18 • Rasa Panik

6.9K 568 164
                                    

Kepala Kayra terasa berdenyut, pandangannya buram dan hidungnya terasa tidak nyaman saat aroma obat-obatan masuk ke dalam sana.

Kayra mengerjapkan matanya berkali-kali hingga fokus dan sadar kalau ia sekarang berada di ruangan yang serba putih, di tangan kirinya terdapat selang infus.

Kenapa bisa Kayra dalam keadaan seperti ini?

Kayra mencoba bangun namun kepalanya semakin berdenyut akhirnya ia kembali berbaring.

Matanya melirik tangannya yang terpasang selang infus, sebenarnya Kayra kenapa? Apa jangan-jangan, refleks ia menyentuh perutnya.

Nafasnya berhembus lega merasakan perutnya menonjol, berarti bayinya masih disana. Tangannya mengusap lembut perutnya sendiri.

"Dia anak yang kuat," ucap seseorang yang baru saja masuk ke ruangannya.

Kayra tersentak, matanya terbelalak begitu orang itu mendekat. Jantungnya berdebar kencang, bagaimana bisa dia ada disini? Perasaan tadi ia sedang bersama Nathan, tapi kenapa sekarang Bara yang ada disini?

"Kenapa gak jujur dari awal?" Bara duduk di sofa dekat pintu, memperhatikan Kayra dari jauh.

Kayra merasa seperti mangsa yang sedang diintai oleh predator karena Bara tidak memindahkan pandangannya.

"Kenapa diem? Padahal itu anak saya, harusnya saya berhak tau,"

Refleks, Kayra melingkarkan tangannya di perut, melindungi anaknya.

"Ini anak gue, bukan anak lo!" balas Kayra ketakutan.

Kayra takut apa yang selama ini ia pikirkan saat Bara tau akan terjadi, ia tidak akan terima jika anaknya ini diambil oleh Bara!

"Terus, itu anak lo sama siapa?" tanya Bara mengikuti kosakata Kayra.

"Ya—ya pokoknya ini anak gue!" Kayra tergugu, nafasnya menderu kesal, ia ingin pulang. Kayra melirik selang infus di tangannya, menariknya secara paksa hingga tangannya meneteskan darah.

"Kayra! Jangan bertindak bodoh!" kata Bara keras. Cowok itu langsung menghampiri Kayra yang mau turun dari ranjangnya.

"Gue gak mau disini! Gue mau pulang!" Kayra menjerit begitu Bara menahannya untuk keluar.

"Kay, lo masih harus istirahat disini!"

"Gak mau! Gue mau pergi dari sini! Jauh-jauh dari gue cowok brengsek!" teriak Kayra berusaha melepaskan diri dari Bara.

Bara jadi heran, kenapa Kayra malah seperti ini? Padahal ia cuma ingin tau dari mulut Kayra sendiri, kalau Kayra memang sedang mengandung anaknya.

"Dan cowok brengsek ini adalah ayah dari anak yang lo kandung!" teriak Bara membuat Kayra terdiam. Air matanya mulai menetes, ia menggeleng.

"Jangan ambil anak gue, please," gumam Kayra pelan sambil terisak. "Cuma dia kekuatan yang gue punya saat ini,"

Oh shit! Jadi Kayra menganggap ia akan mengambil anaknya? Anak mereka? Kenapa Kayra bisa berpikir jauh seperti itu, saat Bara hanya ingin bertanggung jawab penuh atas perbuatannya.

Bara mendekap lembut Kayra, mencoba menenangkan, Kayra hanya diam membuat Bara aemakin memperdalam pelukannya.

"Kayra... dengerin gue baik baik," Bara berkata pelan penuh kelembutan. "Gue gak bakal lakuin apa yang lo pikirin saat ini, buang semua pikiran negatif lo itu, karena justru gue ada disini mau ngerawat anak lo, anak kita,"

Kayra menjauhkan sedikit tubuhnya untuk menatap Bara, mata mereka saling bertemu, Kayra mencari kebohongan disana namun bukannya ketemu ia justru tenggelam dalam mata Bara yang hitam dan kelam.

Teenage Mom [Stopped]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang