49. luka yang tak sebanding

1K 63 0
                                    

Luka fisik mungkin dapat sembuh dengan sendirinya
Tetapi luka hati membutuh waktu lama untuk dapat terobati, atau mungkin tidak dapat sembuh sama sekali

~Ardan Julian~

"Mana Kalevi?!"

Suara lantang dari luar membuat terkejut anggota Paswali yang berada di dalam warung Bu Tuti, begitupun dengan Kalevi yang sedang menyesap sebatang rokoknya. Ya, lelaki itu mulai merokok tanpa henti jika memiliki masalah.

"Mau apa lo?! Nyari ribut sama Bang Kalevi?!" tanya Rizky menghadang Kakak kelasnya.

Dika menatap Adik kelas yang berada di hadapannya dengan penuh amarah. "Bukan urusan lo. Dimana Ketua lo yang banci itu?"

Beberapa anggota yang tadinya hanya menyimak perdebatan itu mulai berdiri, tak terima jika ketuanya disebut banci. Terlebih dengan seorang wakil Ketua OSIS seperti Dika yang beberapa anggota OSIS nya selalu mencari gara-gara kepada mereka.

"Emang bukan urusan gue, tapi kalo lo berani macem-macem sama Bang Kalevi, gue gak segan-segan baku hantam sekalipun lo Kakak kelas atau bahkan wakil Ketua OSIS." Rizky mencengkeram kerah baju Dika, mengusik Kalevi sama dengan mengusiknya.

"Rizky lo apa-apaan, sih?!" Tama datang dan melepas tangan Rizky dari Dika.

"Kalo sampai Bang Kalevi tau lo seenaknya kayak gini bisa abis lo." Tama memperingati. "Maafin sikap temen gue Bang. Kalo boleh tahu ada urusan apa lo dateng ke sini?" tanya Tama sopan kepada Dika.

Baru saja hendak menjawab pertanyaan Tama, perhatian Dika teralihkan pada seorang lelaki yang tengah berdiri di pintu masuk warung Bu Tuti, dan tanpa mempedulikan apapun lagi, Ia berjalan dengan langkah lebar menuju Kalevi.

Bughhh!

Dika melayangkan tinjuannya ke wajah Kalevi, menarik kerah baju lelaki itu dan mendorongnya hingga membentur tembok bagian dalam warung, membuat anggota Pasukan Rajawali berdiri dengan tangan yang terkepal.

Bughhh!

Bughhh!

Seperti kerasukan setan, Dika menghajar Kalevi membabi buta, tak membiarkan lelaki tersebut untuk membela diri. Bahkan Ia tak peduli jika setelah ini dirinya akan dikeroyok oleh anggota Paswali sampai mati sekalipun. Amarah telah menguasai Dika yang selama ini  terlihat tenang-tenang saja.

"Brengsek lo! Gue pikir dengan ngerelain Meysha jadi pacar lo akan menjamin kebahagian dia, tapi ternyata gue salah besar. Cowok brengsek kaya lo emang gak pantes buat Meysha!" maki Dika.

Bughhh!

Bughhh!

Melihat Ketuanya hanya diam saja saat dipukuli seperti itu membuat anggota Pasukan Rajawali naik pitam. Mereka yakin betul jika Kalevi membalas, maka Dika akan dikalahkan dengan sangat mudah. Namun, Ketuanya itu memilih tak melawan dan membiarkan dirinya menjadi samsak. Tidak mungkin mereka diam saja ketika Kalevi dihajar habis-habisan, merekapun maju bersamaan untuk menghajar si wakil Ketua OSIS tersebut.

"Jangan ikut campur."

Gerakan mereka terhenti, menatap ke arah Bara yang sedari tadi hanya menyaksikan sahabatnya dipukuli dengan tampang datar seperti biasa, tanpa berniat melerai atau memberi bantuan sedikitpun. Aneh, biasanya Bara adalah orang yang paling marah jika Kalevi dipukuli, tetapi kali ini malah sebaliknya.

"Biarin aja. Kalo sampe ada yang ikut campur, urusannya sama gue," kata Ardan yang malah sibuk makan gorengan sambil menyeruput kopinya.

"Sini pada duduk. Mending makan mie rebus bareng gue," ajak Reza, yang di hadapannya tersaji semangkuk mie rebus dengan telor setengah matang yang terlihat menggugah selera.

KaleviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang