Tiga Belas

319 42 1
                                    

"Marcus?"

"Hah?" Aku menoleh kearah Bella yang sedang menatapku bingung.

"Kemana saja kau?"

"Aku disini" Jawabku sambil menyuapkan makanan ke mulutku, Kami sedang makan siang di kantin dan sedari tadi aku memang sedang tidak fokus.

"Ragamu disini, kemana pikiranmu"

"Ruang Dosen, Skripsi sialan" Jawabku asal karena aku memang sudah memasuki semester akhir.

Bella langsung tertawa renyah membuatku ikut tersenyum sedikit.

"Tertawalah yang puas tunggu saja sampai giliran mu"

Bella kemudian menggeleng kuat.

"aku tidak akan sepusing dirimu, jika kau lupa aku tidak butuh gelar untuk melanjutkan karir ku"

"Yah memang tidak tapi setidaknya kau harus lulus bukan?"

"entahlah aku bisa saja berhenti kuliah dan fokus pada latihan"

Aku mengerutkan keningku mendengarnya, Bella memang mendapatkan beasiswa dari kick boxing lalu dia hanya mengambil jurusan ekonomi yang mana menurutku sangat mudah namun aku tahu sebenarnya Bella sangat malas, lalu untuk apa dia disini jika memang sebenarnya dia tidak niat?

"Lalu kenapa kau tidak fokus latihan saja?"

Bella hanya tertawa kecil dan menggeleng membuatku makin bingung, Kenapa wanita harus diam saja dan berharap kami para pria mengetahui pikirannya?  karena sungguh kami ini bukan dukun.

"Sudahlah aku ada kelas sepuluh menit lagi, Aku duluan oke?"

Aku hanya mengangguk saat Bella mengecup pipiku cepat dan berlalu. Dapat aku lihat beberapa mahasiswa memandang Bella pergi dengan decak kagum melihat pinggul dengan bokong kencang itu bergoyang dan memantul.

Sialan Bella sudah sering memberikanku tanda jika aku ingin melakukan sex dengannya maka dia tidak akan keberatan dan itulah masalahnya.

Sebagai pria normal aku sungguh tertarik padanya sial bahkan orang buta pun pasti tertarik padanya, namun aku tidak ingin melakukannya hanya berdasarkan nafsu, jika hatiku sudah benar-benar untuknya baru aku ingin melakukannya, Sekeras apapun aku berusaha rasanya justru malah semakin sulit.

Aku menghembuskan nafas lelah saat memikirkan itu semua, Aku melamun sebentar namun saat aku melihat Kilauan rambut merah memasuki kantin aku terdiam melihatnya.

Angel terlihat menawan seperti biasanya, rambutnya tergerai di punggung dan dress sederhana berwarna putih itu membuatnya terlihat manis. Dia hanya mengambil roti dan air mineral sebelum berbalik hendak pergi.

Namun aku menyadari sesuatu yang berbeda darinya, Tubuhnya sedikit lebih kurus dengan lingkaran gelap di bawah matanya yang berusaha dia tutupi dengan bedak. Aku belum bicara lagi dengannya saat pernikahan Lily dan itu sudah tiga bulan yang lalu.

Aku segera berdiri dan menyusul Angel yang berjalan kearah asramanya.

"Angel!" Panggilku membuat dia berbalik melihatku dengan mata terkejut.

"Mark"

"Hey" Sahutku dengan senyum lebar yang membuat mata Angel makin membola, ada apa dengannya?

"Kau baik-baik saja?" Tanyaku berusaha mencari tahu apa yang salah.

"Ya, Kau?"

"Aku baik"

Ada keheningan aneh di sana yang membuatku tidak nyaman, Sial terakhir kali aku begini dengan Angel adalah setelah aku menciumnya dan percayalah saat aku katakan aku masih mengingat ciuman itu secara detail.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang