6 • Dua Garis Biru

9.5K 668 81
                                    

Di hari pertama tahun ajaran baru, SMA Unggulan sangat sibuk, dimulai dari upacara pagi, pembagian kelas dan pengenalan wali kelas.

Beberapa guru ada yang cuti atau pensiun sehingga mereka kekurangan dan mengangkat guru honorer untuk menutupinya.

Ada dua guru honorer baru, satu perempuan dan satu pria. Namun, yang pria ini sangat menarik, sebagian besar siswi meliriknya.

Bagaimana tidak?

Guru tersebut terlihat sangat tampan dan kokoh, kebetulan sekali ia mengajar Pendidikan Olahraga, membuat para siswi tidak sabar untuk segera memulai pelajaran.

Kelas dua belas IPA 2 menjadi kelas yang beruntung bagi para siswi karena mereka mendapat wali kelas yang sedang hangat diperbincangkan.

Kelas yang riuh seketika hening saat guru itu masuk, lebih tepatnya perempuan yang lebih banyak diam, terpesona, sedangkan lelaki diam karena malas, memiliki satu saingan untuk mendapatkan para doinya.

"Selamat pagi," Suara berat itu membuat para siswi menjerit. Baru dua kata saja, mereka sudah meleleh.

"Gimana libur kenaikkan kelasnya? Kurang atau cukup?" tanyanya basa basi dulu.

Lana yang duduk di dua baris dari belakang menyesal karena memilih duduk disini, ia jadi tidak bisa melihat dengan jelas dan dekat wajah guru tersebut.

"Cukuppp..."

"Kurang lah!"

"Cukup karena ketemu Bapak,"

"Huuuuu!"

Pria yang berdiri di depan kelas itu tertawa melihat tingkah muridnya. Ia jadi rindu suasana kelasnya dulu saat masih SMA.

"Pak, to the point aja ya!" ucap Tiwi, murid centil itu mengangkat tangan, "Nomor WA bapak berapa?"

Sontak seluruh siswi itu menatap Tiwi geram, dan memberinga sorakkan lagi.

"Nomor WA gue, mau gak, Wi?" celetuk Hitto sambil berdiri memandang Tiwi.

Tiwi memutar bola matanya, "Gue gak suka sama yang seumuran," katanya membuang pandangan dari Hitto,"Tipe gue itu ya kayak kamu," lanjutnya beralih menatap guru itu.

Benar-benar!

Sungguh berani sekali murid sekarang menggoda gurunya.

"Aku tau kita gak seumur, tapi boleh gak? Aku seumur hidup sama kamu?" ucap Hitto lagi tak gentar membawa Tiwi ke dekapan.

Lana yang jijik langsung melempar kepala Hitto menggunakan tipe-x dan berhasil mendarat di dahi.

Hitto ingin membalas namun buru buru sang guru mengintrupsi.

"Hei, sudah sudah!" ucapnya melerai. "Ternyata benar ya, kelas ini kelas IPA yang paling gaduh,"

Guru itu menatap satu persatu anak muridnya, "Dan sayalah yang dipercaya menjadi wali kelasnya,"

Para siswi semakin ribut dan riuh, benar benar anugerah! Di tahun terakhir para siswi mendapat visual semangat untuk menempuh ujian berat yang akan datang.

"Kalo Bapak jadi wali kelas tetap disini, saya rela gak lulus lulus," Gantian, Gina yang duduk di sebelah Tiwi yang bicara.

Guru itu tertawa, ada ada saja tingkah murid sekarang, ia pun lanjut ke perkenalan diri,

"Oke, sebelumnya, kenalin nama saya Aldibara Perkasa, biasa dipanggil Bara, kalian bisa panggil saya Pak Bara, mau manggil bro juga boleh," jelasnya sambil menebar senyum.

Lagi, Tiwi mengangkat tangan, "Kalo panggil sayang, boleh gak, pak?"

Seketika perkataan itu kembali membuat kelas gaduh. Bara hanya menggeleng melihat tingkah mereka.

Teenage Mom [Stopped]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang