14 • Rasa Terpendam

7K 541 161
                                    

Permainan bola voli dihentikan oleh Bara karena ia tidak bisa fokus mengajar. Pikirannya tertuju pada Kayra, akhirnya pria itu membebaskan muridnya untuk berolahraga.

Segera Bara mengejar Kayra, dari kejauhan ia menatap Kayra yang masih dipapah Lana untuk berjalan.

Bara mengernyit, apa ada penyakit di perutnya? Sampai sampai bikin dia susah untuk jalan?

Bara tau bagaimana saat terkena smash dari bola voli, tapi kenapa Kayra sampai kesakitan sekali? Ditambah ia tidak ingin dibantu oleh siapapun selain Lana.

Memikirkan itu membuat Bara pusing. Bara ingin sekali melupakan semuanya, Toh, masalahnya dengan Kayra sudah selesai, karena Kayra tidak ingin mengungkit lagi sejak pertengkaran mereka kemarin pagi.

Kayra sendiri yang minta untuk dijauhi. Sepertinya ucapan Farez yang mengatakan bahwa kemungkinan Kayra hamil itu tidak benar.

Karena seharusnya jika memang Kayra hamil, ia langsung meminta pertanggungjawaban Bara, dong?

Tapi, ini tidak.

Mungkin Bara bukanlah pria pertama baginya melakukan hubungan intim.

Tapi, Bara langsung teringat saat tangannya. hampir menyentuh permukaan perut Kayra, ia merasa seperti dilingkupi rasa ingin melindungi.

Bara berdecak, ah sudahlah!

Mungkin itu hanya pikiran bersalahnya saja.

Langkah Bara berhenti saat melihat Nathan, pacar Kayra, masuk ke toilet wanita. Mau apa dia sampai nekat masuk? Ditambah Lana terlihat panik.

Atau jangan-jangan benar yang pikir barusan?

Bara langsung berlari namun saat Lana berteriak memanggil Bu Deby yang akan berbelok ke ruang guru, Bara menghentikan larinya.

Padahal, jaraknya sudah dekat. Akhirnya ia mundur saat bertatapan dengan Bu Deby, lalu kembali ke lapangan.

Bara menghela nafas, menendang kerikil kecil di lapangan, ia ingin melupakan Kayra tapi bayang bayangnya selalu hadir.

Sepertinya mulai besok Bara memang harus melupakan Kayra.

•••

Kembali ke lapangan, suasananya makin tidak karuan karena mereka melakukan olahraga bebas.

Lana berlari dengan kencang menghampiri Angga yang sedang duduk di pinggir lapangan. Sudah cukup bagi Angga berolahraga, ditambah sore hari pun ia kadang berlatih di gym rumahnya.

"Ngga! Ngga!" teriak Lana sampai di sebelah Angga.

Sontak Angga menatap Lana bingung yang terlihat ngos-ngosan, tapi saat ingat kalau tadi Lana izin untuk mengantar Kayra, Angga langsung bertanya,

"Katanya lo mau anter Kayra ke rumah?"

Lana menetralisir nafasnya yang mulai memendek, melelahkan sekali harus berlari dari gerbang sekolah ke lapangan yang berjarak 10 meter.

"Itu dia!" Lana menepuk bahu Angga. "Dia gak mau dianter sampe rumah cuma sampe gocar doang!"

Angga terkejut, berdiri menatap Lana yang masih membungkuk, menyesuaikan nafas,
"Lo gimana sih?! Lo gak liat tadi dia hampir sekarat?!"

"Lo kayak gak tau Kayra aja sih!" ucap Lana sinis. "Batu!"

Angga berdecak, perasaannya gak karuan memikirkan Kayra.

Teenage Mom [Stopped]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang