Dua Puluh Tiga

330 33 2
                                    

Happy reading gaesssssss

maap karena updatenya lama ini karena vio sudah mulai kembali bekerja yang hanya libur sehari jadi sulit untuk menemukan waktu yang tepat, tapi cerita ini pasti akan taman so... stay tune! 💜💜💜







"Yah kau tau aku paling malas urusan kantor seperti ini? untuk apa aku punya kakak seperti Henry jika aku masih harus datang?" Gerutu ku di samping Ayahku yang hanya tertawa kecil melihat tingkahku.

"Ini hanya akan sebentar Henry sudah mengurus semuanya yang perlu kau lakukan hanyalah setuju atau tidak setuju"

Aku menghembuskan nafas lelah saat kami memasuki lift, sebenarnya aku menggerutu bukannya karena harus datang ke kantor pusat jam 10 tapi karena semalam Mark sibuk dengan tugasnya sehingga kita hanya bisa berbicara sebentar, dan ini baru satu minggu! Satu minggu dari orgasme terbaik yang pernah aku rasakan, Wa ku tidak pernah bisa membuat diriku keluar senikmat itu jika dengan jariku sendiri.

Kami sampai di lantai yang hanya terisi ruang kerja Henry yang dulunya milik Ayahku dan aku langsung terkejut saat melihat Matt berada di meja sekertaris.

"Mr.Constara" Sapa Matt dengan senyum ramah "Ms" Angguknya pelan kearah ku.

"Jonathan Matt, sudah berapa kali ku bilang? Kau itu sahabat Henry jadi aku menganggap mu sebagai anakku juga" Ayahku menepuk lengan Matt bersahabat yang di sambut senyumnya.

"Apa Henry di dalam?" Tanya Ayahku yang sama sekali tidak menyadari kecanggungan ku.

"Tentu silahkan masuk" Aku mengikuti di belakang Ayahku sambil bertanya-tanya, Apa yang di lakukan anak itu disini?!

"Aku kira kau tidak akan bisa menyeret si pemalas ini yah" Sambut Henry yang aku balas dengan pelukan.

"Ahhh aku juga merindukanmu ka"

Dia hanya tertawa dan membimbing kami duduk di sofa yang lebih nyaman.

"Jabatan ini bagus untukmu, jika saja kau mau memakai full suit" Kataku melihat dia yang hanya memakai kemeja birunya yang menonjolkan warna matanya.

"Jangan bahas itu lagi, yang di perlukan disini otakku oke adikku"

"Baiklah kakakku" balasku dengan nada berlebihan.

Kami bertiga langsung tertawa mendengar balasanku. Setelah Henry duduk dia langsung mengambil map yang memang sudah di disiapkan disana.

"Jadi ada apa ini?" Tanyaku melihat mereka dengan penasaran.

"Ini masalah saham mu di perusahaan"

"Ah sial, bukankah aku sudah bilang aku tidak mau kerja di kantor?" Tanyaku kepada mereka karena aku sudah menegaskan hal ini dari umurku 12 tahun, Aku tidak mau diam di kantor dari jam 9-5 memakai baju formal dan berdiskusi tentang hal yang tidak aku mengerti.

"Siapa yang menyuruhmu kerja disini? Aku sudah cukup menghadapi mu di rumah selama delapan belas tahun, aku tidak butuh tambahan"

"Lalu?" Tanyaku melihat Ayah dan Anak itu yang mulai saling tatap seperti saling memberi kode.

"Angel, Karena kau sudah lulus kau pasti ingin bekerja bukan?"

"tentu saja, Aku sudah melamar ke beberapa butik dan rumah desain"

"Bagaimana jika buat brand mu sendiri? membangun namamu sendiri?"

"Itu goalnya tapi aku harus punya pengalaman dulu, aku tidak mau membuka bisnis yang tidak kuat pondasinya"

Ayahku tersenyum bangga sedangkan Henry hanya memasang seringai bodohnya.

"Bagaimana jika setahun?" ujar Ayahku.

"Apanya?" tanyaku

"Cari pengalamannya, sehabis itu kau bisa langsung membuka bisnismu"

Aku terdiam, Apakah cukup? aku masih 22 dan jarang ada desainer yang akan langsung sukses saat membuka bisnisnya.

"Jangan terlalu banyak dipikirkan, Kau lihat ini? Ini adalah akumulasi saham mu selama ini, karena kau jarang mengambilnya selain untuk kuliah dan lainnya kau bisa membuka bisnismu dengan mulus, Dan meskipun itu gagal dengan 10 persen saham yang kau masih pegang kau dapat masih hidup mewah" Kata Henry, dia sedang dalam mode penguasanya dan aku tidak bisa lebih bangga lagi padanya.

"Bisa aku pikirkan dulu?" Tanyaku dengan otak agak panas, Dua orang ini terlalu menyepelekan hal ini, mereka pikir buka bisnis itu seperti jualan gorengan? yang meskipun dingin tapi masih enak di makan?

"Baik baik, Kita minum saja dulu" Ucap Henry sambil memberikan isyarat kearah pintu.

"Maaf menganggu"

Matt masuk dengan gelas milkshake dan dua cangkir kopi.

"Maaf Angel mereka tidak bisa menemukan eskrim vanila disini"

Aku hanya mengangguk karena aku masih merasa canggung akan semua ini tapi Matt terlihat santai, Aku rasa aku harus memberanikan diriku, toh kami berdua sudah dewasa dan jika Matt akan bekerja untuk Henry maka aku akan sering melihatnya lagi.

"Jadi kau sekarang full time disini?" Tanyaku sedikit basa basi.

"Aku tadinya sudah di terima di perusahaan lain namun ada yang menawarkan gaji lebih besar disini"

Aku melirik ke arah Henry yang hanya mengangkat bahu acuh.

"Ayah dan Kakek selalu menekankan untuk menempatkan orang-orang yang paling aku percaya di sekitarku jadi Matt akan menjadi sekertaris ku dan Mark akan menjadi asistenku"

Ayah tersenyum bangga sambil menepuk punggung Henry sedangkan aku meringis dalam hati. Ini akan menarik.

---------------------

"Jadi bagaimana harimu?" Tanyaku sambil membersihkan wajahku dan melakukan ritual malam agar wajahku tetap terawat.

"Sudah lebih baik sekarang setelah aku bisa bicara denganmu" Jawab Mark dari laptopku, Aku hanya tersenyum kecil sambil tetap fokus pada wajahku.

"Aku minta maaf Angel, Aku akan berusaha lebih untuk dapat menghubungimu"

"Tidak apa aku tahu kau sedang berusaha agar cepat kembali kesini"

Mark tertawa kecil sambil menarik nafas panjang, Dia terdengar sangat lelah.

"Kau tadi pagi bertemu dengan Henry?" Aku melirik kearah layar dan melihat dia sedang menopang kan kepalanya di atas lengannya, dia bahkan terlihat lebih lelah daripada biasanya.

"Yup mereka ingin aku membuka usaha namun aku menolaknya"

"kenapa?"

"Aku belum cukup berpengalaman sehingga aku tidak mau asal-asalan"

"Kau luar biasa, biasanya yang lain akan langsung mengambil kesempatan itu apa lagi jika mereka punya modal untuk membuka usahanya"

"Aku hanya tidak ingin uang itu terbuang sia-sia, Darah Texas ku tidak membiarkan hal itu terjadi"

Mark tertawa mendengarkan ucapan ku, karena itu memang benar. Ibuku akan menceramahi ku tiga hari tiga malam jika aku menghamburkan uang.

"Seperti yang aku bilang kau itu luar biasa" Mark tersenyum manis membuatku ikut tersenyum juga.

"Jadi tadi kau hanya bertemu Henry saja?" Tanya Mark sambil menguap.

Aku berfikir untuk memberitahukan Mark tentang Matt namun jika di lihat dari penuhnya kepala Mark aku rasa aku tidak perlu membebankan dia lagi.

"yup, Aku juga sedang menunggu balasan email dari rumah desain dan butik"

"Aku yakin besok mereka akan membalasnya, kau terlalu hebat untuk di lewatkan"

Aku tertawa kecil sambil membawa laptopku ke atas kasur.

"Aku ingin tidur sambil melihatmu" Ucapku sambil memiringkan laptopku agar aku dapat berbaring dan tetap lurus melihat wajah Mark.

"Aku disini sayang, tidur yang nyenyak, Dan ingat aku selalu mencintaimu"

Aku terpejam sedikit sambil mendengarkan suara Mark, Kapan hubungan jarak jauh ini akan berakhir?








TBC.

First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang