8 • Dari Matamu

8.7K 674 30
                                    

Di kegelapan malam, seorang pria sedang fokus menatap layar laptopnya. Lampu kamarnya dibiarkan mati, membuat ruangan itu hanya diterangi cahaya rembulan.

Bara, pria itu, sedang pusing memikirkan seorang wanita.

Bukan pacar, karena Bara masih setia pada dirinya sendiri.

Rasanya seperti Bara ingin memutar waktu, lalu dihapusnya kejadian itu.

Kejadian di club.

Masalahnya, ia tidur dengan perawan! Ditambah keinginannya yang sekarang macam-macam—seperti ingin rujak, makanan pedas, dan itu membuat Bara tidak nyaman dengan dirinya sendiri.

Bara jadi teringat dengan perkataan Ani, saat ia memakan pepes ikan mas dengan lahap seperti orang ngidam.

Ditambah sebelum pulang, Bara keliling dulu mencari rujak, saat menemukan orang yang berjualan rujak itu, Bara tersenyum lega saat keinginannya terpenuhi.

"Pak, rujaknya 2 porsi ya, yang pedes,"

Tukang rujak itu segera mengambil beberapa buah yang ia simpan di dalam kotak kaca.

"Istrinya ngidam, mas?" tanya tukang rujak itu disela kegiatannya memotong buah.

Bara hanya melongo, tidak tau ingin menjawab apa. Istri? Penghinaan akut terhadap kaum jomblo ini mah!

"Emang suka gitu, mas, orang hamil kemauannya suka aneh," lanjut bapak itu walaupun Bara tidak menanggapi. "Saya sering banget dapet pembeli malem malem gini, dan suaminya curhat kalo udah muter muter nyari saya karena istrinya ngidam,"

"Tapi saya seneng banget ngelayaninnya karena udah bisa menuhin keinginan ibu ibu ngidam, tetep semangat ya mas, turutin ngidamnya istri,"

Bara hanya tersenyum ngenes mendengar ocehan itu. Diterimanya dua bungkus rujak lalu memberikan uang sambil berkata 'terima kasih,'.

Bara pun berhenti mengingat kejadian memalukan itu, namun pikirannya semakin ruwet saat melihat sebuah artikel.

7 Alasan dibalik fenomena Papa ngidam saat Mama hamil muda.

Atau jangan jangan ucapan orang orang itu benar?

Bara ngidam?

Dia harus mencari wanita itu! Harus!

•••

Nathan turun dari motornya dan berjalan memasukki rumah Kayra.

Cuaca pagi ini cukup cerah, membuat ia semangat bangun. Jadinya ia memiliki waktu lebih untuk berkunjung sebentar ke rumah kekasihnya yang sejak kemarin susah untuk dihubungi.

Namun, Nathan memakluminya karena Kayra sedang sakit. Mungkin kekasihnya itu sedang fokus menyehatkan badan sampai tidak sempat membalas pesannya.

Nathan menekan bel dan Bi Illa yang membukakan pintunya.

"Pagi, Bi..." ucap Nathan dengan senyumnya.

"Pagi Den Nathan," jawab Bi Illa, "Mau ketemu Non Kayra ya? Dia masih tidur, Den,"

"Kayra masih sakit, Bi?" tanya Nathan makin khawatir. Ia kira Kayra hari ini sudah bisa masuk sekolah.

Bi Illa mengangguk. "Iya Den Nathan, soalnya dari tadi Non Kayra belum keluar, kayaknya sih masih belum sehat banget,"

Nathan menghela nafasnya, semakin khawatir. "Tapi udah dibawa ke rumah sakit, Bi?"

Teenage Mom [Stopped]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang