Isabella on mulmed!
Aku tertawa bersama Bela setelah aku menceritakan bagaimana aku menendang Nick ketika malam prom itu.
"kau tau apa yang paling gila? kau sudah kuliah dan aku bahkan belum lulus high school" Ucapnya dengan heboh membuatku tertawa melihat gayanya. Ternyata aku dan Bela sama-sama berusia tujuh belas tahun dan yang membuat dia paling kesal adalah aku sudah masuk semester tiga dan dia bahkan belum lulus.
"tapi kau setidaknya memiliki waktu untuk berlatih"
"tempat itu punya ayahku jadi tentu saja aku punya waktu" ucap dia sembari menggigit kentangnya lagi, Kami sedang makan malam di kafe dekat kampus yang kebetulan juga dekat rumahnya menikmati suasana malam yang tenang.
"tapi Ayahmu tidak terlalu galak tadi" ucapku mengingat betapa ramahnya dia saat aku menjemput Bela.
"Itu karena dia menghargaimu, kebanyakan pria menunggu di depan gerbang atau bahkan tidak menjemput sama sekali"
"Papaku bisa menendang bokongku jika aku tidak memperlakukan wanita dengan baik"
Kami kemudian saling bertukar cerita terutama tentang olahraga, Bela ternyata anak yang tomboi karena dia di besarkan oleh ayahnya saja Ibunya meninggal waktu dia berumur 12 tahun membuat Bela sangat tertarik dengan kickboxing
Setelah hari dimana aku berkenalan dengannya kami bertukar nomer dan saling mengirim pesan selama satu bulan ini, aku sempat ragu untuk mengajaknya keluar namun setelah melihat Angel semakin nyaman dengan Matt aku harus tau diri.
Kami kemudian pulang berjalan kaki menikmati angin yang bertiup lembut. Rambut Bela acak-acakan dan senyumannya tidak pernah lepas dari bibirnya. Kami sampai di depan rumahnya dengan selamat dan aku mengucapkan terimakasih untuk malam yang menyenangkan.
"Aku juga menikmatinya" Balas Bela sambil tersenyum dan terlihat memainkan kuncinya, oh astaga apa yang waktu itu Henry bilang tentang mengantarkan gadis kedepan pintu?
"kau tidak masuk?" Tanyaku sambil menatapnya dan berusaha mengingat perkataan Henry, apa yang dia bilang waktu itu?
Bela memancingkan matanya menatapku membuatku semakin bingung, astaga aku harus berguru pada Henry tentang berkencan, secepatnya!
"Selamat malam Marcus"
"Selamat malam Isabella"
Mataku langsung membulat saat Bela memajukan tubuhnya dan mengecup bibirku, tubuhku kaku dan Bela hanya tertawa melihat wajahku setelah menjauh. Dia melambaikan tangan dan masuk ke dalam meninggalkanku dengan wajah memerah.
-----------------------
"Ayolah satu lagi!" Kataku dengan semangat sambil memandang Bela penuh kekaguman.
"Tidak kau terus bilang begitu dari tadi" Ujarnya sambil memajukan bibir namun dari wajah lucunya aku tahu dia tidak semarah itu.
"aku janji ini yang terakhir" Aku menaikkan gitar Dave ke pangkuanku lagi sambil menatap Bela dengan pandangan memohon.
"oke terakhir dan kali ini aku yang pilih lagunya" Katanya tegas.
Aku mulai memainkan gitarku dan mulai terkagum lagi oleh suara Bela, dia memiliki suara merdu namun kasar yang membuatnya semakin enak di dengar. Kami sedang berada di dalam kamar asramaku dan aku mulai memainkan gitar yang telah di ajari oleh Dave dari awal aku masuk kuliah.
"Kau luar biasa" Ucapku setelah selesai dan menaruh gitar.
"Kau juga tidak buruk"
"aku hanya menjadi backing vocal mu dan kau penyayi utamanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Romance#3 Constara Books Kau tidak akan pernah melupakan cinta pertamamu, tidak perduli sejauh mana kau melangkah, tidak perduli setua mana kau nanti dan tidak perduli kapan kau mendapatkan cinta itu. Karena cinta sering kali curang, dia mengendap-endap ma...