Dua Puluh

317 37 2
                                    

Yang ngerekam ceritanya Angel ya Gaes......




"Aku berhasil!" Teriakku setelah keluar dari ruangan sidang, ingin rasanya aku melemparkan kertas-kertas juga buku-bukuku ke angkasa, atau tempat sampah karena aku muak melihatnya.

"Selamat!" Mark menyambut ku dengan senyum lebar dan serangkaian bunga mawar putih di tangannya.

"Terimakasih" Aku sedikit memerah melihat perlakuannya karena sungguh perasaan ini benar-benar baru untukku.

Mark mengecup keningku sekilas sebelum mundur dan membiarkan teman-temabku menyerang ku dengan ucapan selamat dan sesi foto bersama namun dia tidak pernah melepaskan matanya dariku seolah takut aku akan di culik.

"Maaf lama" Kataku sambil menghampirinya.

"Tidak apa, jadi kau mau kemana? kita akan merayakannya seharian"

"Pertama aku ingin ganti baju dulu setelah itu aku mau makan"

"Keinginanmu adalah perintah bagiku"

Aku tertawa mendengarnya.

"Jadi bagaimana denganmu?" Tanyaku santai saat kami berjalan kembali ke asrama.

"Aku harus mengulang satu semester lagi, ini menyebalkan"

"setidaknya beasiswa mu tidak di cabut"

"Yeah itu patut di syukuri" Mark meremas tanganku lembut membuatku balas tersenyum padanya.

"Apakah kau sudah bicara dengan Henry dan Papamu?"

Wajah Mark berubah sedikit sedih, aku tahu pertengkarannya dengan Papanya dan aku rasa mereka belum berbaikan.

"Henry bilang tidak usah khawatir soal uangnya karena nanti akan di potong dari gaji ku, Papaku masih tidak mau bicara denganku, tapi Mamaku bilang dia akan melembut jika aku sudah di rumah"

"Satu lagi alasan agar kau cepat lulus bukan?" Tanyaku dengan senyum jahil tahu dengan pasti aku harus melakukan hubungan jarak jauh dengan Mark sampai dia lulus dan itu menyebalkan.

"Tenang sayang, Aku untukmu" Ucap Mark sambil mengecup keningku.

"Dan aku padamu" Balasku.

Setelah aku berganti pakaian Mark mengajakku ke Mall untuk merayakan sidang ku yang sukses.

"Ini milikku" Ucap Mark dengan cepat mengambil bill yang di berikan pelayan.

"Mark, setidaknya biarkan aku membayar punyaku"

"Angel sekarang kau adalah kekasihku dan ini adalah kencan kita, kencan pertama resmi kita. Jadi aku yang bayar"

"Baik tapi selanjutnya kita bagi dua"

Mark bergumam tidak jelas yang aku yakin hanya berisi protes darinya.

"Kemana lagi?" Tanya Mark menggandeng tanganku erat.

"Aku ingin main dan melepaskan segala setres ini"

"okay"

Mark kemudian membawaku ke game center dan kami memainkan hampir seluruh permainan itu, Mark mengalahkan ku dalam basket namun aku membalasnya di lantai dansa dengan telak.

"Kau curang!" teriakku saat dia berhasil mencetak skor tertinggi di permainan drum.

"Aku hanya berbakat sayang" Ucap Mark sambil mengedipkan mata yang membuatku tertawa. Mark mendekatkan kepalanya ke telingaku membuat tawaku berhenti.

"Kau luar biasa cantik Angel, Aku hampir tidak percaya akhirnya kau milikku"

Kemudian dia mencium pipiku lembut yang membuatnya makin memerah. Mark mengangkat kepalanya dan melihatku dengan intens.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang