SELESAI!
selesai sudah sidang ku! Setelah sekian purnama aku bekerja keras mencari cara agar ini semua dapat di percepat meskipun itu membakar sel-sel otakku akhirnya semuanya terbayarkan.
Aku berlari dengan girang ke arah asramaku dan menemukan Dave sedang memetik gitarnya dengan santai.
"Aku berhasil!"
"Selamat! Akhirnya kau bisa terbebas dari beban ini" Dave tersenyum lebar sambil berdiri untuk memberikanku pelukan.
Aku membalasnya dengan girang sambil menyusun rencana di otakku seberapa cepat aku bisa pindah dari sini.
"Jadi kapan kau akan pindah?"
"Minggu ini jika bisa"
"Bagus kau masih bisa membantuku dengan tugasku terlebih dahulu"
Aku hanya terkekeh dan mengangguk menyetujui Dave dan segala permintaannya, Ahhh aku tidak sabar bertemu Angel! aku akan memberikannya kejutan!
---------------------------
Bus ini seperti berjalan selamanya, Dan saat aku menghembuskan nafas untuk keseratus kalinya ponselku bergetar, berharap itu Angel senyum ku langsung hilang saat tahu ternyata Henry yang menelpon ku.
"Mark! Kau sudah dalam perjalanan pulang? kenapa kau tidak memberitahukan ku?" Tanya Henry bahkan tanpa mengucapkan salam.
"Hah? bagaimana kau tau?" Aku bersumpah aku hanya memberitahukan Mama tentang hal ini karena Papaku masih tidak mau bicara denganku.
"Tidak penting, Aku akan ke rumahmu nanti, bye"
Lalu dia langsung mematikan telfonnya, Astaga kelakuan anak itu semakin aneh setiap hari dan sialnya dia akan menjadi kakak ipar ku suatu hari nanti.
Senyumku terbit saat melihat bangunan yang aku kenali dengan baik, home sweet home.
Aku turun lalu mengetuk pintu rumah dengan bersemangat yang di bukakan oleh Mamaku dan senyum lebarnya.
"Mark! Akhirnya kau berhasil! Masuklah aku memasak makan malam enak untuk hari ini"
Aku masuk kedalam masih dengan senyum lebar namun senyum itu seketika berubah kaku saat aku melihat Papaku yang tidak menatapku sama sekali.
"Blake, Bisa kau tolong ambilkan salad di kulkas?"
"Tentu sayang" Papaku mencium kening Mamaku sekilas sebelum mengerjakan tugasnya.
Suasana terasa semakin kaku saat kami duduk satu meja, Mamaku mati-matian berusaha mencairkan suasana namun setelah makanan di piring Papaku habis dalam waktu sepuluh menit dia langsung berdiri dan pamit untuk ke halaman belakang, Dari pintu kaca dapat aku lihat bahu Papaku yang menegang, Aku harus segera menyelesaikan masalah ini.
"Ma, Aku minta maaf" Ucapku saat aku melihat Mamaku menarik nafas lelah.
"Seharusnya kau mengatakan itu ke papamu"
"Aku tahu namun dia benar-benar menghindari ku" Aku sudah seperti anak kecil yang memohon pada mamaku agar di perbolehkan main hingga malam.
"Ego Papamu itu sangat besar, bahkan hubungan kami sempat tersendat karena itu. Jadi Mama sarankan kau yang harus berbicara perlahan padanya"
"Aku akan bicara dengannya besok"
Mamaku mengangguk sambil tersenyum lembut, seperti yang di katakan kakekku, Dia malaikat.
"Marcus.... ohhh Marcussss" Aku memutar mataku saat mendengar suara bel dengan teriakan namaku dari depan pintu.
"Kurasa Temanmu merindukanmu"
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love
Romance#3 Constara Books Kau tidak akan pernah melupakan cinta pertamamu, tidak perduli sejauh mana kau melangkah, tidak perduli setua mana kau nanti dan tidak perduli kapan kau mendapatkan cinta itu. Karena cinta sering kali curang, dia mengendap-endap ma...