Musim bahkan sudah berganti, dedaunan gugur, salju menutupi jalan.
"Darimana saja?" Tanya seorang ayah tampan yang menggendong bayi di kedua lengannya hati-hati pada sosok pemuda yang baru saja membuka pintu.
"Aku membantu Jaemin dan Jeno menghias pohon natal. Jaemin agak kesusahan untuk berjalan karena kandungannya semakin besar."
Ya, Jaemin dan Jeno memutuskan untuk menikah dan menjadi tetangga mereka.
"Kau tidak izin padaku dan meninggalkan kami berdua di kamar," Mark merajuk kesal.
"Aku tidak ingin membangunkan kalian," bela Haechan
"Anak ini menangis karena lapar."
"Stock susunya ada di kulkas, aku sudah memompa banyak. Kau saja yang asing dengan dapur," decak Haechan kesal karena sungguhan dia lelah mengurus rumah dan anaknya sendirian.
Untung saja hari ini Mark memutuskan untuk cuti natal, kemarin mereka sudah mendekor rumah dengan kerlap kerlip lampu, kaus kaki, permen, dan pohon natal.
Semuanya tampak meriah karena rencananya mereka akan mengajak keluarga besar berkunjung dan bertukar kado.
"Tapi dia sudah sangat tenang, Mark. Lihatlah pipinya lucu sekaliii!"
Haechan memekik gemas saat melihat sang putra. Mark merasa memiliki dua bayi.
"Aku sudah memberinya susu."
"Kau ambil di kulkas kan?"
Mark menggeleng dan menyengir, "Susuku."
"Memangnya keluar?"
Wajah Mark memerah, merutuki kebodohannya, sedangkan Haechan tertawa heboh sampai bayinya menangis lagi.
••••
"Besok malam natal, aku tidak sabar ingin mendapat hadiah darimu," kata Haechan sangat antusias.
Dia sangat cinta uang dan kemewahan, semua milik Mark, patut ia manfaatkan.
"Kau ini benar-benar materialistis."
"Kau menyesal menikah dengan sosok matrealistis seperti aku? Jujur saja Mark, aku tidak suka menjadi miskin."
Haechan benar-benar memancing pertengkaran.
"Kalau aku miskin kau tidak mau menikah denganku, begitu?"
"Karena kau tampan jadi aku pertimbangkan."
"Selain hartaku ternyata kau cuman mengagumi visualku."
Haechan terkekeh, "Jangan terlalu mendramatisir, Suamikuuu~."
Haechan memeluk Mark dari samping dan menyandarkan kepalanya di dada sang suami. Menggeser sedikit posisi bayi mereka yang tertidur lelap di tengah.
"Dulu cita-citaku ingin menjadi orang kaya, jika aku tidak bisa menjadi orang kaya, maka aku harus menikah dengan orang kaya."
Mark hanya diam mendengarkan celotehan lelaki manisnya.
"Jika aku hanya mencintai hartamu, mungkin aku akan membunuhmu saat ini juga dan merebut semua warisanmu. Tapi aku tidak seperti itu, Mark."
Haechan mengeratkan pelukannya, "Aku takut kehilanganmu."
Secarik senyum Mark kembangkan, dikecupnya kening Haechan lembut, "Tidurlah, kau tenang saja kita tidak akan jatuh miskin."
"Sombong sekali."
"Aku tidak ingin berbagi kepada siapapun tentang masa laluku, tapi aku berusaha menjadikan dirimu pengecualian."
KAMU SEDANG MEMBACA
he's afraid to lose me • markhyuck ( ✔ )
Fanfic(DITERBITKAN) Tak ada yang percaya bahwa Haechan yang biasa-biasa saja telah lebih dari menjalin kasih dengan pria idaman makhluk Tuhan, Mark Lee. ( bxb . mpreg . age gap . ) Nb. Mark di sini itu terlihat lebih muda, jadi jangan bayangin om om ;-;