Tempat Untuk Kembali

917 67 9
                                    

Desember,
Setelah beberapa bulan tinggal di pulau  dengan zona waktu yang berbeda, setelah berjuang dengan rasa sabar yang tak terhitung pula, kini bulan Desember telah menyapa. Sudah dari 2 bulan yang lalu kupersiapkan semua, mulai dari tiket serta rencana-rencana saat pulang. Ya pulang ke Pulau Jawa , tempat yang seharusnya aku berada.

Mau pulang pun banyak sekali kejadian  yang menguji kesabaran, mulai dari harus menggunakan surat swab antigen yang bikin pening, jadwal penerbangan yang delay, hingga antrian yang cukup lama saat check in maupun pengambilan bagasi. Tapi semua kekesalan itu hilang ketika sudah dijemput oleh salah satu orang yang kurindu, ya dia Mas Satria.

Bandara Soekarno-Hatta,

Sekitar pukul 23.00 WIB aku baru selesai mengambil koper dan tas yang kuikutkan bagasi pesawat. Baru sampai di Soeta, tapi aku sudah merasa pulang. Padahal rumahku masih perlu menempuh waktu 8 jam perjalanan darat. Setelahnya aku keluar mencari Mas Satria yang sudah tiba dari tadi. Ya ini pertama kalinya aku di Bandara Soeta, alhasil masih belum tau titik penjemputan yang biasanya, dan aku menunggu Mas Satria mendatangiku hingga ke Gate 2 Kedatangan, susah? Jelas, meski Pemerintah sudah menerapkan aturan terkait surat swab antigen, tetap saja banyak yang melakukan penerbangan. Bagaimanapun, semahal apapun , bertemu keluarga adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda hanya karena biaya mahal menurutku. Setelah beberapa saat akhirnya aku melihat Mas Satria berjalan ke arahku, jelas dia tidak sendirian, dia bersama satu anggotanya yang juga brimob. Kebetulan juga asli Manado. Berasa orang penting jadinya dijemput dua polisi.

🧕: Udah lama ya?
👮‍♂️: Iyalah, untung tadi berangkat jam 9 dari rumah
🧕: Ya pesawatnya delay sejam sendiri
👮‍♂️: Terus sekarang mau langsung ke penginapan?
🧕: Mau makan laper lho, dari sore belum makan nasi
👮‍♂️: Yaudah, mau makan apa jam segini?
🧕: Terserah, tapi jangan ayam
👮‍♂️: Emm, angkringan mau? Tapi kasian kamu kalau cuma makan di angkringan ga kenyang ntar.
🧕: Dih, kan aku ga makan banyak. Hayuk aja lah.

Selanjutnya kita menuju ke arah Depok.  Sebelum ke penginapan akhirnya kami mampir dulu ke salah satu angkringan di daerah Margonda. Karena dulu aku pernah minta sama Mas Satria kalau pulang nanti ajakin ke angkringan. Dan terealisasilah sudah salah satu checklist kegiatanku.

Setelah makan kita menuju ke penginapan. Aku sengaja mencari penginapan yang masih terhitung dekat dengan rumah Mas Satria supaya kalau main ga capek jemputnya, dan dekat juga dengan Universitas Indonesia. Sampainya di penginapan sekitar jam 01.00 WIB. Untung penjaga nya masih mau bukain gerbang karena sore harinya aku sudah minta tolong Mas Satria untuk datang kesitu duluan agar bapaknya tahu kalau aku bakal telat check in. Pertama kali masuk penginapan langsung disambut oleh ornamen-ornamen ala Bali , gapura depan pun benar-benar seperti bangunan Bali. Di dalam juga terdapat saung yang sengaja dibuat ala-ala Bali. Karena memang sang pemilik sendiri asli dari Bali.

👮‍♂️: Bagus kan, dah selamat istirahat ya, besok kabarin mau dijemput jam berapanya.
🧕: Siap ndan 😊

Setelah mengantarku Mas Satria balik lagi ke kantor karena kebetulan dia piket hari itu.

Next..

Brimobku , Benarkah Dia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang