalah orang paling penting di antara kita semua. Ya walaupun yang dua gak waras," sindir Yoga.

"Bener tuh. Si Kalevi sama Bara mah emang rada konslet. Untung kita kagak ya, Za," ucap Ardan meminta persetujuan Reza.

KaleviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang