Aku pernah meminta pada tuhan agar kamu pergi, menghilang dalam kehidupanku
Aku meminta pada tuhan agar rasa yangku miliki terhadapmu mulai pudar terkikis jarak dan waktu.
Kenapa?
Sebab aku sadar, bukan aku yang kamu minta pada setiap doamu.
Aku sadar, hatimu telah berlabuh pada dermaga yang lebih tepat menurutmu.
Dan tuhan mengabulkannya,
Waktu membawamu pergi,
Semesta mulai bermain dengan menghadirkan beberapa sosok lagi dalam hidupku.
Tapi tetap saja, masih kamu yang singgah dalam rasaku.
Sampai aku memberi jeda pada diri, terhitung bertahun tahun aku menata kembali remuknya hati,
membiarkan luka kecewa itu tetobati dengan menyibukkan diri.
Dan aku berhasil.
Aku telah sampai pada titik dimana saat aku mendengar namamu tak ada getaran dalam hatiku.
Saat aku melihat wajahmu tak ada kegoyahan dalam jiwaku.
Aku berhasil menghilangkan cinta untukmu.
Tapi kini, semesta bermain dengan leluconnya.
Dia memaksa untuk melupakan
Tapi dia pula yang kembali menghadirkan.
Waktu juga begitu,
Dia membiarkannya datang tanpa permisi, lalu pergi begitu saja tanpa tapi.
Sedangkan hati?
Mulai sibuk membentengi diri agar tidak jatuh lagi,
Menyiapkan jiwa agar saat terluka tidak menyita waktu lama untuk mengobati.
fasdiana_
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Pena Pengagum hujan
Poetry🔸UNTUK DIBACA! BUKAN DITULIS ULANG!🔸 _____________________________________ Kata itu jiwa, Tulisan itu raga, Makna itu hati yang bisa merasa. Ini hanya sekedar pengungkapan rasa yang tak bisa diucap, atau pengabadian atas apa yang semesta lakukan...
