Senin, 11:30 WIB - Jakarta.
"Oke, ada yang ingin bertanya?"
Suntuk. Satu kata yang dapat menjelaskan dengan rinci bagaimana suasana dikelas kala itu. Aaron yang sebenarnya sudah merasa mengantuk sekaligus malas pun mau tidak mau harus mulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru kimia nya. Sebab deadline tugas yang diberikan dapat dikatakan cukup mepet. Iapun membuang nafas dengan agak kasar dan gusar.
Beberapa menit berjalan, rasanya Aaron ingin sekali menaruh kepalanya diatas meja kemudian langsung menjelajahi alam mimpi nan jauh disana. "Damn, asli ngantuk parah, pengen tidur gue..." gumam Aaron pelan dengan mata yang hampir tertutup, sembari tetap mengerjakan tugasnya.
"Ibu keluar sebentar ya. Ada urusan sedikit." Tak lama, guru itupun keluar kelas. Dan seperti biasa, ruangan yang awalnya sunyi senyap pun mulai berubah menjadi bak di pasar. Aaron berhenti menulis dan meletakkan pulpennya diatas meja dengan sedikit melempar. Terasa begitu melelahkan.
Aaron pun memutuskan untuk mengecek akun instagram nya. Ternyata Dion sedang live. Iapun memutuskan untuk menontonnya. "Tumben Dion nge live. Biasanya juga gapernah." gumamnya pelan.
Setelah masuk, langsung nampak dilayar HP Aaron sebuah kelas dengan siswa-siswi didalamnya. Ketika itu, tak lama layar berubah menjadi penampakan wajah temannya itu, bersama dengan Arthur dan Remi. Terlihat seragam sekolah elit Korea itu yang khas; kemeja putih lengan pendek, dengan kerah berwarna hitam, serta nametag disebelah kanan dada, dengan nama mereka ditulis dalam huruf Korea beserta huruf universal dibawah tulisan huruf Korea tersebut. "Wess ada Aaron!" ucap Dion disana. Kemudian Remi dan Arthur pun menengok ke arah kamera, melambai-lambai sambil tertawa. Lalu Aaron pun menulis komen di live IG Dion untuk menyapa mereka. "Ron, gas DC aja Ron." Ucap Dion dari sana. Iapun mengerti dan langsung menuju server Discord yang dimaksud.
Tak perlu menunggu lama, Dion sudah berada di voice channel server mereka. Dan ya, ia kembali menyalakan kamera. Iapun segera kembali menyapa teman-temannya itu yang sedang berada di Korea. "Iiidiw halo ngab. Apa kabar?" kemudian merekapun bertukar kabar. Tiga orang temannya di Korea, dan ia tetap berada di Jakarta. Mereka mulai bertegur sapa dan bertukar kabar satu sama lain. Kebetulan kala itu, mereka sedang tidak ada guru. Jadilah mereka bebas bermain HP dikelas. "On cam dong ngab." pinta Dion yang langsung dilakukan oleh Aaron.
"Eh Ron, mau liat temen-temen kelas kita ga?" tawar Dion. Aaron yang memang sedari tadi sudah penasaran pun mengiyakan tawaran itu. Tak lama terdengar Dion memanggil seseorang disana menggunakan bahasa Korea yang terdengar lumayan bagus.
"현수 야, 잠시 여기로와 줄래? (Hyeonsu ya, jamsi yeogilowa jullae?). Ya, nampaknya Dion semakin mahir dalam kemampuan pemahaman dan berbicara dalam bahasa Korea tersebut. Kalimat yang diucapkannya barusan berarti: "Hyeonsu, tolong kesini sebentar". Aaron pun kagum dengan kemampuan berbahasa yang dimiliki Dion. "Idiiw mantep banget dah ngab."
Tak lama, datang seorang siswa laki-laki yang dipanggil tadi. Dion mengatakan kalau temannya di Indonesia penasaran dengan beberapa teman-teman Dion di Korea. Dan tentu menggunakan bahasa Inggris, sebab walau bagaimanapun, Dion belum begitu mahir dalam bahasa Korea. Iapun mengiyakan dan ternyata juga memanggil satu orang lagi. Namun kali ini siswa perempuan. Ya, Yunyeong. Disitu Aaron pun berkenalan dengan Hyeonsu dan juga Yunyeong.
Setelah beberapa menit, Aaron harus menyudahi percakapan kala itu. Sebab guru kimia nya sudah kembali datang ke kelas. Maka iapun terpaksa harus kembali melanjutkan mengerjakan tugas yang sudah diberikan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day: Disguised Melody
Teen Fiction"Truth" "Can you hear my voice?" Sekolah? Hal yang biasa. Namun sekolah diluar negeri sebagai siswa dari program pertukaran pelajar? Sesuatu yang menarik bukan? Rasanya jika diantara kita mengalami itu, pasti masa-masa SMA kita akan terasa sangat me...