Chapter 9| The real disaster..

1.4K 173 35
                                    

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

"Hueee!"

Suara tangisan bayi yang pecah dan memekakkan telinga itu, seketika membuat kedua pria itu langsung berjengit kaget dan gelagapan.

"Chanyeol! Diamkan mahluk itu, bagaimana kalau tetangga kita mendengarnya," panik Sehun sambil
mendorong maju tubuh pria itu ke depan.

"Jangan mendorongku!" balas pria itu sambil menatap takut 'mahkluk' yang dikatakan oleh Sehun itu. Seorang bayi berpipi gembil dan bermata lebar--jika saja bayi itu tidak menangis sangat keras seperti sekarang, mungkin Chanyeol akan menggangapnya sebagai makhluk yang lucu.

"B-bagaimana cara menenangkannya?" tanyanya dengan terbata-bata sambil mendekati kotak  itu dan mengangkat bayi itu ke dalam gendongannya, bukannya malah diam malah tangisan tadi berubah semakin
kencang.

"Astaga! Lakukan sesuatu, ia menangis makin keras," ucap Sehun
makin merasa panik sambil melongokkan kepalanya ke kanan dan kiri memastikan tidak ada tetangganya yang sedang berada di luar rumah saat ini.

"Kau pikir aku tahu cara mendiamkannya!?" balas Chanyeol agak mengeraskan suaranya yang tak ayal membuat bayi yang berada dalam gendongannya juga ikut terkejut dan menangis sambil menendang-nendang kecil pria itu.

"Pelankan suaramu Chanyeol! Kau menakutinya!"

"Ini bom bayi, Sehun! Kau saja yang diamkan ia," ucapnya lalu menyerahkan bayi itu pada pria albino itu secepat mungkin, lalu menghela nafas lega saat bayi itu tidak berada dalam gendongannya lagi.

"Kau gila!? Kau pikir aku ibunya!"

"Jadi kau pikir aku ibunya juga apa! Sudahlah, bawa masuk nanti kita dikira mencuri anak orang," balas Chanyeol lalu mendorong tubuh pria itu ke dalam bersama dengan bayi yang masih menangis itu lalu menutup pintu rumah itu.

DIJODOHIN
.

.

.

.

.

"Ia imut sekali..." gumam Sehun sambil menatap bayi kecil yang tengah duduk di atas sofa dan mengemut jari-jarinya itu lalu menggeser pelan tangan mungil itu ke arah lain, "Jangan dimakan bayi kecil.. itu kotor."

Bayi bermata bulat itu menatap Sehun dengan sepasang mata lebarnya, lalu tertawa dengan lucu dan kembali mengemut jarinya yang mau tak mau membuat Sehun ikut tersenyum kecil karena tingkah menggemaskannya.

"Hei, kenapa kau terus menggigit jarimu sendiri? Apa kau lapar?"

Kalau tidak salah Sehun pernah dengar dari mamanya kalau saat bayi sering mengemut jarinya sendiri, artinya mereka sedang lapar. Tapi memangnya makanan bayi sama dengan orang dewasa apa? Jangan-jangan makhluk lucu di depannya ini bahkan belum mempunyai gigi untuk
mengunyah..

Dengan pelan Sehun membuka bibir mungil itu sambil mengintip ke celah-celah mulut bayi itu, "Hm.. ada, tapi.."
Ya, memang ada satu atau dua gigi yang tumbuh di gusi bayi itu dan belum tumbuh sepenuhnya dan tidak
merata. Kelihatannya bayi kecil ini masih dalam masa pertumbuhannya.

Dijodohin-ChanHun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang