12 • Rencana Perjodohan

8.1K 515 41
                                    

Nathan melirik jam tangannya, waktu sudah lewat sepuluh menit namun Kayra tidak kunjung datang.

Sementara suasana kantin semakin ramai dan para siswa lainnya berebut meja untuk menikmati makanan mereka.

Nathan menghela nafas dan memakan sate yang sudah tidak hangat lagi karena terlalu lama dibiarkan.

Kayra benar-benar tidak memunculkan batang hidungnya, padahal Nathan ingin sekali makan bersama Kayra yang sudah sangat jarang mereka lakukan dalam waktu dekat ini.

Pria berlesung pipi itu pun tidak paham dengan Kayra yang akhir akhir ini yang bilangnya, selalu ingin sendiri.

Apa Kayra sedang ada masalah?

Kalau iya, kenapa Kayra tidak langsung cerita?

Apa kehadirannya sudah tidak dianggap lagi?

Memikirkan semua itu membuat Nathan jadi malas makan, ia menatap soto ayam pesanan Kayra, sepertinya ia harus membungkus makanan itu dan membawakannya ke kelas Kayra.

"Pak, sotonya tolong dibungkus ya," ucap Nathan memberikan mangkok soto itu kepada penjualnya, lalu ia kembali ke tempat duduk karena si penjual itu sedang melayani yang mesan terlebih dahulu.

Nathan menatap handphonenya yang sepi. Bahkan Kayra pun sudah jarang membalas pesan dan mengangkat teleponnya.

Di sela lamunannya, Nathan tidak sadar bahwa ada seseorang yang duduk di hadapannya. Orang itu bertopang sebelah dagu sambil tersenyum miring.

"Tumben sendirian," ucapnya membuat lamunan Nathan buyar. "Boleh kan gue temenin?"

Nathan menatap datar perempuan di hadapannya. Ia kira orang itu Kayra, ternyata itu semua hanya ada dalam pikirannya saja.

"Mana Kayra? Biasanya lo sama dia udah kayak perangko sama amplop, nempel terus," Lagi, dia berusaha membuka percakapan, menarik perhatiannya.

"Nunggu dikelas," jawab Nathan singkat tanpa melihat Salsa, teman sekelas Kayra.

Salsa mengerutkan keningnya, "Yakin?"

Sontak Nathan melirik Salsa, menatapnya seakan bertanya, "Maksud lo apa?"

"Barusan gue dari kelas dan gak ada tuh Kayra disana," ucap Salsa tersenyum manis namun Nathan tau arti dari senyum itu sinis.

Nathan menghela nafasnya, berdecak sebal, ia semakin bingung dengan apa yang terjadi pada Kayra.

"Lo kan pacarnya, masa gak tau sih," kata Salsa kembali memancing emosi Nathan.

Tapi, bukan Nathan namanya jika hanya percaya dengan ucapan orang, apalagi Nathan tau bagaimana sifat Salsa.

Wanita itu memang sudah terkenal dengan mulutnya yang banyak. Bahkan satu sekolah tidak ada yang mau berteman dengannya.

Miris.

Namun, Salsa biasa saja mendapatkan perilaku seperti itu, tak pernah Salsa bersedih atau frustasi. Ia malah bahagia menjadi dirinya sendiri.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Nathan berdiri saat penjual soto itu telah selesai membungkus pesanannya, segera cowok itu berjalan menuju kelas Kayra.

Nathan harus membuktikan sendiri bahwa apa yang diucapkan Salsa tidak benar.

Nathan percaya Kayra.

Selama bersamanya, Kayra tidak pernah berbohong. Bahkan hal kecil pun selalu dilaporkannya.

Untuk saat ini, pengecualian, karena Kayra seperti menghindar. Bahkan untuk berangkat dan pergi sekolah pun Kayra memilih sendiri naik transjakarta.

Teenage Mom [Stopped]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang