Draco pov
Tidak terasa musim dingin sudah berakhir. Cahaya matahari sudah mulai terasa hangat lagi.
Seperti biasa setiap pagi aku selalu mendatangi setiap kelas untuk belajar. Mempelajari hal yang sudah aku mengerti, percuma saja mengulang nya berkali kali
Seperti biasa juga aku selalu memperhatikan [Name]. Jujur saja tidak ada yang menarik sama sekali dari dirinya, tapi ntah kenapa rasanya aku selalu ingin melihatnya.
Mencium aroma rambutnya sudah jarang kulakukan, apa itu alasan aku ingin terus melihatnya?
'Lupakan draco, kamu hanya TERTARIK terhadapnya tapi kamu TIDAK MENCINTAI nya.'
Lagipula mustahil jika aku menyukainya. Half-blood dan Pure-blood tidak akan pernah bisa bersatu. Ayah sering memperingatiku untuk tidak menyukai half-blood maupun mud-blood.
Pure-blood hanya akan menikah dengan pure-blood.
Beberapa minggu lalu aku melihat [Name] pergi ke toilet perempuan yang dihuni oleh myrtle. Tapi aku mengabaikannya, mungkin dia sedang buang air kecil.
Lagipula untuk apa aku mengetahui semua yang ia lakukan. Itu tidak berguna untukku. Ya, meskipun aku suka memperhatikannya.
Dari hari ke hari aku makin sering melihatnya pergi kesana. Aku masih berfikir mungkin ia buang air kecil. Tapi dia melakukannya di waktu yang sama setiap harinya.
Bukankah itu sudah terdengar aneh?
Setelah pulang dari kunjungan terakhir hogsmeade, aku sengaja menunggunya didekat toilet wanita itu. Untuk memastikan lagi apa ia akan datang.
Jam sudah menunjukkan pukul 12.08 siang, itu artinya [Name] akan datang 2 menit lagi.
'Sebenarnya apa yang kamu lakukan disini draco? Dasar bodoh.' batinku.
tap.. tap.. tap..
Aku mendengar suara langkah kaki seseorang mengarah kemari, suara itu perlahan lahan terdengar semakin mendekat. Sudah kupastikan 100 persen jika itu adalah [Name].
"Myrtle?" Suara [Name] terdengar tidak bagus. Sepertinya dia mengalami sesuatu hal yang buruk.
"Ehm [Name] ada apa? Kenapa wajahmu seperti itu? Bagaimana jalan jalan mu di hogsmeade?"
"Kau tau cedric diggory bukan?"
Aku terdiam saat mendengar [Name] menyebutkan nama cedric diggory. Dia anak hufflepuff tahun ke 6 yang terkenal.
Dari yang kudengar, cedric diggory terkenal karena ketampanannya. Ditambah lagi dengan perilakunya yang sangat ramah dengan semua orang. Itu membuatnya semakin terkenal di hogwarts.
Wajar saja jika ada banyak perempuan yang akan menyukainya. Mungkin juga [Name] menyukainya.
"Ada apa dengan cedric?"
"Aku bertemu dengannya di desa hogsmeade. Itu pertemuan kami yang kedua. Saat itu aku belum memperhatikan wajahnya secara detail, setelah memperhatikannya ternyata dia sangat tampan."
"Lalu apa yang terjadi? Apa kalian berpacaran?"
"Hahah, apa yang kau katakan myrtle? Tentu saja tidak. Aku hanya bertemu dengannya tadi, meskipun pertemuan kami berdua awalnya tidak bagus. Tapi apa kau tau? Dia mengajakku untuk belajar bersama!"
Deg.
Aku membatu ditempat saat mendengar itu, rasanya perasaan ku jadi tidak baik. Apa ini bisa disebut cemburu?
'Tidak draco, tidak. Kamu tidak mungkin cemburu, kamu hanya terkejut mendengarnya.' batinku.
Klang..
Sial! Aku tidak sengaja menjatuhkan sebuah cat kaleng yang ada dibelakangku. Segera aku berlari dari sana agar tidak ketauan, setidaknya aku sudah tau jika [Name] dan myrtle berteman dekat.
Setelah hari itu, aku memutuskan untuk menemui myrtle. Menanyakan beberapa hal tentang [Name].
[-]
Sehari setelahnya aku memutuskan untuk pergi menemui myrtle. Sebenarnya apa yang sedang kulakukan? Perasaan ku tidak tenang setelah mendengar cerita [Name] dan juga myrtle.
Aku harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk pergi kesana. Dimulai dari ruang rekreasi asrama slytherin yang berada dibawah tanah menuju ke lantai 2.
"Draco, Apa yang kau lakukan sepagi ini?"
Seorang wanita berambut bob pendek mendekati ku. Dari suaranya saja aku sudah tau jika dia adalah Pansy Parkinson.
Dia satu asrama denganku, bisa dibilang dia cukup dekat denganku. Meskipun aku sering merasa terganggu oleh kehadirannya. Bagaimana tidak? Jika sedang berjalan bersamanya, dia selalu menggandeng tanganku.
Meskipun aku tau jika dia menyukaiku, tapi aku tidak memperdulikannya. Lagipula aku tidak suka jika ada wanita yang menyukaiku secara terang terangan, apalagi seperti pansy. Hal seperti itu menunjukkan jika dia tidak ada rasa malu atau ragu untuk mendekati pria, itu juga bisa diartikan berapa banyak pria yang sudah ia dekati.
Tapi hal itu bisa kumanfaatkan untungnya lagi si pansy ini benar benar bodoh. Jadi aku bisa menyuruhnya untuk mengerjakan pr ku.
"Aku hanya ingin berjalan, ada apa?"
"Tumben sekali. Mau aku temani."
Bukankah kalian sudah bisa menduga apa yang dilakukannya?
Ya, dia menggandeng tangan kanan ku. Detik itu juga aku langsung menepis tangannya lalu pergi begitu saja meninggalkannya. Ada urusan penting yang harus kukerjakan sekarang.
Suasana koridor sekolah terasa dingin dan juga hening, hanya ada beberapa siswa yang lewat melewati koridor ini. Apa mungkin aku bangun terlalu pagi? Tapi kurasa tidak, jam sudah menunjukkan pukul 04.25. Bukankah ini sudah waktunya untuk bersiap ke sekolah?
Tap.. tap.. tap..
Ntah kenapa lantai toilet yang dihuni myrtle selalu banjir, menjijikan sekali melihat air dari toilet bergenang dilantai, dan sekarang aku harus menginjaknya.
"Siapa disana? Apa itu kamu [Name]?" Suara hantu itu terdengar cukup nyaring. Karena tidak mau berlama lama disini, aku langsung bicara ke intinya.
"Cepat beritau aku semua yang kau ketahui tentang [Name]. Buku, tempat, makanan, minuman kesukaannya."
Aku memang tidak berharap mrytle akan menjawab nya langsung. Dari sifat dan kelakuan nya yang kudengar, dia pasti akan berteriak kepadaku. Aku sangat yakin tentang gagasan itu.
"SIAPA KAMU? APA HUBUNGAN MU DENGAN [NAME]"
"Dasar hantu bodoh! Bagaimana jika ada orang yang mendengar?!"
"AKU TIDAK AKAN MEMBERITAUMU!"
Kamu yang bodoh draco, bukankah kamu tau jika myrtle mempunyai sifat sensitif? Dia pasti tidak akan memberitaumu apapun.
Saat tau itu, aku langsung memikirkan sebuah ide bagus untuk myrtle agar dia mau memberitauku. Apa aku perlu membayar nya dengan uang juga seperti si kembar patil? Tapi apa hantu juga memerlukan uang?
"Baiklah, maaf kan aku. Aku akan melakukan apapun yang kamu katakan, tapi setelahnya kamu harus memberitauku semua hal tentang [Name]"
Dengan berat hari aku mengatakan hal itu. Hanya dengan melihat wajah hantu itu, aku sudah tau apa yang akan ia katakan. Ia pasti menginginkan aku melakukan sesuatu yang aneh.
Saat aku mengatakan itu dia langsung berbalik tersenyum. Dari senyumannya itu, sepertinya dia punya rencana yang tidak akan kusetujui.
"Baiklah jika kamu memaksa hihi. Aku ingin kamu membersihkan toilet ini di hari sab'tu dan minggu selama 3 minggu"
"Bagaimana jika nanti [Name] datang kemari?"
"Dia tidak akan datang kesini tenang saja."
Jum'at, 25 Desember 2020