30 • Awal dari Segalanya

5.2K 489 156
                                    

Hari sudah berganti, jatah cuti yang diambil Bara pun tersisa hanya hari ini. Itu artinya ia hanya punya hari ini untuk mencari Kayra.

Pagi-pagi buta Bara sudah bersiap untuk keliling Jakarta, kalau memang Kayra tidak ditemukan juga, Bara berniat akan keluar kota.

Intinya, di hari terakhir cutinya ini, Bara harus mendapatkan hasil.

Bara keluar dari apartemen pukul 5 pagi dan sekarang sudah pukul 7 namun ia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan Kayra di sekitaran wilayah Jakarta Selatan.

Akhirnya, Bara membawa mobilnya ke arah Jakarta Timur. Pokoknya Bara akan mengelilingi seluruh titik kota Jakarta, siapa tau Kayra ada di salah satu wilayah, begitu harap Bara.

Namun, sudah semua titik Bara kunjungi, di mulai dari jalan besar bahkan sampai ke gang rumah warga.

Tidak juga Bara temukan Kayra.

Bara menghela nafas berat, "Dimana kamu, Kay?"

Bara sudah cukup frustasi, ditambah bunyi perutnya yang sedari tadi ia abaikan.

Bara baru ingat dengan mengawali hari tanpa sarapan dan justru membuka hari dengan harapan.

Agar tetap fokus, Bara melipir sesaat ke restoran fast food pinggir jalanan, waktu sudah memasukki jam makan siang, wajar jika tempat ini lumayan padat.

Setelah memesan makanan untuk dirinya sendiri, Bara duduk termenung sambil menyalakan ponselnya yang sengaja ia matikan.

Karena dari kemarin, Mamanya, Ani, terus saja meneleponnya.

Inti dari pembicaraan Ani adalah meminta maaf pada Bara. Namun, putranya itu sudah terlanjur sakit hati karena ucapan orang tuanya.

"Permisi, gue boleh duduk disini gak? Tempat lain penuh," Seseorang datang dari arah belakang Bara.

Bara memutar kepalanya sedikit, terkejut begitu melihat Riri dan Farez sedang bersama.

"Tuh kan bener Bara!" ucap Riri pada Farez yang sedang membawa nampan berisi makanan mereka.

Tanpa kata, Farez duduk di sebelah Bara yang sedang menatapnya tajam.

"Sejak kapan lo pergi berdua sama Riri?" tanya Bara menatap curiga.

Riri terlihat gugup biar begitu wanita itu terlihat cantik dengan setelan casualnya.

"Gak sengaja ketemu di depan," balas Farez, meminum pesanannya.

Bara mengangkat bahunya tidak mau terlalu mencampuri urusan mereka, toh, mereka berdua juga terlihat cocok.

Riri mengedarkan pandangannya, kepalanya berputar mencari seseorang.

Farez mengernyitkan keningnya, tangannya terulur menyentil dahi Riri, mendapat perilaku itu Riri meringis.

"Sakit tau!" Riri cemberut, membuang muka.

"Lagian ngapain muter muter kepala? Nyari siapa?" Farez menatap intens Riri.

Tak menjawab, Riri malah menatap Bara yang asik sendiri dengan makanannya.

Sudah jelas, untuk saat ini Bara lebih memperhatikan nutrisi perutnya agar bisa tetap fokus mencari Kayra.

"Bar! Istri lo mana?"

Seketika pergerakkan Bara terhenti, tubuhnya langsung kaku dengan tangan yang mengambang di depan mulut.

Sekali lagi, Farez melayangkan sentilan, kali ini di bibir Riri.

Karena Farez tau betul apa masalah Bara dan tidak seharusnya Riri bertanya seperti itu. Riri memang tidak tau apa apa, yang ia tau hanya Bara dan Kayra pernah berada di rumah sakit tempat ia bekerja.

Teenage Mom [Stopped]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang