Flashback...
Depok, 15 Desember 2019.
"Kamu yakin Ko mau pindah ke sekolah negeri?"
Kala itu sedang mendekati libur semester satu. Dion sedang berbincang-bincang dengan ibunya di ruang tamu. Dan ternyata Dion ingin pindah sekolah ke salah satu sekolah negeri didekat rumahnya. Sebab sekolahnya kala itu agak jauh jaraknya. Terlebih lagi harus mengeluarkan uang lebih. Kebetulan pula disekolah yang dituju Dion pun terdapat salah satu teman mainnya dulu, yaitu Arthur. Jadilah ia semakin yakin untuk pindah dan bersekolah disana.
"Yaudah kalo kamu emang bener-bener mau... Tetep rajin belajarnya yaa." Ucap ibu Dion mengingatkan kembali tentang beberapa hal. Maka keesokan harinya, ibu Dion langsung mulai mengurusi surat pindah sekolah milik Dion.
Singkatnya, Dion mengikuti tes pindah sekolah di sekolah tujuannya dan akhirnya lolos. Iapun mendapat 1 kuota bangku kosong disekolah itu. Walau memang ibunya sedikit khawatir akan beberapa hal, namun ia percaya bahwa Dion akan baik-baik saja disana.
***
Sore hari yang terasa teduh di kota Seoul kala itu. Trotoar dan jalan raya nampak lumayan ramai yang berlalu lalang. Dan seperti biasa, lima sekawan; Arthur, Remi, Dion, Yunyeong, dan Hyeonsu sedang berada di ruang latihan meneruskan latihan mereka untuk penampilan disekolah nanti. Nampaknya masing-masing dari mereka mulai bersinergi satu sama lain, memberikan penampilan dance yang enak dipandang mata.
Dan tak lupa pula, ketahanan fisik mereka semua pun menjadi lebih baik dari sebelumnya. Remi dan Hyeonsu yang awalnya mudah lelah, namun kini sudah nampak ada perkembangan yang cukup signifikan. Bahkan tanpa disangka-sangka pun, berat badan mereka semua pun turun. Sungguh sebuah hal kecil yang terdengar begitu bagus ditelinga masing-masing dari mereka.
"Okay that's enough for today. Let's go home now." Ucap Hyeonsu ketika lagu yang sudah diulang berkali-kali itu selesai diputar hingga habis. Merekapun membereskan barang-barang yang ada dan keluar dari ruang latihan. Tak lupa Arthur mematikan lampu ruang itu dan menutup pintunya. Kemudian seperti biasanya, Remi, Arthur, dan Dion menggunakan jasa transportasi MRT untuk pulang ke apartemen.
Setelah sampai di apartemen, nampak sekali wajah lelah terpampang pada mereka. Dan ya seperti yang selalu dilakukan, merekapun bergantian untuk mandi dan membersihkan diri mereka selama beraktivitas seharian. Seusai itu,sofa di ruang tengah menjadi sasaran untuk ditempati. Tak lupa AC di ruangan itupun dinyalakan. Melepas lelah sembari bersantai-santai ria sebelum mengerjakan tugas. Namun untungnya kala itu mereka tidak diberi tugas untuk dikerjakan dirumah. Rasanya sangatlah langka dan sungguh melegakan. Mereka dapat merasakan malam yang santai. Bahkan begadang pun terasa santai tanpa harus mengejar deadline tugas.
"Ngapa lo tiba-tiba ketawa gitu depan HP?" Tanya Arthur yang melihat Dion seperti tertawa kecil daritadi sambil menatap HP nya itu. Dan setelah dilihat, Arthur mendadak heboh karena Dion sedang mengobrol dengan Yunyeong melalui chat. Dan nampak jelas Yunyeong secara terang-terangan mengajak Dion untuk jalan-jalan hanya berdua saja di hari minggu nanti. Namun secara diam-diam, Dion masih memendam ketakutannya mengenai anak yang memukulinya waktu itu akan berbuat sesuatu hal buruk apabila ia melihat dirinya berani dekat-dekat dengan Yunyeong. Namun karena kasihan pun, akhirnya Dion pun mengiyakan ajakan Yunyeong.
"Gasss aja udah bor." Ucap Remi yang juga nampak kagum juga dengan Dion. Bahkan ia sempat mengatakan kalau Dion ialah seorang chick magnet dan sudah pasti dengan maksud bercanda.
Tak lama, mereka menyadari kalau server Discord bersama dengan anak-anak cowok kelas XI IPS 1 sedang ramai. Nampaknya sedang membahas sesuatu atau membicarakan tugas. Dan ya, tiga sekawan itupun ikut nimbrung di call itu dan merekapun berbincang-bincang bersama disana dengan teman-teman mereka yang jauh di Indonesia.
"Wess diem semua, ada oppa-oppa Korea masuk." Ucap salah satu anak disana yang langsung direspon oleh anak-anak lain dengan mencoba berbicara dengan bahasa Korea yang jelas ngawur. Merekapun akhirnya bermain game online bersama hingga larut malam.
***
Beberapa hari kemudian...
"Eh Thur gece siapin jaketnya Owen. Gue nyiapin sepatunya dah."
Nampak apartemen tiga sekawan itu agak sibuk. Dion sedang bersiap-siap sebab Yunyeong akan mengunjunginya didepan apartemen dan jalan-jalan bersama. Remi dan Arthur nampak sekali seperti sedang membantu menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan kawan mereka itu, namun juga seperti seolah-olah sedang menjadikan hal itu sebagai bahan candaan.
"Nih koko jangan lupa make pomade nya. Biar badhaii dan ga malu-maluin depan calon." Ucap Arthur lalu diikuti tawanya karena setelah dari itu seperti biasa Dion cursing dengan gaya khasnya.
Beberapa saat kemudian, terdengar bunyi bel ruang apartemen mereka ditekan. Dan setelah dilihat, ternyata hanyalah seorang kurir jasa delivery restoran membawa makanan yang Arthur pesan sebelumnya. Remi yang awalnya sudah siap untuk mengeluarkan segala macam bentuk teasing nya pun langsung kecewa karena tidak sesuai ekspektasi. Akhirnya mereka memutuskan untuk makan sedikit terlebih dahulu sembari menunggu Yunyeong datang.
Tak lama kemudian, bel pintu kembali berbunyi. Dan kini benar saja. Setelah pintu dibuka, terlihat sosok Yunyeong yang terkesan manis dan juga rapi dengan style outfit nya yang terkesan casual. Mereka bertiga yang melihat Yunyeong sempat terkagum karena hal itu.
"Umm... Sorry I'm late Dion..." Ucapnya karena menyadari kalau dirinya datang agak ngaret dari jam yang sudah ditentukan. Dion pun memaklumi hal itu. Tiba-tiba saja Remi bersuara "Wess mending jalan sama om aja yuk dek." Arthur dan Dion hanya tertawa melihat kelakuan teman baik mereka itu yang terkesan kegatelan. Dan ya memang Remi hanya berniat untuk bercanda saja.
"Yauds gue jalan ya."
"Inget cuy, jangan terlampau sagapung. Kasian anak orang masih muda." Ujar Remi.
"Hilih bicit im im singiin. (Halah bacot om-om sangean.)" Balasnya. Dion pun selesai mengikat tali sepatunya. Dan merekapun pergi jalan-jalan bersama.
Kemudian Remi dan Arthur kembali melakukan aktivitas mereka masing-masing. Remi yang lanjut memainkan gitar, juga Arthur lanjut menulis-nulis sesuatu seperti karangan-karangan cerita khayalannya.
Tak lama, Remi tiba-tiba mulai memakai pakaian rapi, seperti akan pergi ke suatu tempat. Dan ternyata ia hari ini ada rencana untuk ngedate dengan Agnes. Memang couple satu ini terkesan sangat bersinergi satu sama lain. Bahkan orang-orang biasa menyebutnya dengan istilah uwu.
Ruang apartemen pun kosong. Hanya tinggal Arthur disana. Iapun memutuskan untuk mengobrol dengan Rachel melalui telepon. Sembari menanyakan kabarnya mengenai kuota SNMPTN yang Rachel ikuti. Dan ternyata Rachel pun mendapat kesempatan untuk ikut seleksi jalur tersebut. Dan beberapa saat kemudian, ia memutuskan untuk berjalan-jalan ke tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya, seperti Dongdaemun dan lain sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Day: Disguised Melody
Teen Fiction"Truth" "Can you hear my voice?" Sekolah? Hal yang biasa. Namun sekolah diluar negeri sebagai siswa dari program pertukaran pelajar? Sesuatu yang menarik bukan? Rasanya jika diantara kita mengalami itu, pasti masa-masa SMA kita akan terasa sangat me...