Bab 17 - Si Bodoh dan si Cantik Rupa

978 139 17
                                    

Si Bodoh dan si Cantik Rupa

"Hah? Serius lo cuma disuruh main-main seharian?" tanya Wiki kaget ketika Ramli mengajak dia, Nugie, dan Awan jalan-jalan di Be Wonderland sore itu.

Ramli mengangguk. "Dari tadi gue seharian jalan-jalan dan nyobain wahana di sini. Tadi gue juga udah nyobain komidi putar sampai gue mabuk." Ramli tertawa puas.

"Lo yakin bukan komidi putarnya yang mabuk?" celetuk Awan yang menggendong Axel.

Ramli mendesis kesal. "Tapi, Adel kenapa nggak ikut?" tanyanya.

"Belum pulang dia. Lembur bentar. Katanya mau langsung nyusul ke sini," jawab Awan.

Ramli manggut-manggut.

"Tapi, untung lo nggak kenapa-napa, Ram," celetuk Nugie. "Gue pikir lo udah dibunuh sama calon bini lo dan dikubur di rumah hantu."

"Mulut lo emang minta digampar," desis Ramli kesal. "Meski Danita itu psikopat, tapi gue sekarang udah berdamai sama dia."

"Berdamai gimana?" tanya Wiki.

"Ya, gini. Gue bebas jalan-jalan, tapi nggak boleh bikin masalah, sementara dia ngerjain kerjaan gue di kantor." Ramli nyengir lebar setelah mengatakannya.

"Wah, gila lo! Kasihan dia, lah!" tegur Awan.

"Orang dia yang maunya gitu," balas Ramli. "Eh, ayo naik ferris wheel. Tadi gue udah nyoba naik tiga kali berturut-turut bareng orang-orang yang berbeda."

"Hah? Gimana ceritanya?" tanya Wiki heran.

"Ya, gue nggak turun pas box gue udah sampai di bawah, tapi gue ajak orang yang lagi antri naik bareng gue," jawab Ramli.

"Mereka mau?" Awan melotot kaget.

Ramli mengangguk. "Yang pertama tadi, pasangan yang lagi kencan gitu. Gue nggak begitu suka, sih. Gue jadi tukang foto, soalnya. Yang kedua, keluarga kecil, bapak, ibu, anak. Normal, lah. Yang ketiga, kakek sama cucunya. Tapi, kakeknya pas gue ajak ngobrol hah-heh mulu soalnya nggak dengar, jadi ya kita ngobrolnya cuma hah-heh doang."

"Gila," desis Nugie. "Itu orang-orang dibayar berapa sampai mau naik satu box sama elo?"

Ramli mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya. Segepok kupon. "Ini," beritahu Ramli sembari memberi masing-masing satu lembar pada ketiga temannya. Satu lembar ia berikan pada Axel, tapi anak itu nyaris memakannya, jadi Awan merebutnya.

"Ini kupon masuk gratis Be Wonderland, Ram?" tanya Wiki tak percaya.

Ramli mengangguk. "Danita bilang, aku kalau habis main sama orang, suruh bagiin itu."

"Gila lo, ya, jadi CEO bukannya kerja, malah main-main, pakai dikasih bekal kupon macam uang saku segala." Nugie geleng-geleng kepala.

"Jangan asal ngomong. Ini kata Danita, gue lagi kerja," Ramli membela diri. "Udah ah, ayo naik ferris wheel aja. Kita berempat naik satu box aja, ya? Kuat, kok. Ya, kalau nggak kuat dan jatuh pas di sana, berarti emang udah final destination ..."

Mulut Ramli seketika ditabok oleh ketiga tangan sahabatnya dengan kompak. Bahkan setelahnya, Axel ikut menepuk mulut Ramli, lalu tertawa-tawa.

"Mulut suka nggak ada akhlak dan nggak ada otak emang, kalau ngomong," desis Awan kesal.

Ramli balas mendesis kesal. "Mana ada otak sama akhlak di mulut?"

"Dahlah, ayo naik aja. Ntar kalau pas kita di atas, bebannya terlalu berat, lempar aja si Ramli," usul Nugie.

Marry Me If You Dare (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang