Ketakutanku

1.3K 189 5
                                    

"Who?"

"Sirius Black."

Menurut berita yang ditulis dikoran, sirius black terlihat di dufftown. Jarak antara hogwarts dan dufftown tidak terlalu jauh. Itu artinya, sirius black bisa saja datang kemari untuk mencari harry.

Jikapun ada dementor yang menjaga disetiap pintu masuk. Sirius pasti bisa melewatinya. Bagaimana tidak? Dia saja bisa bebas dari azkaban melewati dementor. Pasti dia akan melakukan cara yang sama untuk masuk ke hogwarts.

"Black bisa berada dimana saja. Ini seperti mencoba menangkap asap. Seperti menangkap asap dengan tangan kosong."

[-]

Sebuah lemari dengan cermin didepannya berdiri dihadapan kami. Sekarang kami memasuki kelas pertahanan terhadap ilmu hitam yang akan diajar oleh professor lupin.

Lagi lagi hermione menghilang tidak tau kemana. Setelah keluar dari aula, tiba tiba saja dia menghilang. Aku rasa dia menyembunyikan sesuatu dariku.

"Sekarang, siapa yang bisa memberitauku seperti apa bentuk boggart?"

"Tidak ada yang tau." Tiba tiba saja hermione sudah berdiri disebelahku. Kapan dia datang kemari? Aku tidak melihatnya datang sama sekali. "Boggart adalah perubah bentuk. Ia berbentuk apapun yang paling ditakuti oleh orang yang berhadapan dengannya. Itulah yang membuatnya begitu menakutkan."

Untungnya saja ada sebuah mantra sederhana yang dapat menangkis boggart itu. Lupin meminta kami untuk mengulangi sebuah mantra yang akan ia ucapkan, kali ini tanpa menggunakan tongkat.

"Riddikulus!"

Kami mengulangi mantra yang diucapkan oleh lupin sebanyak 2 sampai 3 kali. Kedengarnya mantra ini cukup mudah untuk digunakan. Tapi itu tidak cukup hanya dengan mantra nya saja. Hal yang benar benar mengalahkan boggart adalah tawa.

Lemari yang berisi boggart itu terus bergerak sedari tadi. Perlahan lahan aku berjalan mundur menjauh dari lemari itu.

Lupin memberikan sebuah contoh bersama dengan neville. Dia meminta neville untuk memberitau kami apa ketakutan terbesarnya. "Professor Snape."

Seisi ruangan tertawa saat mendengar jawaban dari neville. Ternyata dia takut terhadap profesor snape.

Wajar saja jika neville takut dengannya. Wajah profesor snape terlihat menakutkan dan menyeramkan. Ditahun pertama pun saat melihat profesor snape, aku merasa takut.

Lupin membisikkan sesuatu kepada neville. Dari raut wajahnya, neville terlihat kaget dengan yang dikatakan oleh lupin. Tapi lupin memintanya untuk melakukan apa yang ia katakan.

Lemari yang sedari tadi bergerak dibuka oleh lupin.

Profesor snape keluar dari lemari itu, wajahnya terlihat lebih menyeramkan karena itu bukan snape yang asli, melainkan sebuah boggart yang menyerupai snape.

Neville mengarahkan tongkat sihirnya kearah boggart. "Riddikulus!"

Boggart itu berubah saat neville mengucapkan mantra, masih sama berbentuk snape. Tapi dia menggunakan pakaian yang sering digunakan neneknya neville.

Aura menyeramkan dari profesor snape menghilang karena pakaian itu. Kami hanya bisa tertawa melihatnya berdiri didepan, wajah boggart itu tampak kebingungan mendengar kami tertawa.

Lupin menghidupkan sebuah lagu setelah itu dia meminta kami untuk berbaris menghadapai boggart itu. Aku baris tepat dibelakang ron, yang artinya aku akan menghadapi boggart itu setelah ron.

"Next. Ron."

Ron maju kedepan menghadapi boggart. Sepertinya ron sudah memikirkan ketakutan terbesarnya, karena boggart itu sudah berubah menjadi laba laba raksasa.

Tubuh ron terlihat gemetar, dia sudah ketakutan setengah mati melihat laba laba itu. Untung saja ron segera mengeluarkan tongkatnya lalu mengucapkan mantra. "Riddikulus!"

Di setiap kaki laba laba itu terdapat sebuah sepatu roda yang membuatnya tidak bisa berdiri dengan benar. Hal itu berhasil membuat kami kembali tertawa.

Karena ron sudah berhadapan dengan boggart itu sekarang adalah giliranku.

Perlahan lahan aku maju kedepan lalu memikirkan ketakutan ku. Ketakutan yang tidak pernah ingin aku lihat sepanjang hidupku. Aku benar benar tidak ingin hal seperti ini.

Seperti nya boggart itu sudah mulai bekerja, dia berubah menjadi manusia serigala atau sering disebut sebagai werewolf.

Badan nya benar benar bungkuk, mempunyai gigi taring yang runcing. Dan juga kuku kaki dan tangannya benar benar menyeramkan. Mungkin dia bisa merobek mulutku hanya dengan kuku nya.

"Grrhh.."

Sesegera mungkin aku segera mengeluarkan tongkat sihir, lalu mengucapkan mantra. "Riddikulus!"

Werewolf itu berubah menjadi sebuah mainan badut yang menari layaknya seorang penari. Aku hanya tersenyum lalu pindah ke barisan belakang. Saat aku melewatinya, hermione menepuk bahuku sambil tertawa. Sepertinya dia suka menertawaiku seperti itu.

Sial sekali dibarisan belakang ada kumpulan anak slytherin, untungnya ada ron berdiri disana untuk menemaniku. Sebaiknya abaikan saja ejekan yang keluar dari mulut anak slytherin.

Ntah apa yang sedang difikirkan oleh draco, tiba tiba saja dia pindah barisan ke belakang ku meninggalkan teman temannya.

Tanpa sengaja aku menoleh kebelakang melihat tangannya yang masih diperban, sepertinya itu masih terasa sakit?

Ingin rasanya aku bertanya tentang keadaan tangannya. Tapi lebih baik tidak usah, karena dia pasti akan langsung menggodaku. Maksudnya dia pasti berfikir kalau aku khawatir.

Tinggi ku sudah mencapai 146cm. Meskipun sudah cukup tinggi, tapi aku masih tidak bisa melihat apa yang terjadi didepan sana. Aku hanya mendengar suara tawa dari anak anak lain yang menyaksikan boggart itu.

Beberapa anak datang kebarisan belakang karena sudah berhadapan dengan boggart. Aku belum melihat hermione dan harry datang ke barisan belakang, itu artinya mereka belum berhadapan dengan boggart.

"Here!"

Tiba tiba lupin berteriak, aku berusaha untuk melihat apa yang terjadi. Tapi aku hanya melihat sebuah balon putih yang mengempis lalu masuk kembali ke dalam lemari itu.

Setelah kejadian balon itu, lupin membubarkan kelas hari ini. Aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi didepan sana. Untuk menghilangkan rasa penasaranku, aku langsung bertanya kepada hermione yang berjalan melewatiku.

[-]

Hari yang kutunggu tunggu akhir datang juga, yaitu kunjungan pergi ke hogsmeade. Aku benar benar menanti saat ini, mengujungi banyak tokoh disana pasti menyenangkan.

Semua murid diminta untuk mengumpulkan formulir yang sudah dibagikan. Jika ingin pergi ke hogsmeade, orang tua atau wali harus menandatangi formulir itu dulu.

Tentu saja ayah dan ibu mengizinkan ku, meskipun ada sedikit paksaan.

Filch mengumpulkan semua formulir kami, sedangkan McGonagall memberikan sebuah arahan dan juga peraturan selama berada di hogsmeade.

Tiba tiba saja harry maju kedepan menemui McGonagall sembari membawa formulir miliknya.

"Tidak ada formulir izin yang ditandatangani, tidak ada kunjungan ke desa. Itu aturannya Potter."

Ternyata harry tidak mendapat izin dari pamannya. Dia meminta McGonagall untuk menandatangi formulir miliknya, tapi ia tidak bisa karena dia bukanlah wali ataupun orang tua harry.

Jika harry memberitauku lebih awal, mungkin aku bisa meminta ibu atau ayah menandatanganinya.

Filch mengajak kami untuk bergegas pergi. Kami bertiga melihat harry berdiri didepan gerbang sembari memegang formulir miliknya. Karena rombongan yang lain sudah mulai pergi, harry menyuruh kami untuk pergi meninggalkannya sendirian sedangkan dia kembali masuk ke dalam kastil.

Tidak ada yang bisa diperbuat lagi, kami bertiga pergi menyusul rombongan yang lain.

Minggu, 13 Desember 2020

Mr. Malfoy 3 : Draco x YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang